Setelah barusan membeli bahan-bahan persediaan dan mengirim mereka ke gudang toki, aku kembali ke rumah. Tetapi sebelum itu Andin mencegatku, menarik lenganku hingga kami berhadapan.Wajahnya menaruh kekhawatiran terhadapku, namun aku menepis semua kegelisahan dengan senyuman. Tetapi gadis itu tahu akan kesedihan yang terpancar dari sorot mataku. Andin bukan satu atau dua hari bersamaku, dia sudah hampir dua tahun hidup satu atap denganku. Jadi gadis itu begitu paham dengan perubahan yang terjadi padaku."Kenapa, Din?" tanyaku.Dia menggeleng, melepas lenganku sembari menghela napas."Mbk, lagi ada masalah, ya?" tanyanya menatapku lagi."Mbk bisa cerita sama aku, Andin siap dengar cerita sama kasih saran buat, Mbk." Andin terus mendesakku.Aku menggeleng, enggan memberitahu kegalauanku selepas menerima telepon tadi siang. Andin tidak memaksa. Walau aku tahu dia sangat penasaran."Huh ... yaudah deh, Mbk. Andin istirahat dulu. Jaga kesehatan, ya, Mbk!" ucap Andin berbalik badan melangk
Last Updated : 2023-02-02 Read more