"Benar Ji, kamu keren banget. Masih muda, karier cemerlang, tampan, berkharisma. Kalau Tante seusia kamu pasti sudah klepek-klepek terpesona. Hahaha, tentu banyak wanita cantik dan sukses di luar sana yang suka sama kamu."Ucapan Tante Santi terdengar sebagai pujian hebat untuk suamiku, sekaligus terasa sebagai 'teguran' untukku supaya aku sadar diri dan insecure, bahwa ada banyak perempuan yang lebih pantas untuk suamiku. Tapi tak apa, aku cuek. Sejak awal, pandangan Tante Santi sama sekali tidak mempengaruhi pikiran dan perasaanku.Namun, hal berbeda ditunjukkan suamiku. Dalam diamnya kini, aku membaca raut kemarahan di wajahnya.Dan benar.Usai meletakkan cangkir kosong yang sebelumnya diisi teh oleh Susan, Mas Aji melontarkan kalimat yang terdengar begitu sarkas."Tante Santi, lama tidak bertemu, aku lihat Tante semakin tua. Wajah Tante mulai dipenuhi kerutan. Jadi, alangkah baiknya jika Tante lebih bijak dalam berkata ataupun bersikap."Mas Aji menutup tuturannya dengan senyum pu
Last Updated : 2022-10-24 Read more