Home / Pernikahan / Dipaksa Menikahi CEO / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Dipaksa Menikahi CEO: Chapter 31 - Chapter 40

62 Chapters

Kartu Keluarga yang Tertinggal

Dari dalam mobil Tio melihat Evan berjalan menuju mobil. Tapi ia melihat Evan seperti sedang menghapus air mata."Evan nangis? Benarkah?" gumannya sambil memicingkan matanya memperjelas penglihatannya. Beberapa detik kemudian Evan masuk ke dalam mobil."Udah Van ketemunya?" tanya Tio hati-hati Evan hanya mengangguk. Kali ini Tio yang mengemudi karena sedari tadi Tio duduk di kursi itu."Gimana? Aira bangun nggak pas lu masuk?" lanjut Tio mulai mencairkan suasana.Ia tahu pasti Evan sekarang sangat sedih terlihat jelas oleh Tio raut wajah Evan berubah total setelah bertemu Aira."Nggak, dia tidur." jawabannya singkat, Tio hanya mangut-mangut.Sampai di rumah Tio, Evan masih melamun melihat keluar jendela."Van," panggil Tio membuyarkan lamunan Evan."Eh, kenapa?" tanyanya membuat Tio tersenyum kecil."Gua udah nyampe, gua turun ya, hati-hati lu bawa mobilnya jangan melamun," lanjut Tio, Evan hanya mengangguk. Setelah Tio turun ia langsung pulang ke rumahnya.Disisi lain, Tio yang baru
last updateLast Updated : 2022-11-14
Read more

Aira Nyusul

Setelah Nenek Carolin pergi Aira masih mematung melihat kartu keluarga di tangannya.Tio dan Farra yang melihat itu saling melempar pandangan. Beberapa detik kemudian Aira berbalik melihat Tio dan Farra."Sini duduk dulu," ajak Farra, Aira langsung berjalan mendekatinya lalu duduk. Terlihat Tio menarik nafas dalam-dalam lalu melihat Aira."Saya nggak tahu harus mulai dari mana Ai, tapi yang harus kamu tahu Evan itu sangat sayang dan cinta banget sama kamu." ucap Tio hati-hati membuat Aira langsung menyergit."Gini Ai, kemaren Kak Evan pindah ke Singapura," lanjut Farra membuat Aira kaget.'Pindah ke Singapura? Kenapa? Farra nanggung lagi ngomongnya,' batin Aira penasaran tapi ia tetap berusaha bersikap datar."Dia pindah buat kamu senang Ai, kamu nggak mau ketemu dia lagi 'kan?" tanya Farra membuat Aira langsung melihat Farra, tapi Farra hanya mengangguk."Dia nggak bisa nahan diri kalo dia masih di sini dia selalu khawatir, dia selalu pengen buntutin kamu," sambung Tio membuat Aira l
last updateLast Updated : 2022-11-14
Read more

Aira Berangkat ke Singapura

Evan melihat jam tangannya sudah menunjukkan pukul 10.35.Itu artinya Aira sudah sampai di bandara, sedangkan Evan masih dalam perjalanan. 'Aira please jangan kemana- mana dulu, batin Evan sambil matanya terus melihat jam tangannya.Disisi lain, Aira yang baru saja sampai di bandara langsung celingak-celinguk.Tangannya langsung merogoh tas untuk mengambil ponselnya.la mencoba menghubungi Evan tapi hasilnya nihil. "Kok nggak bisa, sih?" gumamnya, kemudian ia melihat sinyal ponselnya tidak ada satu pun. "Ya Tuhan, ini 'kan di Singapura kartu Indonesia nggak bakalan berlaku." lanjutnya sambil matanya celingak-celinguk.'Sekarang aku harus kemana?" batinnya, matanya mulai berkaca- kaca, ia tidak tahu kalau ia seceroboh ini sekarang.Tangannya mulai meraih kopernya lalu mulai berjalan mencari pintu keluar.Disisi lain, Evan yang baru saja sampai langsung membayar ongkosnya lalu berlari masuk mencari Aira.Ia mengedarkan pandangan ke seluruh sisi sambil memutar-mutar 'kan badannya.Dar
last updateLast Updated : 2022-11-14
Read more

Terbongkar

*Di Indonesia*Hari menunjukkan pukul 5 sore, kedua orang tua Evan datang ke rumahnya dengan niat ingin menginap di situ.Begitu mobil mereka sampai, Pak satpam langsung membukakan pagar, lalu mempersilahkan mobil mereka masuk."Selamat sore Pak, Bu," sapa satpam tersebut saat Ayah dan Ibu Evan turun dari mobil."Selamat sore Pak Budi, Aira ada rumah nggak, Pak?" tanya Ibu Evan membuat Pak Budi bingung.Bukannya Aira sudah tidak tinggal di sini lagi semenjak sebulan yang lalu."Pak," panggil Ayah Evan mengagetkan Pak Budi."Em anu Pak … bukannya non Aira sudah tidak tinggal di sini semenjak sebulan yang lalu," ucap Pak Budi membuat keduanya langsung kaget."Maksud, Bapak?" tanya Ibu Evan bingung."Saya nggak tau pasti sih Bu cuma yang saya dengar sebulan yang lalu non Aira nangis di kamar samping sambil membawa koper," terang Pak Budi membuat Ibu Evan langsung panik."Di kamar samping? Ngapain Aira di kamar samping?" tanya Ayah Evan penasaran."Non Aira memang tinggal di kamar samping
last updateLast Updated : 2022-11-15
Read more

23 tahun yang lalu

Malam hari Aira dan Evan sedang menonton televisi di temani cemilan di tangan Aira. Tiba-tiba ponsel Evan berbunyi, tangannya segera mengangkat telpon Ayahnya.[Assalamualaikum Yah] sapa Evan.[Walaikumsalam salam, Ayah mau ketemu kamu] ucap Ayah tiba-tiba. Evan kaget langsung berdiri dan menjauh dari Aira.[Kenapa Yah? Ada masalah di kantor?] tanya Evan bingung.[Bukan di kantor, tapi di rumah tangga kamu] jawab Ayah santai, tegas membuat Evan langsung bingung.[Kamu apaain Aira selama ini?] lanjut Ayah membuat Evan langsung kaget.'Kok Ayah nanyanya gini,' batin Evan lalu matanya melihat Aira yang sedang asik menonton.[Maksud Ayah?] bukannya menjawab ia malah balik bertanya.[Nggak usah pura-pura bodoh, Ayah tahu semuanya] lanjut Ayah membuat Evan langsung mati kutu.[Besok atau lusa Ayah dan Ibu berangkat ke Singapura. Ayah pengen liat seberapa hebat kamu sampe-sampe buat istri kamu kayak gitu] ancam Ayah. Mulut Evan benar-benar terkunci, ia tahu betul jika Ayahnya sudah marah pas
last updateLast Updated : 2022-11-16
Read more

Nia Akhirnya Tau

Perlahan kaki Arif melangkah mendekati Nia, ia menarik kursi lalu duduk. Sedangkan Nia ia tidak mau melihat Arif sama sekali."Dek," panggilnya lembut lalu menggenggam tangan Nia, tapi tidak ada respon sama sekali dari Nia.Ia masih setia melihat wajah anaknya yang mulai terlelap sambil memeluknya."Aku minta maaf," lanjut Arif mata Nia langsung memanas mengingat kejadian tadi pagi."Pergilah ke kantor, nggak usah di sini aku bisa sendiri semuanya," ketus Nia tanpa melihat wajah Arif.Seketika mulut Arif bungkam, ia tidak tahu harus berbicara apa sekarang.3 hari kemudian Nia sudah pulang dari rumah sakit, tapi yang membuatnya bingung ia sama sekali belum dipertemukan dengan bayinya. Sampai di rumah Nia hendak turun dari mobil, tapi terhenti saat Arif sudah di depan pintu."Aku gendong ya," tawar Arif sambil tersenyum ke arah Nia."Aku bisa sendiri," jawab Nia cuek, lalu berusaha berjalan sambil memegangi mobil."Ibu gendong," rengek Evan saat melihat Nia sudah keluar, Nia berbalik t
last updateLast Updated : 2022-11-16
Read more

Tio dan Farra Sah

Saat Aira dan Evan tengah romantis-romantisnya. Samar-samar mereka mendengar suara pintu di ketuk."Saya buka dulu ya," ucap Evan hendak berdiri, tapi Aira malah terlalebih dahulu berdiri."Ikut," ucap Aira manja menbuat Evan langsung tersenyum gemas, lalu mencubit pipi Aira pelan."Yuk," lanjut Evan sambil menggenggam tangan Aira.Ceklek!Begitu mereka membuka pintu, Tio dan Farra langsung menatap mereka tajam membuat Evan dan Aira langsung bingung."Tio, Farra yuk masuk dulu." ajak Evan tapi Tio malah menyodorkan undangan. Evan langsung membuka undangan tersebut seketika bibirnya tersenyum."Kalian berdua ya, nunggu tiga bulan biar jadi nikah setelah sering di tunda-tunda," omel Tio dengan tatapan tajam. Evan yang melihat itu langsung tertawa lalu menepuk pundak Tio."Maaf-maaf, kami nggak bisa pulang kalo kandungan Aira belum kuat," ucap Evan sambil nyengir. Tio yang melihat itu langsung memutar mata malas."Kami nggak bisa lama Ai, di rumah Mas Tio lagi sibuk-sibuknya nyapin acara
last updateLast Updated : 2022-11-17
Read more

Evan di Usir

Keesokan harinya Evan mengajak Aira ikut ke kantor. Awalnya Aira menolak tapi Evan terus membujuk-bujuknya, hingga akhirnya Aira luluh juga.Sampai di kantor semua pandangan karyawan langsung tertuju pada Aira saat mereka masuk."Itu bukannya cewek yang pernah ngaku jadi pengemis ya waktu kita rapat di rumah Pak Evan," ucap salah satu karyawan, tapi terdengar jelas oleh Evan dan Aira."O iya, gua ingat cewek yang itu," lanjut yang lain."Lanjutkan pekerjaan kalian! Jangan bertele-tele," ucap Evan tegas membuat semuanya langsung kembali bekerja."Yuk sayang, nggak usah dengerin," bisik Evan, lalu ia menggenggam tangan Aira hingga sampai ke ruangannya.Begitu mereka masuk, Aira langsung mendudukkan bobotnya ke sofa yang diikuti oleh Evan."Nanti sore kita ke rumah kamu ya, aku mau jujur sama Abi." ucap Evan sambil menunduk mengusap perut Aira yang mulai sedikit berisi."Iya," jawab Aira sambil mengusap-usap punggung Evan."O iya Kak, Kak Tio nggak ngantor ya?" tanya Aira membuat Evan la
last updateLast Updated : 2022-11-19
Read more

2 Jam Bersama

"Ayah ... Ibu ... Evan pamit pulang ya." pamit Evan membuat keduanya kaget."Disini aja Nak kan nggak ada Aira, nanti kamu melamun terus," larang Ibu."Nggak Bu, Evan takut Aira pulang nggak ada orang di rumah," lanjut Evan penuh harap."Ya sudah, Ibu bawain kamu makanan dulu," ucap Ibu lalu pergi ke dapur menyiapkan makanan untuk Evan.Malam hari Aira masih terus mengurung dirinya di kamar, ia bangkit hanya untuk sholat selebihnya ia hanya melamun. Tok! Tok! Tok!"Aira yuk makan dulu, Nak." panggil Umi dari luar, Aira yang mendengar itu hanya menatap malas ke arah pintu yang sudah ia kunci."Makan aja Umi, Aira nggak selera makan." jawabnya lesu lalu membaringkan tubuhnya di ranjang.'Kak Evan udah makan belum ya? Dia mikirin aku nggak ya?' batin Aira terus bertanya-tanya. Hingga detik kemudian terdengar lagi suara ketukan pintu."Ai, buka pintunya Abang mau masuk," panggil Andi membuat Aira langsung memutar mata malas. Dengan berat hati ia bangkit lalu membuka pintu.Andi langsung m
last updateLast Updated : 2022-11-20
Read more

Hilang Kabar

Sampai di tempat tujuan, Aira melihat Abangnya sedang menunggu di depan mobi. Ia malah merasa hatinya sangat berat untuk pulang, Evan menepikan mobil lalu melihat Aira."Kak, Aira nggak mau pulang." lirihnya membuat Evan kembali tidak tega. Ia langsung memeluk Aira lalu mencium ubun-ubunnya."Gak apa-apa sayang ... pulang ya Kakak janji secepatnya akan jemput kamu ke sana, Hem?" bisik Evan. Seketika Aira melonggarkan pelukannya lalu menatap Evan dengan sendu."Kakak janji?" kali ini mata Aira kembali berair. Evan langsung mengangguk lalu mengusap air mata itu dengan lembut."Iya sayang, Kakak akan datang lagi bujuk Abi," lanjut Evan."Yuk kita turun, kasian Andi dari tadi udah nunggu." ajak Evan lalu tangannya mengambil semua makanan Aira."Lama banget sih ... janji jam satu ini udah mau jam dua" kesal Andi, tapi tidak di hiraukan oleh Aira.Ia malah mengambil alih tiga kantong plastik besar yang berisi makanan semua dari tangan Evan, lalu berjalan ke mobil. Andi hanya bisa melongo me
last updateLast Updated : 2022-11-21
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status