Semua Bab Bukan Teman Tapi Sekamar?: Bab 31 - Bab 40

95 Bab

Ciuman Tak Langsung

“Sama seperti sebelumnya, permainannya sangat tidak masuk akal,” ketus Amanda dengan kedua tangan bersedekap di depan dada. Arah pandang wanita itu tertuju pada lokasi permainan yang masih sama di lokasi memanah.“Benar juga, jika dipikir-pikir, mengapa harus ada lomba balap karung? Panitiannya sungguh tidak kreatif,” sambung Marsha membenarkan. Keduanya berdiri di garis finish seperti yang diminta oleh panitia. Tentu saja tujuannya agar semua peserta bisa tertangkap dalam kamera.Amanda menutup mulutnya sendiri untuk menahan tawa yang siap dikeluarkan begitu mendapati Senja memakai karung goni dengan wajah netral. Pria itu tampak tidak keberatan, tetapi malah terlihat lucu. Dibanding tiga pria lainnya, Senja lah yang memiliki tubuh paling tinggi. Alhasil pria itu harus meluruskan tangan agar karung goni itu bisa bertahan.Senja menatap Amanda sebentar, ia menyadari jika gadis itu sedang menahan tawa karena melihatnya melakukan permainan lelucon ini. Oh ayolah, Senja langsung merasa t
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-13
Baca selengkapnya

Ajakan Senja

Amanda mengambil alih botol di genggaman tangan Senja. Arah pandang gadis itu menengadah, lebih tepatnya tertuju pada Senja yang masih menatapnya dengan seulas senyuman."Aku boleh meminumnya?" tanya Amanda dengan kedua alis terangkat. Senja langsung menganggukkan kepala guna dijadikan respon balasan. Setelahnya, pria itu kembali mendudukkan diri di kursi samping Amanda. Yakni kursi yang beberapa jam lalu sempat ia singgahi.Melihat ekspresi kelewat tenang yang tengah Senja perlihatkan, Amanda mengerjapkan pandangan. Senja terlalu tenang, padahal secara tidak langsung pria itu memberikan akses penuh untuk Amanda, agar meminum air mineral bekas bibir pria itu secara langsung. Mungkin, bagi Senja ini adalah hal sepele yang tidak perlu dibesar-besarkan. Namun menurut Amanda, ini cukup membuatnya gugup. Mau bagaimanapun, ia pernah berdekatan dengan pria lain tapi tidak sampai minum dengan satu botol yang sama dengan mereka. Bisa dikatakan jika ini adalah pengalaman pertamanya.Sejak dulu
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-13
Baca selengkapnya

Sedikit Amarah

Makan siang berakhir lebih lama dibandingkan prediksi Amanda. Setelah membereskan bebas makanannya sendiri, gadis dengan rambut tergerai bebas itu mengedarkan pandangan. Ia mengerutkan dahinya saat tidak menemukan Senja di manapun. Kemana pria itu pergi? Padahal, mereka berdua makan bersama tadi. Namun Senja selesai lebih dulu dan pamit untuk pergi ke toilet. Namun hingga sepuluh menit berlalu, keberadaan Senja belum tertangkap dalam indra penglihatan gadis itu.“Kemana dia pergi?” tanya Amanda dengan dirinya sendiri. Sejenak, gadis itu kembali memutar tubuh. Namun bukannya menemukan Senja, Amanda malah melihat Dion berjalan mendekat dengan senyuman tulus.Ada bagian dari diri Amanda yang merasa was-was, ia takut Senja melihat Dion. Mau bagaimanapun, pertemuan terakhir kedua pria itu tidak bisa dikatakan baik. Jadi menurut Amanda, emosi Senja bisa saja keluar jika kembali melihat Dion mendekatinya.“Halo, Manda,” sapanya kelewat hangat. Senyuman pada wajah pria itu masih terbit denga
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-13
Baca selengkapnya

Ego Yang Menjauhkan

Sepeninggal Dion, Senja masih mempertahankan raut wajah masamnya. Amanda hanya menahan senyuman karena wajah tak biasa yang pria itu perlihatkan.“Senja,” panggilnya. Gadis itu menahan senyum saat pria di sampingnya kembali mengalihkan pandangan ke arah lain. “Apa yang sedang kamu lakukan? Menghindari tatapanku, heh?” sambung Amanda bertanya. Senja langsung mendengus kesal, lalu menatap ke arah Amanda dengan tatapan yang tidak bisa dideskripsikan.“Memang menghindar, puas?” Senja kembali memalingkan wajahnya ke arah lain setelah memberikan respon. Sementara Amanda langsung terbahak. Demi neptunus, baru pertama kali ini ia melihat raut wajah masam milik Senja. Pria itu seolah-olah melepaskan cangkang dengan label ‘pria cool’ di mata Amanda. Mendengar tawa yang Amanda udarkan, Senja semakin merasa kesal.Persetan dengan keadaan sekitar, mungkin ada banyak orang yang merasa terkejut karena ikut ia pelototi saat ini. Bahkan ada beberapa gadis dari tim tata rias yang langsung mengurungka
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-13
Baca selengkapnya

Hari Kedua

Senja mendengus kesal, sudah berulang kali ia melihat Amanda membawa botol yogurt pemberian Dion sore tadi. Wanita itu tampak tidak berniat melepasnya barang sebentar saja. Dan ya, sebenarnya itu berhasil membuat Senja merasa kesal. Pria itu bahkan mengembuskan napas berulang kali setiap melihat Amanda memandang botol kecil itu dengan tatapan penuh binar.Langit mulai menggelap walau ini masih pukul enam sore. Begitu mendapati Amanda berjalan begitu saja, Senja langsung mencekal pergelangan sang gadis. Tatapannya yang terbilang netral berhasil membuat Amanda menghela napas panjang. Kedua alisnya terangkat, lalu menatap Senja dengan pandangan bertanya tanpa berniat mengudarakan suaranya.“Kamu mau pergi kemana?” tanya Senja. Pasalnya, gadis itu berniat berjalan menjauhi lokasi perkemahan. Amanda berdecak, mengapa ia tidak menyadari sejak dulu jika Senja adalah orang yang menyebalkan seperti ini? Benar-benar membuat kesal.“Apa pedulimu?” tanyanya ketus. Amanda berusaha melepaskan cen
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-13
Baca selengkapnya

Amarah Yang Tiba-tiba Meluap

Angin malam yang datang berhembus membuat perkemahan itu terasa begitu dingin. Amanda yang tengah berada di luar, langsung dihampiri oleh Dion yang tengah memakai jaket berwarna hitam miliknya. Sementara itu, Senja yang tengah memandang Amanda dari tenda satu regunya hanya bisa menahan kesal ketika Dion mendekati gadis itu.“Lagi-lagi dia benar-benar membuatku kesal!” batin Senja dalam hati. Bahkan ia beberapa kali memukul sebuah bambu yang digunakan sebagai penyangga tenda milik regunya. “Pakai ini.” Pria bernama Dion itu lalu melepas jaket yang dikenakannya untuk Amanda, ia merasa tidak tega melihat seorang gadis cantik kedinginan di tengah malam yang begitu ramai dengan para peserta kemah.“Ti- tidak perlu.” Amanda merasa sungkan ketika Dion meminjamkan jaket miliknya padanya, namun Dion tampak tidak mempermasalahkan itu.“Kamu hari ini begitu cantik, mau aku foto?” Dion menawarkan kepada gadis yang berada di sebelahnya saat ini, dengan senang hati Amanda menerima tawaran dari pri
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-13
Baca selengkapnya

Rasa Bimbang

Setelah berbincang dengan Dion sebelumnya, Amanda kembali bersama dengan Marsha yang telah menghampirinya menuju tenda regunya. “Amanda?” Gadis bernama Marsha itu memanggil nama sahabatnya sambil menggandeng tangannya. Amanda yang saat itu tengah memikirkan sesuatu lalu menatap sahabatnya, “Ada apa?” “Sebenarnya kamu pilih Dion atau Senja, sih? Aku perhatikan kamu juga suka pada mereka,” celetuk Marsha yang rupanya telah mengamati hubungan sahabatnya dengan kedua laki-laki bernama Senja dan Dion itu. Mendengar hal itu, Amanda tertegun, gadis itu tampak kebingungan ketika akan menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh sahabatnya itu.“A-aku …” Amanda tak mampu mengatakan sesuatu di hadapan Marsha. “Aku apa?” tukas Marsha ketika sahabatnya itu tidak melanjutkan apa yang dikatakannya. Marsha menghela nafasnya sejenak.“Aku tahu perasaanmu, Amanda. Tapi … harusnya kamu pilih salah satu dari mereka,” tutur Marsha menasehati salah satu sahabatnya itu. Amanda tampak tertunduk lesu, meman
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-13
Baca selengkapnya

Kejadian Tidak Menyenangkan

Amanda jatuh pingsan setelah mendapatkan hukuman dari pembina, Bianca yang tahu lalu tersenyum ketika gadis yang dibencinya itu mengalami suatu masalah. Marsha, selaku sahabatnya segera membantu agar Amanda lebih cepat siuman. Gadis itu membubuhi minyak kayu putih pada tubuh Amanda. "Astaga, Amanda." Marsha merasa iba dengan keadaan teman dekatnya. Senja yang berada di luar tenda, menunggu agar Amanda agar cepat siuman. Tak lama kemudian, Marsha menghampiri Senja yang berada di luar tenda. "Sebenarnya apa yang terjadi dengan Amanda? Kenapa dia sampai dihukum seperti itu?" Tak lama kemudian, Marsha pun menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. "Dia dituduh mendorong Bianca, makanya dia sampai dihukum dengan pembina." Mendengar hal ini, Senja benar-benar merasa geram atas sikap Bianca yang begitu keterlaluan.“Bianca! Bianca!” Senja berteriak memanggil nama gadis yang sudah menuduh Amanda. Pria itu tampak menghampiri salah satu tenda milik regu putri.“Bianca!” Senja teriak untuk kedu
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-13
Baca selengkapnya

Terulang Kembali

Hujan deras mulai mereda. Aliran air pun mengalir di sekitar genangan yang mengelilingi area tenda para peserta kemah yang dibuat mereka sebelumnya.Kegiatan yang seharusnya dilakukan pada pagi hari, kini diubah menjadi siang hari. Cuaca yang semula mendung dengan awan hitam kini telah berganti menjadi cuaca yang begitu cerah dengan langitnya berwarna biru serta matahari yang bersinar indah. Membuat suhu yang semula dingin menjadi hangat.“Amanda?” Marsha memanggilnya, saat itu gadis cantik bersurai hitam dan panjang tersebut masih meringkuk di dalam selimut yang menutupi tubuhnya karena cuaca dingin. Suhu tubuhnya pun mulai membaik, Amanda tak lagi demam setelah meminum paracetamol yang diberi Marsha sebelumnya.“Amanda? Amanda?” Terdengar suara seorang pria dari luar tenda, Senja datang untuk menemui Amanda untuk memastikan keadaan gadis itu baik-baik saja.Marsha membuka resleting tenda untuk melihat siapakah yang telah memanggil Amanda kali ini, “Senja? Ada apa?” Marsha bertanya,
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-13
Baca selengkapnya

Antara Ragu dan Malu

Senja rupanya telah melakukan sebuah pelanggaran karena dengan berani masuk ke dalam tenda milik regu putri. Dengan tegas, Senja menjawab, "Tidak mau! Aku melakukan ini karena ada yang sedang sakit, dan tidak ada temannya yang berjaga di dalam tenda! Apa aku harus membiarkan dia begitu saja?" Tak ingin kalah dari Sang Pembina, intonasi suara Senja pun seketika naik dua oktaf. Hal ini membuat Sang Pembina merasa benar dan menganggap Senja telah membangkang dari segala aturan yang dibuat sebelumnya. "Berani kamu melawan saya? Kamu akan mendapatkan hukuman saat ini juga!" Pembina yang tidak diketahui namanya tersebut berusaha menarik Senja dari tenda milik regu putri, pria itu masih berada di bagian dapur. "Lepas! Biarkan aku memasakkan makanan untuk dia! Amanda belum makan dari tadi pagi!" Intonasi suaranya kembali meningkat ketika Pembina itu berusaha menariknya dengan paksa keluar dari tenda milik regu putri. Karena terjadi sebuah kegaduhan, Pembina bernama Lulu mendatangi keduany
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-13
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status