All Chapters of Istri Lugu Presdir Dingin: Chapter 121 - Chapter 130
480 Chapters
Bab 121
Tubuh Nia benar-benar terasa berat, dengan perlahan dirinya duduk di sisi ranjang menatap benda kecil di tangannya yang menunjukkan dua garis merah berarti positif.Tidak menyangka ternyata ada janin di rahimnya dan itu adalah anak dari Dion, apa yang bisa dilakukan oleh Nia saat ini?Tidak tahu, bahkan Nia pun masih cukup terkejut melihatnya.Hingga tiba-tiba pintu pun terbuka, benda kecil di tangannya pun terjatuh."Kamu kenapa?" Tanya Bunga.Bunga langsung menuju kamar yang kini ditempati oleh Nia. Sebab, tidak melihat wajah yang biasanya mengurus Dila itu berada di meja makan untuk sarapan pagi seperti pagi-pagi sebelumnya.Membuatnya bertanya-tanya tentunya, namun sampai di sana pun melihat wajah Nia yang cukup pucat."Kamu sakit?" Tanya Bunga lagi, padahal pertanyaan awalnya saja belum dijawab.Namun, Nia hanya menjawabnya dengan gelengan kepala saja.Hingga mata Bunga pun tertuju pada benda kecil yang terjatuh di lantai.Nia hanya diam dan membiarkan saja saat Bunga mengambil b
Read more
Bab 122
Nia pun mencoba untuk menguatkan hati, bagaimana pun Dion harus tahu akan kehamilannya saat ini.Terserah saja kedepannya nanti akan seperti apa, yang jelas jujur sejak awal adalah sesuatu yang lebih baik.Nia pun segera keluar dari kamar, namun tidak disangka Reza berada di depan pintu kamarnya.Membuat Nia pun menjadi kesal seketika, menutupi luka hati dan menatap dengan tajam agar tidak terlihat bersedih di mata seorang Reza adalah sebuah keputusan terbaik."Dimana anak kita?" Apa?Anak kita?Nia sampai ingin muntah mendengarnya, sejak kapan pria gila itu dengan lancangnya berucap demikian.Bukannya membuat hati Nia lebih baik malah semakin jijik saja."Anakmu sudah mati, hanya ada anakku saja!""Nia, kenapa kamu bicara begitu. Zaki itu anakku! Kamu tidak pantas berbicara seperti itu!""Kau siapa?" Tanya Nia seakan mengejek Reza.Reza tidak masalah sekalipun Nia bersikap ketus, sebab apa? Tentu saja karena dirinya ingin Nia kembali mencintainya seperti dulu, bahkan memilih kembal
Read more
Bab 123
"Mas!" Nia berlari dengan secepat mungkin, tetapi percuma saja. Karena mobil yang dikendarai oleh Dion sudah melesat jauh.Membuat Nia mendesus dan hanya melihat dari kejauhan dengan tatapan nanar.Kecewa dan kesal begitu terasa, sebab sejak beberapa hari ini bahkan untuk bertemu dengan Dion saja begitu sulitnya."Kamu ngapain ngejar suami saya?" Tanya Karina yang berdiri tidak jauh dari Nia.Nia baru menyadarinya, mungkin terlalu fokus pada tujuannya untuk bertemu dengan Dion membuatnya tidak menyadari sekiranya sekalipun Karina."Dion, juga suaminya Nia!" Kata Bunga yang menimpali dengan cepat.Membuat Nia dan Karina pun meliriknya tetapi Bunda terlihat biasa saja."Ma, Dion itu suaminya Karina!" Tegas Karina tidak ingin mengalah sama sekali, bahkan sengaja mengucapkannya agar Nia mendengarnya."Ahahahhaha," Bunga pun tertawa mengejek sebelum akhirnya berlalu pergi.Kini Karina yang beralih menatap Nia, menatap penampilan wanita itu dari atas sampai bawah dengan remeh.Setelah itu K
Read more
Bab 124
Perasaan yang tak menentu membuat Nia ingin mencari sedikit ketenangan jiwa, membuat langka kakinya membawanya menuju kamar Dila.Sudah berhari-hari tidak bersama seperti sebelumnya, membuat Nia merasakan rindu yang begitu mendalam.Mungkin hanya sekedar melihat senyuman manis putri sambungnya itu bisa membuatnya sedikit lebih baik.Itulah yang kini diharapkan oleh Nia, lebih baik lagi jika bisa memeluk dengan penuh kehangatan hingga bisa membuat rindunya sedikit terobati.Satu atap namun tak pernah bisa seperti dulu, semuanya karena kembalinya Karina di hidup Dila dan juga Dion."Ada apa?" Tanya Karina.Nia terpaksa menghentikan langkah kakinya saat dirinya bertemu dengan Karina yang baru saja keluar dari kamar Dila tanpa sengaja.Nia hanya diam tanpa kata, melihat daun pintu yang kian tertutup rapat seiring dengan tarikan yang dilakukan oleh Karina.Hingga akhirnya Nia tidak dapat melihat ke dalam sana sama sekali."Anak saya sudah tidur, jangan ganggu dia!" Kata Karina lagi."Tapi-
Read more
Bab 125
Kebahagian kini sudah hilang semenjak Karina kembali, Nia seakan tidak lagi berarti. Mengapa semuanya menjadi serumit ini, benar-benar menyayat hati.Posisi Nia benar-benar tersingkir tanpa ada kesempatan apa lagi sebuah kepastian.Jika mungkin dirinya hanya orang lain bagi Dion lantas bagaimana dengan janin di rahimnya, apakah Dion tidak yakin jika itu adalah anaknya.Bahkan Nia tidak menyangka bisa terjebak dalam luka ini lagi.Manisnya kenangan bersama seakan hanya menjadi duri yang siap menusuk setiap langkah kaki yang di pijak.Berhari-hari sudah berlalu, Nia merasa semakin tersiksa.Apakah mungkin dirinya benar-benar tidak berarti sama sekali, jika memang demikian maka mungkin lebih baik Nia pergi saja.Biarkan saja Dion bahagia bersama dengan istri yang dicintainya itu, sedangkan Dila pun sudah tidak membutuhkan dirinya lagi.Nia hanya ibu sambung, kini sudah tidak diinginkan lagi kehadiran lantas untuk apa Nia masih bertahan di rumah itu.Akhirnya siang ini memutuskan untuk me
Read more
Bab 126
Nia menahan sesak di dada, di nikahi dengan terpaksa dan harus pergi pula dengan terpaksa. Setelah hari ini Nia berjanji akan menutup hatinya untuk siapapun termasuk Dion.Meskipun Nia sadar tidak mungkin Dion akan mencarinya lagi, semuanya sudah cukup jelas.Perpisahan ini pun akan segera terjadi, berakhir tanpa sisa.Tanpa rasa selain rasa sakit dengan luka yang luar biasa.Datang dengan air mata, pulang juga demikian pula. Semuanya hanya semu, kebahagiaan sesaat yang tidak pernah ada.Seharusnya Nia sadar sejak awal akan dirinya yang hanya orang asing di kehidupan Dion, begitu dengan selanjutnya dan selamanya.Namun apa? Nyatanya Nia malah mudahnya percaya pada apa yang dikatakan oleh Dion, seakan meyakinkan akan kehidupan yang penuh dengan kebahagiaan kedepannya.Seharusnya Nia bertanya pula apakah ada cinta untuknya terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk hidup bersama.Sebelum menghancurkan dinding pembatas di antara keduanya.Namun tidak, Nia malah memutuskan dengan mudahnya,
Read more
Bab 127
Setelah sampai di rumah Ibunya, Nia langsung turun dari mobil."Terima kasih Mas."Nia pun langsung turun dari mobil Niko, sementara Nika langsung pergi karena tidak ingin banyak bertanya menimbang Nia yang tampaknya begitu terluka.Bagaimana pun seseorang tentunya membutuhkan waktu untuk sendiri, itulah yang dilakukan oleh Niko.Kecuali Nia sendiri yang membutuhkan, ataupun meminta dirinya untuk mendengarkan sebuah luapan perasaan.Namun tidak, sehingga keputusannya untuk pergi dengan segera adalah hal yang tepat.Sementara setelah Niko pun pergi kini Nia menatap rumah sederhana milik Ibunya, perlahan kakinya melangkah masuk dengan menggedong Zaki dan juga tas yang ada di tangannya berisi pakaian.Nia pun melihat Farah yang sedang menjahit sesuatu di ruang tamu, hingga akhirnya Farah pun tersadar bahwa Nia mendatangi kediamannya.Hanya saja tidak seperti biasanya yang ditemani oleh Dion, bahkan wajah Nia pun tampak begitu murung.Membuat perasaan Farah pun semakin tidak karuan saja.
Read more
Bab 128
"Nia, sadar Nia!" Farah memangku kepala Nia, kemudian menepuk-nepuk pipi Nia dengan panik.Sesaat kemudian mata Nia pun terbuka dan melihat Farah."Bu, apa Nia belum mati?""Nia, kamu bicara apa?" Farah menggeleng dan takut kehilangan anaknya.Farah sangat menyayangi Nia, sudah cukup dirinya kehilangan suaminya.Farah tidak lagi bisa kehilangan Nia.Farah sangat takut dengan segala pikirannya yang begitu buruk."Kamu harus tetap kuat demi anak-anak mu, mereka berhak hidup Nia.""Nia udah nggak sanggup Bu, Nia nggak sanggup lagi menahan sakit seperti masa lalu Nia yang penuh penderitaan Bu. Kenapa harus Nia, Bu. Kenapa harus Nia ya g merasakan sakit ini Bu," tanya Nia dengan putus asa.Rasanya tidak ada lagi cahaya kehidupan yang berpihak pada dirinya, mengapa semuanya harus sesakit ini."Nia, kamu tidak boleh bicara begitu. Ada Ibu yang akan selalu mendukung mu, kita hadapi semuanya bersama, ibu mohon jangan begini. Mana Nia ibu yang dulu? Yang kuat, hebat dan pantang menyerah? Kamu b
Read more
Bab 129
Akhirnya hari ini Dion pun kembali pulang ke tanah air, namun satu hal yang membuatnya menjadi hampir tidak bisa bernapas.Nia telah pergi dari rumah dan penyebabnya adalah Karina.Kemarahan pun tidak dapat ditahan, rasanya begitu lancang mengusir Nia yang tak lain adalah istri sahnya juga."Kenapa kau mengusirnya?" Tanya Dion.Dion kembali ke rumah dengan perasaan rindu terhadap Nia, sebab selama ini dirinya sendiri sibuk dengan pekerjaannya dan juga memikirkan anaknya.Kembalinya Karina membuatnya bingung untuk memilih siapa diantara keduanya, di satu sisi Dion menginginkan Nia tetap bersamanya.Tetapi di sisi lainnya Dion pun melihat Dila yang merasa bahagia setelah Karina kembali di tengah-tengah keluarga mereka yang sudah perlahan membaik karena kehadiran Nia.Sehingga Dion benar-benar berada dalam dilema yang cukup besar, membuatnya sejenak diam dan berusaha untuk menjauhi keduanya berharap ada jalan terbaiknya.Sebab Dion tidak ingin berpihak pada salah satunya, menimbang Karin
Read more
Bab 130
"Kenapa sih, kalian semua cuman bisa nyalahin aku? Terutama itu kamu, dari dulu sampai sekarang masih saja sama. Gimana aku mau betah berlama-lama berada di lingkungan keluarga kamu?" Tanya Karina.Karina berharap Dion bisa mengerti akan dirinya yang juga butuh sesuatu yang bisa membuatnya lebih nyaman.Membebaskan banyak hal pada dirinya yang juga lelah jika terus terkurung dalam rumah tangga yang begitu membosankan.Tidak ada waktu untuk bisa menjadi diri sendiri, memanjakan diri.Sementara bukankah tujuan menikah itu adalah untuk kebahagiaan, lantas di mana dengan kebahagiaan yang seharusnya di dapatkannya setelah menikah dengan Dion.Pada kenyataannya dirinya hanya menjadi seorang ibu dan juga mengurus rumah tangga.Sungguh sangat tidak mungkin bagi Karina untuk bisa mengikuti semua aturan tersebut."Apa maksudmu?" Tanya Dion yang mendengar dengan jelas saat Karina seakan menyalakan Bunga yang padahal adalah ibunya sendiri."Aku hanya mengatakan apa yang terjadi, kamu sadar tidak?
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
48
DMCA.com Protection Status