Beranda / Romansa / NODA / Bab 31 - Bab 40

Semua Bab NODA: Bab 31 - Bab 40

197 Bab

31. Rasa ingin tahu Megantara

18. Rasa ingin tahu MegantaraSetelah perbincangan mengenai gagal nikah, kami tak lantas membuka kembali omongan melainkan saling diam. Aku fokus pada jalanan dan Anyelir melihat ke arah luar. "Suami mbak kerja? Ini akhir pekan. Kenapa nggak mengantar?" Dengan sangat berat aku pun menumpahkan apa yang mengganjal di dalam sana meski sebenarnya sakit. Tapi harus ditahan.Ia menoleh sekilas kemudian mengangguk samar. "Kerja di mana? Sepertinya sangat sibuk? Sampai weekend pun harus kerja?" Ia mengambil napas lalu menghembuskannya perlahan. "Travel Agent," jawabnya singkat, menoleh pun sekilas lalu kembali memandang ke arah luar jendela.Entah, apa aku sangat menakutkan? Sampai memandang saja dia enggan. Bukankah aku ini tampan? Kata Mama dan mereka yang melihat. Hatiku hanya bisa mendesah pasrah meski seharusnya aku senang Anyelir bisa menjaga pandangan dari lelaki yang bukan mahram, namun tak bisa dipungkiri hatiku seakan tercubit jika itu juga dilakukan padaku dan dia melakukannya u
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-25
Baca selengkapnya

32. Permintaan Luna diluar batas

19. Permintaan Luna diluar batasPOV AnyelirAku tersenyum miring sambil membawa nampan berisi teh yang baru saja kubuat. Mendengar ucapan dokter Megan itu kenapa aku merasa bahwa dia takut sekali jika aku merasakan suka atau cinta padanya. Dia memang tampan dan menggoda, namun aku tidak sama seperti wanita-wanita lain yang akan memujanya. Ya, setelah aku dirawat di rumah sakit kemarin, aku bisa melihat seperti apa dokter Megantara di mata para wanita termasuk pegawai rumah sakit.Di saat hati masih menganga karena luka. Dia justru berpikir kalau aku akan mengira bahwa dia mencintaiku, dia tidak tau saja kalau cinta sudah tak ada lagi di hati Anyelir, yang ada hanyalah luka yang setiap hari semakin bertambah akibat keadaan. Ya, hari ini di mini market, tanpa sengaja aku bertemu dengan wanita itu. Luna, dia dengan ringannya meminta dan mengatakan padaku untuk tidak mengganggu rumah tangganya dengan Mas Bian lagi karena mereka sudah bahagia. Luna, wanita itu tak pernah berkaca bahwa di
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-27
Baca selengkapnya

33. Kabar duka

20. Kabar DukaHari ini terhitung sudah enam pekan setelah dokter Megan datang ke rumah mengantarku kala itu, yang artinya sudah enam kali pula aku melakukan pemeriksaan dan bertemu dengannya. Dalam pertemuan kami, aku dan dokter Megan tak banyak berbincang hal pribadi, kami hanya membahas masalah kehamilan dan bayiku. Hal lain yang terjadi selama itu adalah apa yang kudengar dari Luna melalui pesan yang dikirim ke Ibu. Dengan percaya dirinya dia mengatakan bahwa aku sudah bisa mengambil akta ceraiku, keputusan pengadilan sudah final dan memutuskan aku telah resmi bercerai dari Mas Bian. Ya, aku tau lah apa maksud Luna, dia tertawa dan ingin menegaskan bahwa dia sudah menang.Ada yang hilang, ada pula yang membuatku tenang. Hilang karena kehilangan suami yang sangat aku dan Ibu harapkan menjadi sosok panutan dan tenang karena semua sudah jelas sehingga tak ada lagi yang mengganjal di dalam sana. "Nye, ada yang mau ibu sampaikan padamu," kata Ibu yang baru pulang dari rumah Bude M
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-29
Baca selengkapnya

34. Rahasia yang mulai terkuak

21. Rahasia yang mulai terkuakPOV MegantaraHari ini aku harus kerja keras. Banyak jadwal operasi yang harus aku lakukan dari pagi dan masih menyisakan beberapa pasien yang akan dilanjutkan lagi sehabis maghrib.Dengan adanya tanggungan operasi aku pun tak bisa pulang ke rumah dan akhirnya harus sholat maghrib di mushola rumah sakit. Setelahnya mengisi perut dengan menu yang sudah kupesan secara online. Usai kembali dari mushola aku pun kembali ke ruangan. Ayam bakar dan kopi terlihat sudah siap di atas meja. Ya, perut juga harus di isi agar tidak lapar dan salah prosedur karena lapar, bahkan aku belum sempat makan dari siang."Bismillah." Kumasukkan ayam dan sambal yang sudah tidak hangat lagi ke dalam mulut, meskipun demikian tetap saja terasa nikmat karena perut sudah sangat keroncongan."Belum waktunya operasi ngapain kesini?" tanyaku pada suster Yeni yang terlihat masuk ruangan tanpa mengetuk pintu. "Eh, Dok, kirain masih di mushola. Ini, Dok. Mau ambil datanya Anyelir."Mende
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-30
Baca selengkapnya

35. Sebuah rahasia besar

22. Sebuah rahasia besarJantungku kembali berdegup hebat, saat aku mendengar pernyataan Suster Mayang yang mencengangkan. Anyelir sudah bercerai? Inikah jawaban atas segala pertanyaan yang terus mengusikku selama ini?"Cerai?"Ia mengangguk samar seraya menundukkan wajah."Bercerai tidak berarti tanggung jawab pada anak hilang, Sus. Harusnya suami tetap diberi tahu.""Nggak bisa, Dok.""Nggak bisa? Kenapa? Kalau suster nggak mau kasih tahu, biar saya yang menghubungi. Setidaknya biar bapaknya bisa beli peralatan bayi dan mengurus bayi selama kamu menemani Anyelir nanti.""Dok ... anak itu juga bukan anaknya."Degh! Lagi-lagi dia menuturkan hal yang membuat jantungku kembali berpacu. Apa yang dimaksud dengan bukan anak dari suaminya? Apa artinya Anyelir ...?"Maksud suster?" tanyaku menyelidik. "Dokter, jangan berpikiran negatif terhadap adik saya. Yang pasti anak itu bukan dari hasil perzinahan. Sekarang, dokter tinggal jawab saja. Mau membantu saya menjaga Anyelir atau tidak?" tega
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-01
Baca selengkapnya

36. Siapa yang mengadzani?

23. Siapa yang mengadzani?"Katakan, Mayang! Siapa yang melakukan?" ucapku bersungut-sungut karena Mayang tak kunjung menjawab pertanyaanku."Mayang!" ulangku dengan nada meninggi."Kami belum mengetahuinya. Ayah Anyelir memutuskan menutup rapat kasus ini demi menjaga perasaan Anyelir dan berharap Anyelir bisa melupakan traumanya.""Lalu, pria itu? Pria yang menikahi Anyelir?" tanyaku yang sudah tak bisa lagi menahan diri.Suster Mayang terlihat menghela napas."Pria itu menikah untuk menutupi aib keluarga dengan imbalan. Sekarang, dia mencintai wanita lain dan memilih menikah dengannya di usia pernikahan mereka yang baru enam bulan, karena tak ada lagi pilihan akhirnya Anyelir pun menerima keputusan itu. Mereka ... memutuskan berpisah."Ragaku semakin lemah mendengar fakta demi fakta yang seolah di luar nalar."Pergilah!" perintahku saat kurasa hatiku sudah mulai tak bisa diajak kompromi. "Hem, saya harap dokter bisa saya percaya. Biar bagaimana pun adik saya tidak dalam posisi yan
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-02
Baca selengkapnya

37. Siapa yang mengadzani? 2

*** Berdua aku masuk ke ruang bayi yang berada tak jauh dari ruang bersalin bersama Suster Mayang. Di sana tampak bayi Anyelir sendang di gendong salah seorang perawat, senyuman terpancar di wajah kedua perawat yang sendang memperhatikan bayi tersebut. Namun, kadang mereka saling menatap kemudian mengambil napas dalam."Aduh, anak manis." Senang cepat, Suster Mayang menghampiri dan mengambil bayi Anyelir dari tangan perawat.Setelah itu kedua perawat itu beralih menatapku penuh selidik saat aku masih berdiri di ambang pintu. "Kenapa?" tanyaku bingung seraya melangkah masuk."Anak ini belum diadzani, Dok.""Terus? Kenapa pada lihatin saya?""Dokter," panggil salah satu perawat itu dengan sungguh-sungguh dan raut wajah serius."Ya, Apa?""Apa yang menurut dokter paling baik itu pasti dan harus dilakukan, 'kan?" tanyanya."Ya.""Lebih baik anak ini diadzani sama dokter!""Saya?!" tanyaku tak percaya.Mereka mengangguk cepat. "Semua bayi yang ada di sini sudah mendapat adzan dari aya
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-02
Baca selengkapnya

38. Kepergok

POV AnyelirDengan bantuan suster yang kebetulan mengunjungi dan hendak memindahkan aku ke kamar rawat. Aku pergi ke ruang bayi setelah Mbak Mayang dan Dokter Megan pergi. Tanpa sepengetahuan Mbak Mayang dan Dokter Megan, aku mengikuti mereka diam-diam."Berhenti, Sus!" pintaku setelah sampai di balik pintu. Lebih baik melihat dari kejauhan dari pada dekat justru akan menimbulkan kebencian pada anakku dengan kondisi hati yang masih begitu gundah ini.Tak lama setelah aku sampai di sana, jantungku berdetak tak beraturan saat kulihat dokter Megan dengan tiba-tiba dan sungguh-sungguh mengumandangkan adzan pada bayiku. Seketika mataku memanas, hatiku terenyuh melihatnya. Nyatanya Tuhan masih berbaik hati padaku, memberi jalan atas apa yang terjadi, mengirimkan orang untuk mengadzani putraku di saat tak ada lagi ayah dan juga Mas Bian di saat-saat seperti ini.Entah, sudah berapa kebaikan yang dokter Megan lakukan padaku meski kadang kata-katanya pedas dan tak jarang pula membuat hati pana
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-03
Baca selengkapnya

39. Tak akan kubiarkan meski hanya melihatnya!

25. Tak akan Kubiarkan meski hanya melihatnya!Dua hari sudah aku dirawat dan hari ini aku diperbolehkan untuk pulang. Ibu sudah datang pula semalam, jadi, Mbak Mayang sudah bisa bekerja hari ini setelah mengambil cuti dua hari.Nizam Zulfa Ubaidillah Nugraha, adalah nama yang akhirnya aku sematkan untuk anak lelakiku. Berharap menjadi hamba kecil Allah yang kelak akan menjadi pemimpin yang ramah dan bijaksana anugerah dari Tuhan. Berharap dia akan menjadi sosok yang dekat dengan Tuhannya agar sifat dari laki-laki itu tak mampu menjamahnya. Anak yang tak pernah lepas dari pangkuan ibu itu memang sangat penurut dan tidak pernah rewel. Alhamdulillah, dengan kedatangan Nizam, Ibu bisa sedikit melupakan kepergian si Mbah. Tuhan begitu baik, mengganti kepergian si Mbah dengan kehidupan baru di tengah kami."Mbak sudah diperbolehkan pulang, jadwal kontrol dan obat bisa di ambil setelah ini, ya.""Iya, Sus.""Sus, apa dokter Megan tidak datangan hari ini?""Hari ini kebetulan ada seminar,
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-04
Baca selengkapnya

40. Penyesalan tanpa arti

26. Penyesalan tanpa artiPOV BiantaraDadaku naik turun mendengar apa yang dikatakan oleh Anyelir. Aku sudah sangat menjaga rahasia itu, bagaimana Luna bisa tahu? Niat hati ingin melihat bayi Anyelir harus tertunda kerena Anyelir tak mau mengabulkan. Padahal aku berharap aku lah yang menyambutnya saat pertama kali ia melihat dunia, mengadzani, dan ikut mengurusnya seperti pasangan lain pada umumnya meski kami sudah bercerai dan meski aku bukan ayah kandungnya, namun nyatanya Anyelir tak sedikit pun memberiku kesempatan, bahkan kabar pun tak datang meski sekedar lewat pesan.Ya, ada yang hilang akhir-akhir ini, sebuah ruang kosong di dalam sana terasa sangat sunyi setelah di tinggal oleh pemiliknya. Hatiku. Separuh hatiku nyatanya ada padanya. Anyelir ... hampa seakan menelusup saat dia benar-benar pergi. Ya, hidupku begitu meski ada Luna di sampingku. Luna memang ada di dalam sana, namun Anyelir tak kalah juga telah menduduki singgasananya dana aku, aku baru menyadarinya setelah dia
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-07
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
20
DMCA.com Protection Status