Pada kenyataannya, kehidupan memang dipenuhi rahasia. Seperti layaknya lautan yang tidak bisa diungkap seluruhnya, begitu pula manusia. Melisa yang Alina kira anak pendiam dan baik-baik, hingga dirinya merasa bersalah telah menjualnya pada Dipta, kini justru merasa lega telah jauh dari gadis manis itu. Pukul 00:29, Alina baru sampai di rumahnya yang asri. Beberapa jam perjalanan, lebih lama dari biasanya karena Erika dan dirinya hanya diam dan bergelut dalam pikir masing-masing. Erika duduk di ruang tamu, belum mengganti baju yang penuh keringat. Begitupun Alina, masih belum beranjak dari pintu yang sudah tertutup. Air matanya turun, kejadian tadi membuat psikologisnya terguncang.”Maaf ....” Suara Erika tersendat, tenggorokan terasa tercekat. Ada banyak yang ingin ia katakan pada sahabatnya, tetapi mulutnya hanya berkata "maaf" saja.”Lo berhak buat nggak ikut ke masalah yang udah gue buat, Rik. Gue hargai,” jawab Alina lirih. ”Makasih udah nolong gue tadi.” Alina beranjak ke pintu
Baca selengkapnya