Home / Romansa / Suami Dingin Pilihan Ayah / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Suami Dingin Pilihan Ayah: Chapter 11 - Chapter 20

153 Chapters

Anak Kecil Di Mata Abimana

Nadia sukses dibuat heran oleh kalimat Abimana, "Pacar, pacar yang mana? Saya tidak pernah pacaran.""Jangan berpura-pura polos. Apa memang seperti ini gaya kamu ketika putus cinta?" ejek Abimana bersama senyuman selaras walau tipis, tapi tetap sangat menyebalkan untuk Nadia. "Kamu aneh!" ejek Nadia, kemudian bergumam, "pacarnya selingkuh saja tidak sadar, dasar pria aneh!" Tanpa sadar Nadia masuk ke dalam mobil Abimana dan duduk dengan datarnya.Abimana menyunggingkan setengah bibirnya. "Ini adalah efek negatif karena saya sering menjemput kamu." Pria ini masuk ke dalam mobil seiring memandangi Nadia yang tampak duduk nyaman di atas jok yang sebenarnya tempat spesial untuk Tania.Segera, Nadia mengoceh, "Singkirkan foto pacar kamu, saya tidak suka melihat wajahnya!""Ini mobil saya, suka-suka saya mau memajang foto siapapun." Datar Abimana bersama ekspresi dinginnya hingga menciptakan atmosfer bagai di kutub utara. "Tapi pacar kamu se ....!" Hampir saja Nadia keceplosan, tapi seger
last updateLast Updated : 2022-10-21
Read more

Pengakuan Abimana

Abimana terus membidik Nadia dengan tatapan penuh selidik, tapi mata elang itu menakuti si gadis hingga Nadia menangkup wajahnya menggunakan kedua telapak tangan. "Jangan lihat saya begitu ..., kamu seperti penculik cabul!" mohonnya.Abimana berdecak kecil, kemudian membuka kedua jendela mobil supaya pemikiran negatif Nadia terhapus. Suaranya juga terdengar lebih santai. "Katakan saja, apa yang kamu tahu tentang Tania."Nadia membuka tangkupan tangannya perlahan, kemudian celingak-celinguk ke persekitaran, tempat ini ramai hingga cukup membuatnya merasakan mode aman. "Eu ... sebenarnya tidak ada," dustanya karena mana mungkin mengatakan perselingkuhan Tania."Apa yang harus saya lakukan supaya kamu bicara?" tanya lembut Abimana sebagai upaya membujuk Nadia karena memang seperti ini cara membujuk anak kecil.Nadia memandangi Abimana sekilas, kemudian menggerutu, "Kalian sama saja, suka menyogok!""Jadi Tania menyongok kamu, kenapa dia melakukannya?" Penyelidikan Abimana berlanjut karen
last updateLast Updated : 2022-10-21
Read more

Sikap Abimana

Abimana masih menjalani kesehariannya dengan menyibukan diri bersama segudang pekerjaan, kemudian mengantar Tania setelah jam kantor habis. Pria ini sosok sempurna di mata keluarga si wanita hingga mereka selalu menyambut hangat bak menantu. Kali ini, Abimana menyempatkan berkunjung ke kediaman keluarga Tania yang berada di bawah garis hidupnya.Kehangatan keluarga terasa sangat kental di setiap sudut ruangan. "Kapan kalian meresmikan hubungan," goda seorang pria yang tidak lain adalah ayahnya Tania.Abimana segera mengatakan kebenaran, "Saya sudah mencoba mengajak Tania ke jenjang lebih serius, tapi Tania bilang belum siap." Lirikan hangatnya segera terarah pada Tania setelah menyelesaikan kalimatnya pada orangtua sang kekasih.Segera, ayahnya Tania memerotes halus pada putrinya, "Mengapa belum siap, apa lagi yang kau tunggu?""Eu-hanya belum siap, pa," jawab singkat Tania yang sulit memilih antara Abimana dan Kafka."Usiamu sudah matang."Tania hanya memberikan senyuman halus pada a
last updateLast Updated : 2022-10-25
Read more

Kebingungan Nadia

Satu jam kemudian, Nadia sudah kembali ke rumahnya. "Nek ... bagaimana pendapat nenek tentang Abimana?" cemasnya.Saraswati baru saja ingin memejamkan matanya setelah membukakan pintu untuk Nadia. "Abimana pria baik." Hanya itu jawaban wanita tua ini karena terlalu mengantuk, "sudah malam, kamu tidur dulu ya, nanti bicarakan lagi besok.""Iya, nek," lesu Nadia. Tadi, dirinya tidak dapat menjawab apapun, lagipula ice cream yang melayang bebas mendarat di pakaian pengunjung lain hingga Abimana disibukan meminta maaf sekaligus mengganti rugi kala Nadia membeku. Setelah semuanya selesai, barulah gadis itu digendong hingga masuk ke dalam mobil karena lutut Nadia lemas.Kini, Nadia memandangi langit-langit saat terbaring di dalam kamar minimalisnya. "Sepertinya Abi memilih putus sama Tania. Iya ampun ... bagaimana besok nasib saya di kampus, apa saya akan mendapatkan serangan sengit dari Tania dan Pak Kafka?" kepanikan luar biasa merayap dari ujung kaki hingga ubun-ubun, tapi perasaan teran
last updateLast Updated : 2022-10-26
Read more

Perlu Dipermak

Nadia menatap kosong ke arah bakso yang juga menatapnya. Segera, Amira menegur kawannya karena tidak kunjung menyuap, "Biasanya bakso akan sampai ke dalam perut kalau dikunyah dan ditelan. Hihi ...."Nadia segera mengalihkan tatapan pada kawannya. "Hidup saya sedang terancam seolah harus memilih antara surga dan neraka." Ekspresinya sangat memelas."Memangnya kenapa?" cemas Amira karena sebelumnya Nadia tidak pernah mengatakan keluh kesah."Abimana mengajak menikah, tapi bagaimana ya?" Embusan napas panjang dibuang Nadia."Iya ampun ... diajak nikah sama pacar saja bingung, apalagi diajak ke gunung berapi," ejek Amira dengan tawa."Lagipula mana ada pacar mengajak ke gunung berapi!""Ada, Devan yang mengatakannya, dia memang punya hobby aneh, entahlah pacar saya bar-bar tidak seperti pacar kamu. Huft!""Lalu bagimana cara mengatasi Abimana?" raung Nadia yang semakin dibuat berputar pada ajakan menikah.Amira mulai memasukan suapan pertamanya. "Terima saja deh, mubajir tahu kalau kamu
last updateLast Updated : 2022-10-26
Read more

Kelakuan Nadia

Acara ini sakral bagi para pebisnis termasuk Abimana, pembahasan pesertanya hanya seputar proyek-proyek besar, sedangkan Nadia lebih banyak duduk seiring menyeruput berbagai macam nimuman yang tersedia. "Acara ini sangat membosankan. sampai-sampai saya harus banyak minum dan sedikit memakan camilan, sekarang Nadia mau pipis, help me ...!" raungan kecilnya. Abimana sedang bersama beberapa rekan seusianya yang juga menjabat sebagai CEO, dia melirik ketika Nadia meninggalkan area pesta. "Mau kemana dia, awas saja kalau kabur," rutuk kecilnya. Sementara, Nadia sedang berlari dengan heelsnya. "Please-please, excuse me!" paniknya kala melewati beberapa orang yang menghalangi jalan keluar. Setelah berhasil lolos dari ruang pesta, gadis ini segera celingak-celinguk, "Di mana toiletnya? Ish, hotel ini terlalu besar ...," raungnya kala di hadapkan pada ruangan besar yang mirip dengan lobby, tapi tempat ini memiliki kolam ikan di tengahnya. Nadia segera berlari ke arah petugas hotel yang sedan
last updateLast Updated : 2022-10-28
Read more

Cerita Baru di Hidup Nadia

Nadia mengerutkan keningnya. "Jangan berprasangka, saya menghawatirkan penampilan karena saya tahu etika di hadapan orang lebih tua, terlebih kali ini saya akan bertemu orangtua kamu yang memang ingin bertemu saya," tutur si gadis dengan serius supaya Abimana tidak salah paham. Abimana tersenyum tanpa makna, kemudian kembali memasangkan jasnya di bahu Nadia. "Kamu bisa memakai jas saya sampai akhir." Pria ini menggiring Nadia hingga tiba di hadapan ibunya. "Selamat malam ma, ini Nadia yang mama tunggu-tunggu." Segera, Mila terpesona dengan kecantikan titisan Naila-sahabatnya. "Sayang ..., kok baru datang? Dari dulu tante sangat penasaran sama kamu," sambutan hangat Mila yang segera merangkul Nadia hingga si gadis duduk di sisinya. "Maaf tante, karena Abi baru saja mengajak menemui tante sekarang," jujur Nadia. Mila terkekeh renyah, "Abi memang begitu, kalau bukan tante yang menyuruhnya, mana mungkin dia membawa seorang perempuan ke rumah ini. Sampai-sampai tentangga mengira jika Ab
last updateLast Updated : 2022-10-28
Read more

Malam yang Sangat Memalukan

Abimana menyelesaikan mandinya dengan cepat, tetapi Nadia sudah terlelap di atas sofa. "Kalau wanita dewasa tidak akan tertidur di saat penting seperti ini," keluhnya padahal tamu di luar sana sudah berdatangan, mereka adalah tamu khusus-kawan sekolah dan kuliahnya.Tubuh ringan Nadia diangkat lembut, kemudian dibaringkan dengan hati-hati beserta gaun pernikahan yang tampak merepotkan. Sekilas, pria ini memandangi wajah Nadia yang cantik dan masih tampak segar. Namun, bayang-bayang Tania menelusup ke dalam pikiran dengan sengit. "Tadi Tania hadir, dia tampak sangat cantik," kagumnya karena bagaimanapun Abimana tidak bisa melupakan begitu saja hubungan yang pernah terjalin hampir satu tahun.Tepian tempat tidur menjadi persinggahan Abimana kala memikirkan semua kenangannya dengan Tania sekaligus kejadian memilukan yang terakhir.Dihembusnya udara tidak sedap akibat kandasnya hubungan yang diharapkan sampai ke jenjang pernikahan, kemudian wajahnya kembali menoleh ke arah Nadia yang tert
last updateLast Updated : 2022-10-30
Read more

Sudah Bukan Nadia yang Dulu

Nadia memejamkan matanya rapat-rapat karena terlalu takut pada malam pertama di depan mata. Saat ini, wajah Abimana mulai menelusup pada leher jenjang Nadia yang memiliki aroma menggiurkan. Hidungnya yang tinggi menyapu leher sebelah kiri si gadis dengan sangat sensual. Tidak ada Tania dalam otaknya kini karena semua bagian itu sudah diisi oleh Nadia dan bayangan hubungan ranjang pertamanya.Kepalan kedua tangan Nadia sangat menunjukan ketakutannya. Maka, Abimana melepaslan cengkeraman tangan di pergelangan tangan si gadis, kemudian berbisik lembut. "Relaxs saja, bukan cuma kamu yang akan melakukan malam pertama, tapi saya juga, saya masih perjaka, kamu harus tahu."Kedua kelopak mata Nadia sedikit terbuka untuk mengintip wajah Abimana hingga senyuman teduh si pria tampak begitu jelas. "Mana mungkin kamu belum berpengalaman." Suara Nadia masih memerdengarkan ketakutannya."Sungguh, saya tidak pernah menyentuh wanita selain kamu." Suara Abimana sudah semakin berat. Maka, segera dirinya
last updateLast Updated : 2022-10-30
Read more

Keluarga yang Hampir Lengkap

Nadia membelalakan kedua matanya selebar mungkin, kemudian meraung, "Papa ... Nadia menikahi pria jahat, kenapa papa menyuruh Nadia menikahi Abimana!"Sebelah alis Abimana terangkat. "Hei, siapa yang kamu sebut jahat.""Kamu! Mengapa tidak ingin membiarkan nenek tinggal sama kita, mengapa nenek harus tinggal di panti jompo? Kalau begitu, lebih baik saya berpisah dengan kamu." Nadia bergegas menyambar paper bag dalam genggaman Abimana kemudian memakai kain indah itu di hadapan si pria.Abimana menarik senyuman seiring geleng-geleng kepala. "Saya bercanda, mengapa kamu sangat emosional." Tawa kecil di akhir.Nadia segera menoleh ke arah Abimana kala sedang bersusah payah memasangkan rel sleting di punggungnya. "Yang benar dong kalau bicara. Tadi itu kamu serius atau bercanda?" selidik Nadia."Bercanda, mana tega saya memisahkan kalian apalagi hanya nenek kamu satu-satunya keluarga kamu yang tersisa. Saya bukan pria kejam seperti itu." Tatapan tulus Abimana.Nadia mulai bersikap relaxs.
last updateLast Updated : 2022-10-31
Read more
PREV
123456
...
16
DMCA.com Protection Status