Home / Romansa / Istri Bookingan / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Istri Bookingan: Chapter 41 - Chapter 50

62 Chapters

The Real Dark of Distopya

"Pergi dari sini, Bajingan!" umpat Mistha membabi-buta."Mistha," ucap Ghara memelas.Namun Mistha seperti sedang kerasukan iblis yang benar-benar membenci kehadirannya. Tatapan tajamnya, benar-benar menusuk hati Ghara, menghancurkan rasa rindu yang mengharu biru."Keluar, atau kubunuh Kau!" ancamnya.Begitu mendengar gaduh kembali tercipta di ruang perawatan, akhirnya seorang perawat menginterupsi Ghara supaya keluar dari ruangan itu dan segera menuju ke ruang Dokter jaga."Apa yang terjadi dengan Istri Saya, Dok?""Begini, Pak! Mohon maaf sebelumnya, Kami harus merujuk Istri Anda ke Rumah Sakit Jiwa untuk rehabilitasi, Kami mencurigai adanya gangguan psikologis. Namun, lebih jelasnya nanti bisa Bapak dapatkan informasi lengkap tentang riwayat penyakitnya di sana," jelas Dokter."Rumah Sakit Jiwa?" ulang Ghara tak percaya."Benar, Pak!""Apa penyebabnya, Dok?""Maaf, Pak! Saya tidak bisa menyebutkan penyebab past
Read more

Formasi Baru

"Yav!" Interupsi Ghara begitu melihat Nathe Rose dan seorang wanita dengan gaya rambut Shaggy Layer keluar dari salon kecantikan. "Nathe Rose?" tanya Yava sembari menepikan mobilnya. "Benar! Tapi, siapa wanita itu?" jawabnya. "Ikuti, mobilnya!" perintah Ghara begitu mobil Nathe Rose mulai merambat pelan. "Beri jarak, jangan sampai ketahuan!" imbuhnya. Yava menuruti semua perintah Ghara, mengikuti mobil coupe clip warna silver itu. Sementara Ghara masih berpikir keras, tentang wanita yang bersama Nathe Rose saat ini. "Sepertinya itu Mistha, Ghar!" ucap Yava. "Apakah Mistha belum mengetahui siapa Nathe Rose sebenarnya," tanya Ghara. "Mistha bukan hanya mengetahui siapa Nathe Rose, bahkan ia berjanji akan membunuh wanita itu saking bencinya!" balas Yava meyakinkan Ghara. "Lalu?" "Entahlah!" jawab Yava pasrah. Mereka berdua benar-benar tak mengerti, kenapa Mistha melarikan diri dari Rumah Sak
Read more

Home

Setelah pertemuan di kantor Jack'o Justice seharian penuh, akhirnya semua pamit undur diri, termasuk Ghara. Misi untuk mempertemukan mereka yang terpisah dari anggota keluarganya pun telah selesai, namun setelah tiba di depan rumahnya. Ghara menemukan fakta baru, bahwa ada seorang wanita paruh baya dan bocah kecil duduk di tepi tangga pintu masuk rumahnya. "Adzan!" ucap Ghara tak percaya. "Om Gala, Mama-Papa!"  Bocah kecil itu menghambur ke pelukan Ghara sembari berlinangan air mata. "Ada apa, Bu?" tanya Ghara kepada seorang wanita yang tengah memakai baju hitam lengkap dari ujung kaki hingga kepala, serta kain hitam yang tidak sepenuhnya menutup rambut. "Bu Kirana - Pak Farhan, telah meninggal dunia!" kata wanita itu. Ghara terpaku, tak percaya! "Sa-saya tidak tahu harus menghubungi siapa?" imbuhnya. Mendengar ucapan wanita itu, Ghara bukan hanya terkejut! Namun juga tak mengerti, tragedi apa yang merenggut nyawa
Read more

Gempa Ranjang

"I Miss You," ucap Mistha. "I Miss You, More!" jawab Ghara. Seketika, mereka bertiga saling berpelukan melepas rindu. Ghara mengecup kening Mistha, bergantian mencium Adzan, karena mereka berdua adalah kekuatannya saat ini. Sesampainya di rumah, Ghara memberikan hadiah yang di janjikan kepada ponakannya itu, sebuah iPad seri terbaru. "Telima kasih Om Gala," jawabnya riang. "Sekarang Adzan bisa main game sepuasnya, Om mandi dulu ya," ucapnya kemudian dijawab anggukan patuh dari bocah kecil itu. Mistha dan Ghara tersenyum memerhatikan Adzan yang tengah asik bermain iPad barunya, seketika terlintas ide binal di kepala Ghara, menatap Mistha penuh nafsu, lalu mencium bibirnya. Kemudian membopong tubuh Mistha masuk ke dalam kamar untuk melepas kerinduan yang tertahan di dada. Tidak ada kecanggungan lagi diantara mereka, terlihat dari gerakan Mistha dan Ghara saling meraba, menyentuh, hingga melumat setiap inci kulit masing-masing, membuat keduanya semakin bergairah. Ghara melenguh, Mi
Read more

Fill in The Gaps

Paginya, begitu bangun Mistha tak melihat Ghara di sebelahnya. Namun, Mistha mendengar bunyi air mendidih dari sebuah teko. Kemudian, ia melihat ke arah dinding. Jam menunjukkan pukul setengah sembilan pagi, lalu ia beranjak membuntal tubuhnya yang masih telanjang dengan sebuah bedcover."Adzan, dimana Sayang?" ucap Mistha sembari menggelung rambutnya."Sekolah, nanti tolong jemput jam 11.00 ya Sayang, hari ini Aku ada meeting di kantor," kata Ghara sembari sibuk mengaduk kopi buatannya pagi itu.Kantor? Batin Mistha.Lalu, ia duduk di seberang suaminya yang tengah sibuk mempersiapkan roti bakar untuk mereka berdua sarapan."Kantor?" ucap Mistha memperjelas."He'em! Kita gabung di Jack'o Justice sekarang," jawab Ghara sambil tetap sibuk mengolesi selai coklat di setiap roti yang akan ia bakar."Sejak kapan?"Mistha yang tidak tahu bahwa Ghara telah menjadi pimpinan Jack'o Justice pun akhirnya memecah rasa penasaran tentang Jack'o Justice."Mulai hari ini, Suamimu adalah pimpinan Jack
Read more

Fakta Baru Homity Garden

"Tante Mistha!" panggil Adzan, sembari memerhatikan Mistha. Kemudian pandangannya beralih ke arah pintu keluar. "Om Gala!" gumamnya. "Om, Gal-" Seketika Mistha membungkam mulut Adzan yang berusaha memanggil Ghara di seberang jalan itu. "Om Ghara masih kerja, Sayang! Kita pulang dulu ya," katanya kemudian melajukan mobilnya secepat kilat. Entah apa yang sedang Mistha pikirkan saat ini. Seperti ada sesuatu yang menghantui dirinya-pun ia yang kali ini ditugaskan menjaga Adzan tidak diperbolehkan ikut campur dalam kasus ini. Namun, rasanya ada yang janggal, kenapa Ghara melarang Mistha untuk ikut gabung di team yang ia pimpin? Padahal yang seharusnya berjuang mati-matian mengusut kasus ini adalah Mistha! Sudahlah! Mistha membuang pikiran buruknya, kemudian melajukan mobilnya kembali. "Tante, Om Gala di taman belmain, ya?" tanya Adzan polos. "Itu taman khusus untuk orang dewasa, Sayang. Jadi anak kecil tidak boleh masuk, soa
Read more

Ada Apa Dengan Istriku?

"Pak David! Apakah Bapak mengenal Carrolyn?" tanya Dea begitu David kembali masuk ke ruang interogasi. "Tidak, Bu!" jawabnya. "Berapa lama Pak David menjadi pimpinan Homity Garden?" "Kurang lebih dua tahun, Bu!" "Diantara dua foto ini, siapa yang Pak David kenal?" desak Dea sembari menyodorkan dua lembar foto ke arah David. Melihat foto itu, David nampak terkejut. Mimik wajahnya seketika berubah. "Apakah benar dua orang ini termasuk member khusus Homity Garden?" pertanyaan Dea beralih ke Betty. Betty mengangguk, sementara David masih diam. Seperti sedang menyembunyikan sesuatu. "Bahkan, Saya tidak pernah tahu dua member ini, Bu!" "Benar begitu Pak David? Anda tidak sedang menyembunyikan informasi karena ancaman atau iming-iming sesuatu, 'kan?" sela Dea cepat. "Benar, Bu! Saya benar-benar tidak tahu-menahu." "Tugas, Pak David selaku pimpinan Homity Garden apa saja? Bisa dijelaskan detailnya Pak!"
Read more

Insting Sang Suami

Paginya, sebelum berangkat ke kantor. Ghara melihat Mistha sedang mempersiapkan sarapan di meja makan, wanita itu diam! Nampak tidak baik-baik saja. Melihat kondisi Mistha yang tidak biasa seperti ini, Ghara tentu berpikir. Apa yang membuat Mistha jadi pendiam, bahkan ketika Ghara berusaha mencium, Mistha selalu melengos. "Maaf, Sa-" "Nggak usah dibahas!" sahut Mistha ketus. Ekspresinya mbesengut, seperti tidak selera untuk interaksi lebih lanjut. Ghara menghela napas kasar, menghembuskan pelan. Masih berpikir positif, barangkali wanita yang dalam masa Siklus Menstruasi memang moodnya selalu naik turun seperti ini! Batinnya. Bahkan ketika disentuh, Mistha seperti merasa jijik. "Sayang, Aku minta maaf!" ucap Ghara lagi-lagi merendah. Mistha masih diam! Sama sekali tak mengindahkan Ghara yang tengah sibuk merayu, supaya Mistha mau bicara. "Hari ini Aku nggak bisa antar jemput Adzan. Aku ada urusan!" ucapnya penuh tekanan. Ghara t
Read more

Bukti!

"Adzan hari ini ke rumah Bibi dulu, ya!" kata Ghara."Kenapa Om?" tanya Adzan polos."Om Ghara ada urusan penting. Adzan jangan kemana-mana sampai Om Ghara jemput.""Ok! Om."Kemudian Ghara memutar kemudi, berbalik arah menuju rumah Bibi. Ghara harus mengamankan bocah ini terlebih dahulu. Dalam perjalanan, handphone Ghara berdering beberapa kali. Namun, Ghara tak sempat menengok handphone yang berada di door pocket, kejaran waktu pun membuat Ghara nampak terburu-buru."Saya titip Adzan sebentar ya, Bu! Nanti Saya jemput sebelum magrib," kata Ghara begitu tiba di rumah wanita yang dulu menjaga Adzan."Baik Pak!""Oh iya, silahakan Pak Ghara simpan nomor Saya, barangkali ada yang perlu Saya sampaikan terkait Adzan nantinya," ucap wanita itu.Setelah membukan handphone, ia baru sadar jika sempat menghubungi Yava dan mengirim lokasi Call Me."Sebentar ya, Bu! Saya perlu telephone seseorang," kata Ghara meminta izin.Tunggu di sana Yav. Ada yang perlu Kita selidiki! ucapnya begitu telephon
Read more

Saksi!

Dalam perjalanan menuju Lapas II-B, Ghara mendapatkan panggilan masuk dari Mistha.Adzan tidak boleh kemana-mana sebelum Om Gala datang! seketika suara rengekan bocah kecil itu terdengar nyaring dari speaker handphonenya.Nggak apa-apa, Sayang! Adzan pulang bareng Tante Mistha ya. Jawab Ghara merayu Adzan. Namun, bocah kecil yang cerdas itu selalu ingat pesan Ghara, bahkan ketika Mistha datang. Ia seperti tak minat untuk pulang, sebelum Ghara jemput! Saking patuhnya terhadap perintah Ghara. Tuh! Nggak apa-apa, 'kan kata Om Ghara. Pulang yuk, nanti mampir kedai es krim lagi! sahut Mistha.Ngak mau! Adzan mau tunggu Om Gala jemput pokoknya! rajuk Adzan sedikit tantrum.Iya udah nggak apa-apa Sayang, tunggu sebentar ya. Setelah dari Lapas, Aku langsung ke sana. Aku masih ada janji temu dengan Lukas! kata Ghara menengahi.Mistha tak bersuara lagi! Seperti tengah menahan napas, saat Ghara menyebut nama Lukas.Hallo? sapa Ghara begitu tak terdengar suara dari speakernya.Lapas? tanya Mist
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status