All Chapters of AKIBAT HASRAT TAK TERBENDUNG: Chapter 41 - Chapter 50

63 Chapters

Bab 41

POV DONAHari ini aku berdandan cantik, rencananya mau ketemuan sama yayangku Andrean. Ia rencanya akan mengajak aku menginap di puncak.Kesempatan ini aku gunakan mumpung Reno sedang sibuk dengan beberapa projek-projek dia. Ada tentang projek tender pembangunan jalan tol dan pembuatan pabrik spare part.Selain itu Reno juga sibuk dengan bocah udik itu. Heran, bocah kayak gitu aja dibelain. Tapi ada untungnya juga, aku bisa lebih bebas bertemu dengan Andrean sang pangeran bule dari Amrik."Hai, honey, sudah lamakah menunggu aku?" tanyaku ketika sudah berada di hadapannya. Seperti biasa kami ketemuan di restoran mewah khas makanan luar negeri. Yang pastinya harga makanannya mahal-mahal. Yah, namanya juga orang kaya pasti harus makanan mahal. Kalau makanan kaki lima, ah! Ogah banget, jorok tempatnya. Lagian gak romantis.Beda dengan makan di restoran. Tentu menambah gengsi kita sebagai kaum kasta tertinggi. Kalau janda udik itu, aku yakin, jangankan makan di restoran mewah. Beli makanan
Read more

Bab 42

POV RENOAkhirnya setelah aku mendesak kepolisian untuk membuat para penculik Naomi itu mengaku dapat juga otak si penculik.Aku gak nyangka sama sekali dengan Andrean, kenapa ia melakukan hal tersebut? Padahal kami tidak ada masalah apa-apa. Malah kami dalam rangka kerja sama dengan perusahaan tempat ia bekerja.Aku pun kemudian kembali mendesak kepolisian untuk mengungkap motif apa sebenarnya dengan apa yang dilakukan Andrean. Gak habis pikir saja!Dalam waktu satu hari, akhirnya aku mendapat kabar yang sangat mengejutkan.Yah, Dona! Dona di balik semua peristiwa tersebut. Sungguh, aku tidak menyangka sama sekali. Dona yang berparas cantik jelita memiliki hati buruk rupa.Ketika waktu di kantor, aku mendapatkan kabar dari kepolisian bahwa Dona sudah dijemput dari rumah dan sudah dalam sel tahanan.Kasihan sebenarnya Dona yang biasa hidup enak dan tidur di kasur empuk, rumah mewah lengkap dengan pembantu yang selalu siap melayaninya harus mendekam dalam sel tahanan yang pasti jauh da
Read more

Bab 43

"Rini Amanda Tyas, silahkan ikut saya, ada yang ingin bertemu," ucap salah seorang sipir siang itu ketika aku sedang kursus menjahit."Baik, Bu," ucapku.Aku kemudian mengikuti sipir penjaga menuju tempat seperti biasanya. Di dekat lapangan badminton.Terlihat di sana dari kejauhan sudah menunggu anak gadisku Naomi berada di tengah-tengah pak Pramono dan Bu Rosalinda.Melihat aku datang, Naomi berlari-lari kecil menghampiriku. Kami langsung berpelukan melepas kangen. Kuciumi pipinya Naomi yang sudah kembali semula. Gembil, tampak bersih kulitnya dan wajahnya ceria.Alhamdulillah, berarti Naomi bahagia bersama pak Pramono dan Bu Rosalinda. Tampaknya mereka begitu menyayanginya. Namun, kembali rasa bersalah menelusup hatiku kepada Bu Rosalinda. Seandainya ia tahu siapa Naomi apakah ia akan menyayangi Naomi?Ya Allah, aku ingin bertaubat sekaligus ingin meminta maaf dan berterus terang kepada Bu Rosalinda, tapi bagaimana caranya ya Allah.Berilah hamba jalan keluar yang terbaik agar aku
Read more

Bab 44

"Mbak Rini, selamat ya, sudah bebas, jangan lupa jenguk kami di sini," ucap teman satu sel. "Insya Allah saya akan menjeguk kalian," ucapku. Mereka semua satu persatu memelukku. Memeluk tanda perpisahan. Ada juga yang menangis karena haru mendengar aku bisa lepas dari segala tuntutan karena mendapat amnesti dari Bapak Presiden.Mereka semua mengucapkan selamat. Aku juga tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih atas kebaikan teman-teman satu sel. Dalam hati aku berjanji akan menjenguk dan berbagi makanan bila sudah memiliki Rizki.Setelah berpamitan dan mengurus surat-surat pembebasan. Akhirnya aku keluar dari sel dan menghirup udara bebas. Didepan gedung tahanan aku sujud syukur atas kebebasan ini."Terima kasih banyak Bu Donita, atas banatuan ibu selama ini. Saya tidak tahu harus bagaimana membalas kebaikan ibu. Selain membantu proses hukum ibu juga sering mengirim makanan buat saya. Terima kasih banyak Bu," ucapku ketika aku di sambut keluar oleh Bu Donita."Tidak usah dipikirin
Read more

Bab 45

"Maaf Tante, gak sengaja tidur dipangkuan Tante. Habis nyaman sih, kayak tidur dipangkuan Mama. Bedanya kalau mama sambil elus-elus rambut Andika. He he he," ucap Andika sambil garuk-garuk kepala."Tidak apa-apa, Andika. Tuh lihat mata Andika ada tai matanya," ucapku sambil membersihkan kotoran di sudut matanya karena habis tidur."Terima kasih Tante, Tante baik sekali. cantik sekali lagi. Gak kalah sama Mama cantiknya, Pa. Mau dong Tan, di ajak jalan-jalan nanti sambil digandeng tangan Tante. Boleh ya, Pa, Andika minta di ajak jalan-jalan sama Tante Rini," rengek Andika."Kalau Papa sih boleh saja. Tapi kamu tanyakan dulu sama Tante Rini, mau gak? Lagian Tante Rini juga sibuk gak kayak kamu main game Mulu kerjaanya," cecar Reyhan sambil keluar dari mobil. Begitupun aku dan Andika sama keluar dari mobil lalu berjalan beriringan."Ya, aku main game kan karena kesepian Pa, gak ada Mama. Coba ada Mama, ada yang nganterin sekolah, ada yang nganterin berenang, ada yang nganterin beli buku
Read more

Bab 46

POV PramonoPagi itu saya pergi jogging selepas mengantar Naomi ke sekolah bersama teman-teman relasi bisnis, sehabis jogging kami duduk cari sarapan kopi di pinggiran kota, sambil menunggu waktu menjemput Naomi di sekolah.Ya, sekarang saya yang antar jemput Naomi sendiri. Sebab saya khawatir kejadian penculikan itu terjadi lagi karena kelengahan Reno.Saya sangat menyayangi Naomi, apalagi ia adalah kemungkinan anak saya meski dari hasil hubungan gelap. Saya tak ingin terjadi apa-apa dengannya. Bahkan Reno sekalipun saya ancam jika terjadi apa-apa dengan Naomi maka berhadapan dengan saya.Naomi begitu lucu menggemaskan dan cantik. Tiap hari saya selalu meluangkan waktu mengajaknya jalan-jalan selepas pulang sekolah. Segala permainannya saya penuhi, makanan maupun hobby dia saya salurkan. Naomi terbilang anak yang penurut dan tidak neko-neko. Namun begitu, saya ingin melihat ia bahagia karena selama ini ia pasti tidak pernah mengenyam rasa bahagia hakiki semenjak lahir ia harus hidup
Read more

Bab 47

POV DONAHari demi hari sudah aku lalui di sel Tahanan ini. Sungguh tidak menyenangkan sama sekali berada di tahanan. Sudah mirip di neraka rasanya. Orang-orang yang menghuni pun kumuh-kumuh penampilannya. Cuma aku aja yang paling cantik dan bersih. Namun, jika aku kelamaan di sini bisa jadi kecantikanku akan memudar. Duh gawat. Padahal perawatan kecantikan itu mahal. Sia-sia dong selama ini aku sering ke klinik kecantikan untuk mempertahankan kecantikanku.Ini semua gara-gara bocah udik itu. Aku masuk penjara, digugat cerai oleh Reno, Andrean juga masuk sel, belum dapat hartanya Reno lagi. Huh! Sial ... Sial ....!Di sel aku juga kerap di bully. Katanya model dan calon artis sinetron kok masuk tahanan. Katanya banyak duit kok, duitnya gak bisa membebaskan dari sel tahanan. Benar-benar ya, mereka kelewatan. Tidak sudi aku kumpul dengan kalian para penjahat. Kalau aku bukan penjahat. Aku anak pejabat teras, calon artis sinetron mana level duduk dan tidur satu tikar dengan kalian. H
Read more

Bab 48

Bab 48Alhamdulillah, sudah beberapa puluh rumah sudah deal. Lumayan upahnya bisa untuk menyambung hidup.Kring kring kringTerlihat nomor tak di kenal di layar ponselku."Hallo, selamat sore, ini Rini marketing PT Indah Propertindo, dengan siapa yah? Ada yang bisa saya bantu?" jawabku."Nte! Ini Andika, Nte," Suara anak kecil laki-laki terdengar diseberang telfon."Oh, Andika, apa kabar Andika, ini nomer kamu yah, kok gak pakai nomer Papa kamu?" ucapku sambil tersenyum."Iya Nte, ini nomer Andika, simpan ya, Nte.""Kabar baik Nte, ini Nte, Besok Andika mau pindahan ke rumah Baru, Nte ke sini yah?" ucap Andika."Oh, sudah mau pindahan, ya, Insya Allah, emang barang-barangnya sudah di pindah ke rumah baru semua?" tanyaku."Sudah Nte tadi siang, rumah sudah kosong. Ini Andika tinggal di hotel Nte sama Papa, mau bicara sama Papa gak Nte?" ucap Andika."Gak usah, Papa kamu kan sibuk, besok kalau Tante jadi ke sana kan ketemu," ujarku."Gak sibuk kok Dek, Rini. he he he. Kami mau adakan
Read more

Bab 49

49Acara doa bersama di rumah mas Reyhan berlangsung sederhana saja. Hanya mengundang tetangga kompleks. Sembari memperkenalkan diri sebagai warga baru. Aku juga ikut membantu mempersiapkan hidangan untuk tamu undangan hingga acara selesai. Bersih-bersih piring dan gelas bekas hidangan.Pekerjaanku usai sekitar jam sembilan malam. Akhirnya aku pamit pulang."Mas, Rini pamit pulang, ya," ucapku ketika seluruh perabotan, piring dan gelas sudah aku bereskan bersama Bi Iyem."Tunggu, Mas antar ya, udah larut malam. Ntar ada apa-apa lagi di jalan, yah," ucap Mas Reyhan."Gak usah Mas, Rini biasa sendiri kok, insya Allah gak ada apa-apa," ucapku menolak dengan halus."Gak, kamu yang mengundang aku jadi aku tanggung jawab hingga kamu pulang, Ok," ucap Mas Reyhan."Nte, nginap sini aja, Nte, ntar tidurnya sama Andika saja, yah," ucap Andika tiba-tiba.Mas Reyhan memalingkan wajahnya ke arah Andika. "Andika ... Sssttt ...." ucap Reyhan melarang Andika."Terima kasih Andika, masa Nte tidur di
Read more

Bab 50

POV RENOWeekend ini, kemana, ya, di rumah juga sepi, Naomi dirumah Mama. Atau aku ajak jalan-jalan Noami saja. Kalau jalan sendiri tak enak gak ada yang diajak ngobrol.Tapi bagaimana cara mengajak Naomi agar diijinin sama Papa?Donita? Yah, Donita! Aku bisa ngajak Donita ke rumah Papa kemudian menjemput Naomi. Pasti di kasih!Segera ku pencet nomor ponsel Donita.Akhirnya tersambung juga."Selamat pagi Bu, apa kabar?" Sapaku sesopan mungkin kepada Donita."Pagi juga, Pak Reno," jawab Donita."Kok panggil Pak, kan kesepakatan panggilannya Mas," ucapku."Kok panggil Ibu, katanya mau manggil Nama," jawabnya."Oh, iya, Bu, eh, iya, Mbak, eh, iya Dek Donita, ma-ma-maaf he he he," ucapku sambil terkekeh."Ada apa nih, mas Reno," tanya Donita."Mmm, Mas mau minta tolong. Temenin Mas jemput Naomi dirumah Papaku yah, rencana Mas mau ajak Naomi jalan-jalan mumpung weekend, kamu sibuk gak?" tanyaku."Gak sibuk sih, boleh, sekarang?" jawabnya."Iya, Bu, sekarang eh, Dek Donita, iya sekarang
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status