Home / Romansa / DILEMA DUA HATI / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of DILEMA DUA HATI : Chapter 21 - Chapter 30

195 Chapters

Berita Tak Diinginkan

Setelah mencoba dan terus mencoba, pada akhirnya Gu bisa memperoleh pekerjaan di klinik. Tak mudah merayu pemilik klinik, sebab gadis asal Khazakh itu tak lagi punya bukti bahwa ia seorang dokter umum. Dan ia pun berakhir di sana sebagai petugas kebersihan saja. Setidaknya, Gu masih bisa bekerja di lingkup medis, bertemu alat-alat kedokteran juga obat-obatan. Walau rasanya ia sedikit terhina ketika harus menyapu dan mengepel ruangan saja. Namun, tak ada pilihan lain, karena ia tak mungkin terus-terusan merepotkan Sarah. Pemilik klinik tersebut adalah seorang dokter perempuan. Awal mulanya ia tak ingin memperkerjakan Gu, sebab klinik itu sudah ada petugas kebersihan. Namun, ia sempat mendengar cerita dari dokter yang berjaga tempo hari bahwa gadis berambut keriting itu sempat dirawat sebentar, indikasi disebabkan karena trauma ringan mengarah berat karena korban perkosaan. Lagi pula saat ditanyai, Gu bisa menjawab jenis-jenis obat, alat medis serta penyakit dan cara penanganan pertama
last updateLast Updated : 2022-11-16
Read more

Anugrah atau Bencana

Gu meminta tespack pada petugas yang jaga di klinik. Kemudian ia bergegas ke kamar mandi, tentu dengan tangan juga kaki yang luar biasa gemetar. Ia gunakan alat itu seperti petunjuk yang tertera. Kemudian, detik yang berlalu terasa sangat lama sekali bagi gadis itu. “Negati, negatif, negatif, please!” Tak berkedip mata birunya melihat baru satu garis merah yang tercetak. Lalu seketika harapannya hancur sudah, tanda bahwa dirinya positif tak terelakkan lagi. Namun, ia masih berkilah, ada lima alat penguji, ia coba semua. Gu berharap ada setidaknya salah satu saja yang negatif. Sayang sekali, tidak ada satu pun yang sesuai dengan keinginannya. Ia tak bisa mengelak lagi, ada janin tak diinginkan yang tumbuh di dalam rahimnya. “Aku harus bagaimana?” Gu duduk di kamar mandi selama beberapa waktu. Berapa kali pun ia pandang test pack itu tetap saja tak berubah menjadi negatif. Benih dari lelaki yang paling ia benci dititipkan padanya. “Sial. Sudah laki-laki itu menghancurkan hidupkan sek
last updateLast Updated : 2022-11-16
Read more

Keputusan yang Sulit

“Aku ingin menggugurkan anak ini, Nyonya,” ucap Gu ketika Hela baru saja tiba, tentu dengan setengah berbisik.“Kita bicara di ruanganku.” Hela tersenyum ramah pada salah satu pasien, seorang wanita yang juga sedang hamil besar. Gu berpaling dan tak mau tahu sama sekali. “Aku serius, aku tak bisa hidup membawa janin kotor ini.” Dua orang perempuan itu duduk berhadap-hadapan dalam pantry sambil menyesap secangkir kopi panas. “Sudah kau pikirkan baik-baik?” tanya Hela, Gu mengangguk dengan penuh keyakinan. “Bisa saja aku menggugurkan bayimu sekarang. Tapi aku ingin mengajakmu ke kota dulu. Ada sebuah obat yang harus aku beli. Dan aku tak bisa mengaborsi bayimu di sini. Terlalu riskan, ada sebuah kenalanku yang biasa melakukannya. Dia sering menggugurkan bayi-bayi yang tidak diinginkan oleh sepasang kekasih. Biasanya alasan masih ingin bersenang-senang. “Aku berbeda dengan mereka. Aku tak menginginkannya karena lelaki itu orang yang paling aku benci,” bantah gadis bermata biru itu. A
last updateLast Updated : 2022-11-16
Read more

Menikmati Ujian

Setelah mampu berdamai dengan hati dan kesedihan, juga dendam yang tak akan pernah surut, Gu menerima dengan sepenuhnya anak yang dititipkan dalam kandungannya. Bahkan ia rutin memeriksakan calon bayi dalam rahimnya, demi agar tidak kekurangan vitamin. Cinta, tak bisa dipungkiri tumbuh perlahan-lahan, walau hadirnya dengan cara yang sangat menyakitkan. Usia kandungan itu telah memasuki lima bulan, tak sabar Gu ingin mengetahui apa anak yang dikandungnya, entah laki-laki atau perempuan. Sarah jadi ikut ketularan bahagia sendiri. Ia tak sabar juga menanti cucunya untuk lahir. Setiap malam sebelum tidur selalu ia bacakan ayat-ayat suci agar anak dalam kandungan itu terbiasa mendengarnya. “Semoga yang lahir nanti anak perempuan. Aku tak pernah mengurus mereka dari dulu. Pasti menyenangkan.” Sarah mengelus perut Gu yang sudah mulai bergerak. Terkadang gadis itu menyesali mengapa dulu ia nyaris menggugurkan kandungannya. “Aku lebih memilih anak laki-laki saja. Supaya besarnya nanti dia b
last updateLast Updated : 2022-11-16
Read more

Humaira

“Humaira, iya nama yang cantik untukmu, Cucuku.” Sarah mengelus pipi anak Gu. Ia dijemput oleh orang suruhan Hela untuk menjenguk satu pendatang baru di dunia mereka bertiga. Gadis tanpa suami itu hanya mengangguk saja, ia sendiri tidak pernah sibuk memikirkan nama untuk putrinya. Sebab yang lebih antusias menanti kelahirannya yaitu Sarah Ketika kondisi Gu dan putrinya sudah baik-baik saja. Hela mengantar ketiganya pulang. Empat perempuan dalam kendaraan yang sama. Memiliki nasib yang hampir-hampir mirip. Humaira sendiri belum tahu akan bagaimana jalan hidupnya, ia hanya dibesarkan dengan para ibu saja tanpa kehadiran seorang ayah yang jauh berada beberapa ratus kilometer dari desa itu. Untuk pertama kalinya Hela masuk ke rumah kecil Sarah. Hunian yang hangat sebab ada tawa anak kecil di dalamnya. Tidak ada yang spesial dalam penyambutan sang bayi, hanya makan malam biasa yang dimasak bersama Hela dan Sarah. Gu sendiri sedang asyik menimang putrinya. Mereka tak menggunakan box bayi,
last updateLast Updated : 2022-11-16
Read more

Mimpi yang Kandas

Hela sedang menjalankan sebuah operasi caesar, salah satu ibu yang telah cukup umur untuk melahirkan. Tentu saja Gu ada di sana membantu. Dua tahun sudah ia menjadi asisten Hela, sudah banyak yang ia kuasai walau tak mengeyam pendidikan di fakultas lanjutan. Ilegal memang, tapi semua juga terjadi karena suatu sebab. Bisa saja Gu melanjutkan kuliahnya. Namun, negara yang ia tinggali kini juga berada dalam pengaruh Balrus. Hingga dua wanita itu sama-sama tak berani terlalu menampakkan diri. Berada di daerah perbatasan dan sunyi merupakan pilihan yang tepat.“Selesai.” Gu sudah merapikan jahitan pada perut ibu itu. Sementara bayi yang telah dikeluarkan diurus bersama dua orang perawat. “Kau semakin mahir. Andai saja ada cara untuk melegalkan kemampuanmu.” Hela membuka pakaian operasinya. Ia keluar dari ruangan itu, selanjutnya para perawat yang mengurus semuanya. Gu dan Hela sama-sama mencuci tangan di kamar mandi khusus tenaga medis. Wajah yang sama-sama kelelahan. Hari ini begitu bera
last updateLast Updated : 2022-11-16
Read more

Bimbang

Gu terpekur di depan makam Sarah. Wanita itu dikubur di ladang tempat mereka biasa menanam kentang atau tanaman lainnya. Penyesalan gadis itu tiada terkira, andai saja permintaan untuk pergi ke Negeri Syam bisa ia jangkau, akan ia penuhi. Sayangnya, untuk ke sana pun tidak mudah. Apalagi untuk ibu tanpa suami dan anak tanpa ayah seperti mereka berdua. Tidak ada yang melindungi. Beruntung saja penyelenggaraan jenazah itu dibantu oleh Hela serta beberapa tetangga. Semampunya Gu ikuti sesuai tata cara islam. Masih ingat gadis bermata biru itu dengan perkatan Sarah beberapa minggu lalu. “Gu, aku sudah membeli kain kafan, memang di sini harganya mahal sekali. Tapi aku menggunakan uangku sendiri,” ujar Sarah ketika Gu baru saja pulang kerja. “Untuk apa, Bu?” Terkejut gadis itu, serasa ia akan ditinggal mati dalam waktu dekat. “Jaga-jaga andai aku mati. Apa kau tak kasihan denganku, Gu, sedikit saja.” Menghiba wanita paruh baya itu. “Maksud Ibu, apa? Adakah yang ingin Ibu beli?” tanya Gu
last updateLast Updated : 2022-11-16
Read more

Teror yang Kembali

Hela tak bisa tidur beberapa malam. Ia tahu cepat atau lambat suaminya akan mengetuk pintu rumah itu. Lalu masuk dan entah apa yang akan terjadi pada dirinya. Wanita berambut pirang tersebut sudah sangat paham perangai lelaki yang sudah tak terhitung berapa banyak perempuan yang telah disakiti. Suara decit mobil direm terdengar di telinga Hela. Wanita itu duduk dengan tenang sambil menenggak segelas anggur merah, ia tahu ini merupakan detik-detik kematiannya. Atau jika tidak mati ia pun tak ubahnya seperti mayat hidup saja diperbudak lelak bengis itu. Sebelum semua itu terjadi, ia mengambil ponselnya menghubungi seorang gadis yang ia khawatirkan akan terjadi sesuatu juga padanya juga sang putri, sebab identitas mereka yang begitu kentara sebagai muslim. Beruntung Sarah telah berpulang terlebih dahulu. Panggilan itu akhirnya diangkat juga. “Gu, ini pesan terakhirku untukmu. Pergilah, sekarang juga, yang jauh, jangan pernah berpikir untuk kembali. Selamatkan hidupmu juga putrimu,” uca
last updateLast Updated : 2022-11-16
Read more

Tujuan Hidup

“Kau yang gila! Bagaimana kalau mobil ini menabrak pembatas jalan dan kita mati, ha!” bentak Ed. Ia terkejut dengan tindakan nekat Gu. “Lebih baik kita mati bertiga dariapada kau membawaku ke Cina. Kau gila? Cina itu jauh dari sini, ras kita juga berbeda dengan mereka. Pikirkan dua kali Ed. Pakai otakmu jangan hanya nafsu saja yang kau utamakan.” “Ya, kau pikir kita harus ke mana. Hanya ada dua pilihan. Ada dua wilayah yang masih dekat dengan Balrus tapi tak akan pernah mereka berani mengusiknya. Satu Cina, satu lagi Negeri Syam. Aku tak mau ke Syam, di sana kaku dan tak boleh minum dan main judi dan main perempuan. Apa enaknya hidup kaku seperti itu.” “Ke mana? Negeri Syam. Iya aku pilih ke sana saja. Antar aku ke sana. Aku tak mau ke Cina titik!” “Aku tak mau, titik.” Tak kalah Ed berargumentasi. Maira hanya melihat bergantian dua orang dewasa itu saling adu mulut. Sampai akhirnya … “Aku tak suka main kasar sebenarnya, Ed. Tapi kalau kau tak mengantarku ke Syam. Aku tembak kepa
last updateLast Updated : 2022-11-16
Read more

Kisah Dua Pria

Ali dan Firdaus sejak sampai di Negeri Syam telah menjadi sahabat yang begitu dekat satu sama lain. Mereka saling memberi manfaat. Ali mengajarkan ragam ilmu pengetahuan tentang senjata, cara membangun ketahanan fisik, strategi perang, hingga lambat laun Firdaus tubuhnya menjadi semakin kekar dan tegap. Akhirnya lelaki berambut ikal itu mengajarkan pada yang lain juga. Ali sesekali turun tangan jika memang diperlukan. Dibawah pengawasan dua orang pria itu terbentuklah suatu kesatuan yang cukup kuat. Sudah banyak wilayah yang berhasil dibebaskan. Bahkan tak menutup kemungkinan untuk menguasai armada angkatan udara milik musuh. Hanya saja usaha lebih keras tetap dibutuhkan. Sedangkan Firdaus sendiri mengajarkan ilmu agama pada Ali. Tak jarang pula keduanya pergi ke majelis ilmu bersama-sama. Ragam pengetahuan baru Ali dapatkan. Di tahun pertama ia intens belajar membaca Al Qur’an, sholat dan tetap turun perang. Lalu dengan memantapkan hati di tahun itu juga ia menunaikan ibadah puasa s
last updateLast Updated : 2022-11-16
Read more
PREV
123456
...
20
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status