Bab 1: MelamarAdam terduduk pasrah di kursi miliknya. Wajah berseri Adam mendadak memucat cepat, seakan darah berhenti mengalir. Tidak pernah terbayangkan di dalam benaknya selama ini, jika gadis yang ingin dipinang dan dimilikinya seumur hidup kini terhempas jauh.Kalimat demi kalimat yang meluncur dari bibir Toke Sofyan telah meninggalkan luka yang membelah hatinya. Di dalam hidupnya yang pahit, Toke Sofyan ikut menaruh garam di atas goresan yang menganga.Kepala Adam masih mengingat semua kalimat-kalimat tajam yang disebutkan oleh Toke Sofyan sesaat lalu, sebelum dia dan kedua pamannya yang berwatak keras kembali pulang dengan membawa malu.“Seratus manyam!” Toke Sofyan berseru, dia memukuli meja jati dengan ukiran bunga mawar di setiap bagiannya. Indah, mewah, berkelas, dan Adam tidak bisa menebak berapa harga perabot itu.“Se-seratus manyam, Toke?” balas Pak Wa Rajali, adik kandung dari ayah Adam yang sudah meninggalkan dunia ini sejak lama. Wajahnya serupa dengan Adam, bingung
Last Updated : 2022-09-24 Read more