Share

Bab 129

Penulis: Ipak Munthe
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Akhirnya hari ini Dion pun kembali pulang ke tanah air, namun satu hal yang membuatnya menjadi hampir tidak bisa bernapas.

Nia telah pergi dari rumah dan penyebabnya adalah Karina.

Kemarahan pun tidak dapat ditahan, rasanya begitu lancang mengusir Nia yang tak lain adalah istri sahnya juga.

"Kenapa kau mengusirnya?" Tanya Dion.

Dion kembali ke rumah dengan perasaan rindu terhadap Nia, sebab selama ini dirinya sendiri sibuk dengan pekerjaannya dan juga memikirkan anaknya.

Kembalinya Karina membuatnya bingung untuk memilih siapa diantara keduanya, di satu sisi Dion menginginkan Nia tetap bersamanya.

Tetapi di sisi lainnya Dion pun melihat Dila yang merasa bahagia setelah Karina kembali di tengah-tengah keluarga mereka yang sudah perlahan membaik karena kehadiran Nia.

Sehingga Dion benar-benar berada dalam dilema yang cukup besar, membuatnya sejenak diam dan berusaha untuk menjauhi keduanya berharap ada jalan terbaiknya.

Sebab Dion tidak ingin berpihak pada salah satunya, menimbang Karin
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (47)
goodnovel comment avatar
Tiah Sutiah
makan aja ketidapastian mu itu Dion karna Nia sdh ga ada di samping mu...
goodnovel comment avatar
Sri Handayani
lanjut thor bagus ceritanya.....
goodnovel comment avatar
Yen Anton
harus sportif Dion mana yg kau pilih
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 130

    "Kenapa sih, kalian semua cuman bisa nyalahin aku? Terutama itu kamu, dari dulu sampai sekarang masih saja sama. Gimana aku mau betah berlama-lama berada di lingkungan keluarga kamu?" Tanya Karina.Karina berharap Dion bisa mengerti akan dirinya yang juga butuh sesuatu yang bisa membuatnya lebih nyaman.Membebaskan banyak hal pada dirinya yang juga lelah jika terus terkurung dalam rumah tangga yang begitu membosankan.Tidak ada waktu untuk bisa menjadi diri sendiri, memanjakan diri.Sementara bukankah tujuan menikah itu adalah untuk kebahagiaan, lantas di mana dengan kebahagiaan yang seharusnya di dapatkannya setelah menikah dengan Dion.Pada kenyataannya dirinya hanya menjadi seorang ibu dan juga mengurus rumah tangga.Sungguh sangat tidak mungkin bagi Karina untuk bisa mengikuti semua aturan tersebut."Apa maksudmu?" Tanya Dion yang mendengar dengan jelas saat Karina seakan menyalakan Bunga yang padahal adalah ibunya sendiri."Aku hanya mengatakan apa yang terjadi, kamu sadar tidak?

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 131

    "Dion, kamu tidak mencintai aku lagi?""Tidak, dulu dan sekarang sudah berbeda. Sejak kau pergi kami sudah tidak membutuhkanmu lagi!""Dion, kau sadar dengan apa yang barusan kau ucapkan?""Apa tidak bisa kau mengerti akan keadaan anak mu? Dila, anak mu Karina!""Aku memang Maminya, kau juga Papinya. Tapi tidak usah terlalu lebay!"Dion benar-benar tidak mengerti dengan jalan pikiran seorang Karina, bahkan seakan tidak memperdulikan darah dagingnya sendiri."Pergi dari sini atau kau akan menyesal!"Karina pun mengepalkan kedua tangannya, kemudian segera pergi.Dion benar-benar membuatnya merasa kesal dan seakan tidak berguna sama sekali.Tidak pernah berpikir untuk diceraikan oleh Dion mengingat dulu dirinya begitu diagung-agungkan.Tapi apa? Nyatanya malah menceraikan juga.Sementara Dion terus saja menatap wajah putrinya yang begitu pucat, perlahan kelopak matanya bergerak dan terbuka.Dion pun merasa lega setelah melihat bola mata indah putrinya itu."Sayang, kamu sudah sadar?" Dio

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 132

    Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit pikiran Dion hanya tentang Nia saja, hingga akhirnya Dion pun sampai di rumah sakit kembali.Namun, sesampainya di sana Dion pun langsung disuguhi dengan pertanyaan dari Dila yang seakan menagih janji.Janji dirinya yang akan membawa Dila kembali untuk berkumpul bersama seperti sediakala."Mami Nia nya mana Pi?"Dila tidak melihat siapa-siapa yang memasuki ruangannya bersama dengan Dion.Begitu juga dengan Bunga yang dari tadi menemani Dila di sana, sekaligus menantikan kehadiran Nia.Tapi tampaknya Dion datang tanpa Nia.Dion pun duduk di sofa dengan wajah lesunya, dirinya benar-benar tidak bisa menjelaskan pada Dila akan Nia yang tidak bisa ditemuinya."Dion?" Bunga pun duduk di samping Dion, kemudian bertanya langsung."Ma, kita bicara di luar."Dion pun segera keluar dari ruangan Dila, begitupun dengan Bunga yang menyusul Dion setelah berpamitan pada Dila dan berjanji akan segera kembali.Bunga melihat Dion duduk di depan kursi tepat berada

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 132

    Teriknya matahari terasa membakar tubuh Nia, dengan segera mencari tempat untuk sejenak membuat dirinya menjadi lebih baik.Nia pun tersadar saat ini dirinya sudah pergi berkerja terlalu lama, bahkan hari pun sudah hampir sore.Hingga memutuskan untuk pulang ke rumah, meskipun Zaki tidak meminum asi namun tetap saja dirinya khawatir akan keadaan putranya itu.Sebagai seorang ibu pastinya akan sangat memikirkan keadaan anaknya.Hingga akhirnya Nia pun sampai di rumah, dengan segera meneguk mineral kemudian duduk di kursi meja makan sederhananya."Zaki, mana Bu?""Di kamar, tadi dia main sama Ibu. Kayaknya kecapean dan akhirnya tidur," jawab Farah.Farah pun duduk di kursi berhadapan dengan Nia.Nia pun mengeluarkan uang recehan hasil dari berjulanan seharian ini."Sepertinya banyak dagangan mu yang laku.""Ya Bu, rezeki Zaki. Soalnya susu juga mau habis.""Ya, benar juga. Apa lagi susu Zaki yang mahal sekali harganya," Farah bahkan merasa tidak mampu untuk membelikan susu bagi cucunya,

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 133

    Dion pun akhirnya memutuskan untuk pulang ke rumah, namun langkah kakinya malah membawanya menuju kamar tamu yang pernah di tempati oleh Nia.Dion pun melihat kamar tersebut yang tampak kosong.Hingga pandangan matanya tertuju pada meja rias di mana ada beberapa benda yang pernah diberikan.Kartu kredit dan juga kartu lainnya di letakan begitu saja, ada kalung yang juga pernah diberikannya saat beberapa hari yang lalu.Di tambah lagi ada cincin nikah, bahkan sampai cincin nikah saja Nia melepaskannya dan meninggalkan begitu saja.Apakah begitu besar kebencian di hati Nia hingga meninggalkan semua benda tersebut.Dion hanya bisa meremas cincin di tangannya, kemudian duduk di lantai penuh dengan rasa sakit.Tidak menyangka semuanya menjadi rumit akibat dirinya yang sempat menjadi kebingungan antara memilih Karina ataupun Nia.Sesaat kemudian suara ponsel Dion pun berbunyi, ternyata Dila yang menghubungi.Yang ditanyakan oleh Dila hanya Nia dan membuat Dion semakin sadar bahwa Dila pun s

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 134

    "Dok, bagaimana keadaan istri saya?" Tanya Dion saat seorang dokter selesai memeriksa keadaan Nia.Namun, dokter tersebut malah terdiam saat mendengar apa yang di katakan oleh orang yang ada di hadapannya itu.Karena, rasanya cukup janggal saat mengatakan suami dari pasiennya.Dokter itu tahu pakaian yang ada di tubuh Dion adalah berharap begitu mahal, tetapi berbeda jauh dengan pakaian yang dikenakan oleh Nia.Bahkan ruang rawat Nia pun hanya kelas paling bawah."Dok, dia bukan suami saya!" Kata Nia.Apa yang kini dipikirkan oleh Nia, tetapi sepertinya dirinya tidak ingin menjadi istri dari Dion ataupun istri dari lelaki manapun.Cukup sudah penderitaan ini, Nia sudah terlalu trauma dengan namanya lelaki.Sementara pikiran dokter tersebut semakin bingung, karena kedua orang itu terlihat begitu berbeda.Dion pun hanya bisa diam sebab tak ingin ada perdebatan. Menimbang keadaan Nia yang sedang tidak baik-baik saja."Keadaan Ibu masih belum pulih, harus dirawat dulu ya Ibu. Janinnya jug

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 135

    "Huuueekkk."Dari tadi Dion terus saja muntah-muntah, bahkan untuk melihat makanan saja membuatnya tidak berselera sama sekali.Belum lagi pikirannya yang masih tertuju pada Nia dengan keadaannya yang tidak baik-baik saja.Bahkan Nia memutuskan untuk pulang sebelum diperbolehkan oleh dokter.Untuk bertemu dengan dirinya saja Nia tidak memberikan kesempatan sedikitpun.Sekalipun hanya satu menit saja Dion sangat mengharapkan, namun apa daya kerasnya pendirian Nia tidak bisa di robohkan dengan begitu saja.Hingga lagi-lagi Dion merasakan mual yang begitu luar biasa, kembali berlari ke kamar mandi dan memuntahkan cairan saja.Rasanya sungguh sangat melelahkan sekali, entah sampai kapan akan begini terus.Dengan segera Dion pun menelan obat, mungkin karena terlalu lelah dan tidak makan membuatnya menjadi begini.Tetapi mendadak lidahnya ingin memakan sesuatu yang asam, dan meminta Art untuk membuatnya rujak.Akhirnya Dion pun memutuskan untuk menuju rumah sakit di mana Dila masih dirawat.

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 136

    "Tidak ada masalah dengan mu," kata Niko setelah memeriksa keadaan Dion.Dion yang sudah tidak dapat menahan rasa tidak nyaman pada dirinya memutuskan untuk langsung saja menemui Niko, memeriksakan keadaannya atau penyakit yang dia derita saat ini.Sejak kemarin sampai pagi tadi rasa mualnya seakan semakin menjadi-jadi, bahkan membuat hari-harinya sangat tidak nyaman.Namun, anehnya Niko malah mengatakan tidak ada yang salah dengan tubuhnya, lantas apa yang terjadi kepada dirinya.Saat ini Dion seakan meragukan kehebatan Niko sebagai seorang dokter."Apakah mungkin seseorang tidak sakit. Namun, mengalami keluhan seperti yang kurasakan ini," tanya Dion dengan kemarahan, karena kesal pada apa yang dikatakan oleh sahabatnya itu."Tapi kau memang tidak sakit!" Jawab Niko lagi."Dasar dokter aneh, aku sakit, mual, pusing dan mudah lelah, kau tahu itu? Itu adalah tanda-tanda orang sakit!" geram Dion semakin meninggikan nada suaranya karena benar-benar kesal kepada Niko."Aku menjadi curiga

Bab terbaru

  • Istri Lugu Presdir Dingin   TAMAT

    Satu Pesan dari Ibu[Kau tidak pulang? Jika tidak, Adinda akan menggantikan posisimu sebagai Presiden Direktur!] Membaca itu, Dimas segera mencengkram ponsel di tangannya.Sesaat kemudian ponsel itupun melayang dan berakhir hancur di lantai.Jika sebelumnya Laras mengancam akan menyumbangkan semua kekayaanya pada panti asuhan, maka kini Laras malah lebih gila lagi! Ibunya itu sampai mengatakan Adinda yang akan menggantikan posisinya.Ini gila!Dimas tidak habis pikir kenapa bisa Laras melakukan ini padanya.Dan jika Adinda yang menggantikan posisinya, itu akan jauh lebih membuatnya terhina di hadapan wanita jalang itu.Jelas tidak bisa dibiarkan!"Pak Presdir, Ibu Laras ingin berbicara," kata Gilang sambil memberikan ponsel di tangannya pada Dimas.Tentunya karena ponsel Dimas tak lagi bisa terhubung sebab sudah hancur berantakan di lantai."Katakan padanya saya akan pulang!" Dimas tak menerima ponsel yang diarahkan padanya.Dia menyambar jasnya dan langsung pergi.Jika bukan karen

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 479

    Setiap kisah dan waktu yang sudah terlewati tak akan bisa diulang kembali.Namun, semua kisah itu seakan lekat dalam ingatan tanpa bisa untuk terlupakan oleh ingatan.Aku Nia putri, menjalin kisah dengan takdir yang kujalani.Harapan ku hanya satu, bisa mendapatkan suatu harapan untuk bisa membuat ibu ku terus bersama ku setelah aku kehilangan ayah ku.Namun, siapa sangka bonus dari semua perjuangkan ku justru hal yang tak terduga.Justru kebahagiaan itu menghampiri ku.Dion seorang pria duda dengan satu anak dan usianya jauh lebih tua dari ku.Kami menjalin hubungan yang rumit karena sebuah alasan yang kuat namun penuh dengan air mata.Tujuan saling menguntungkan malah berakhir dengan saling mendapatkan kenyamanan.Tapi aku katakan aku bahagia.Awal kisah yang ku alami malah membawaku padanya.Meskipun banyak yang tidak aku inginkan dalam kisah ini.Tapi tetap saja aku tidak bisa bisa menolak takdir ku yang rumit itu.Terlepas dari itu semua aku adalah wanita penuh dengan kesalahan y

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 478

    Di tempat lainnya ada juga yang sedang berbahagia.Raya kembali melahirkan seorang anak laki-laki Dan kini anak itu diberi nama 'Raza' perpaduan antara nama Raya dan Reza.Itu adalah saran nama dari Dion.Reza dan Raya pun setuju saja."Itu nama dari, Opa Dion," kata Reza sambil tersenyum pada bayinya."Benar, dan ini adalah, Oma," Raya pun menunjuk Nia.Nia pun tersenyum karena merasa lucu, tapi bagaimana pun juga itu memang benar dan tidak masalah juga menjadi Oma diusia yang masih muda ini."Aduh, cucu Oma," Nia pun menggendong bayi lucu itu.Dia melihat wajah anak itu yang sangat mirip dengan Reza.Bahkan sedikit mirip dengan Zaki."Nia, berikan pada, Opanya," Dion pun menunjuk ke arah Chandra.Chandra pun tersenyum karena kini sudah memiliki seorang cucu."Bagaimana kalau berikan pada, Oma Kiara," celetuk Nia.Kiara yang dari tadi hanya diam pun seketika terkejut mendengar ucapan Nia."Ibu Nia, saya masih ting-ting. Saya masih mahasiswa, saya masih kecil, saya dipanggil, Kak Kia

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 477

    Beberapa bulan kemudian...Niko dan Ranti menyambut bahagia saat kelahiran putra mereka yang diberi nama 'Fatih Niko Adiguna'Sesuai dengan keinginan Niko, mereka hanya memiliki satu orang anak saja.Niko tidak ingin serakah, dia sudah merasa cukup dengan kehadiran seorang anak laki-laki untuk menjadi pewarisnya.Terlebih lagi tidak ingin melihat Ranti harus berada dalam sebuah keadaan yang menegangkan.Dia tak mau mengambil resiko.Meskipun keadaan rahim Ranti masih memungkinkan untuk mengandung lagi.Dia sangat mencintai istrinya dalam keadaan apapun.Menurutnya memiliki anak adalah sebuah hadiah.Tapi memiliki Ranti adalah anugerah.Jadi, dia sudah sangat bahagia dengan satu putra saja.Selebihnya dia menganggap anak Barra juga anaknya.Apa lagi Barra memiliki 3 orang anak, membuat Niko merasa anaknya sudah memiliki Kakak walaupun hanya sepupu saja."Wajahnya lebih mirip, Mama," kata Ranti.Dia pun melihat wajah Mama mertuanya dan lagi-lagi melihat wajah putranya.Putra kecil yang

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 476

    "Dokter Niko, lihat ini," Adam menunjuk layar monitor.Saat itu Niko pun melihat ke arah yang ditunjuk oleh Dokter Adam.Tapi Niko yang sedang tidak baik-baik saja tidak mengerti."Ada apa?" tanya Niko.Bodoh?Ya, Niko akan sangat bodoh jika sudah menyangkut tentang Ranti.Begitu juga dengan saat ini.Bahkan dia sendiri tidak dapat berpikir jernih, padahal Dokter Adam sudah menunjukkan dengan jelas.Namun, Niko masih bertanya.Dia butuh jawaban, sekaligus penjelasan yang pasti.Jangan memintanya untuk menyimpulkan sendiri, dia tidak bisa.Otaknya sedang sulit untuk bisa berpikir jernih."Tidak ada masalah dengan rahim istri anda, janinnya juga sudah berada di dalam rahim," terang Dokter Adam.Niko pun terkejut mendengarnya dia pun segera mendekat dan melihat dengan jelas."Ini keajaiban, Dokter Niko. Lihat ini," Dokter Adam pun kembali memperlihatkan bagian lainya, rasanya pemeriksaan sebelumnya dan saat ini jauh lebih baik."Apakah ini mungkin?" tanya Niko yang belum percaya."Iya, i

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 475

    "Aku pun akan mati, jika kamu mati," tambah Niko lagi.Ranti terdiam mendengar ucapan suaminya itu."Tapi aku akan tetap mempertahankan anak ku," kata Ranti dengan penuh keyakinan.Siapa pun ibu tak akan tega membunuh anaknya, begitu juga dengan Ranti."Vina, panggil, Dokter Winda!" pinta Niko.Untuk kaki ini dia tak bisa lagi untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.Dia tidak memiliki keberanian untuk mengetahui keadaan Ranti saat ini.Dia butuh bantuan dokter lain untuk bisa membantunya, sedangkan Dokter Winda adalah dokter senior yang sudah banyak menangani pasien dan Niko sudah tak tahu dengan kehebatannya.Meskipun perasannya begitu was-was akan keadaan Ranti saat ini.Tapi jelas terlihat bahwa Ranti akan dengan kerasnya pendiriannya yang tak akan menggugurkan kandungannya."Selamat siang, anda memanggil saya, Dok?" Dokter Winda pun telah tiba seperti yang di sampaikan oleh Vina untuk segera menemui Niko.Niko pun mulai tersadar dari pikirannya yang kacau, sambil melihat wajah

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 474

    "Hamil?" Niko terdiam saat menyaksikan sendiri ada janin di rahim istrinya.Dia pun mengingat kembali saat itu Ranti menggodanya dan hal itu pun terjadi sebelum dia berpikir untuk membuat sel telurnya tidak bekerja.Bahkan saat itu tidak hanya satu kaki, namun berkali-kali.Lantas bagaimana ini?"Kamu ngomong apa tadi?" tanya Ranti yang mendengar ucapan Niko.Niko pun kini melihat Ranti dengan pikirannya yang kacau."Niko, aku hamil?" tanya Ranti memastikan, "berarti testpack yang aku gunakan tadi tidak keliru," tambah Ranti.Ranti terus saja tersenyum bahagia membayangkan sebentar lagi anak menjadi seorang ibu.Dia langsung saja memeluk Niko dengan penuh kebahagiaan.Tak tahu harus bagaimana untuk meluapkannya tapi Ranti benar-benar tidak akan pernah bisa melupakan saat ini."Tuh, kan, nggak perlu adopsi anak. Buktinya sekarang aku hamil, artinya kita akan jadi orang tua," Ranti semakin mempererat pelukannya.Begitu larut dalam kebahagiaan yang tak bisa teralihkan sama sekali.Kemud

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 473

    Beberapa hari kemudian.....Ranti menatap alat uji kehamilan di tangannya dengan malas.Entah sudah berapa kali dia menggunakannya demi mengetahui apakah ada janin yang tumbuh di rahimnya atau tidak.Mungkin saja ini sudah testpack yang ke 50.Dan hasilnya masih saja garis satu, sungguh membuatnya merasa sedih.Dia pun akhirnya segera menuju ranjang, hari ini dia sangat malas melakukan hal apapun.Sedangkan Niko sedang berada di rumah sakit.Dan seharusnya Ranti selalu mengantar makan siang untuk suaminya itu, sekaligus akan makan bersama-sama.Tapi dia pun malah tertidur pulas dan lupa untuk mengantarkan makanan siang untuk Niko.Hingga ponselnya pun berdering, tidurnya pun terusik dan dengan rasa malas menjawab panggilan itu."Halo," Ranti tak melihat terlebih dahulu nama siapa yang ada di layar ponselnya.Dia langsung saja menjawabnya."Sayang, kamu sudah di mana?" tanya Niko.Ranti pun baru tersadar jika yang menghubungi dirinya adalah Niko.Kemudian dia melihat jam dinding, dia p

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 472

    Keesokan harinya."Kamu nggak ke kantor?" Ranti melihat Niko tampak santai di atas ranjang sambil memeluk dirinya.Ini tidak biasanya terjadi, karena kebiasaan Niko jika pagi begini pergi bekerja."Aku mau di rumah aja sama kamu," jawab Niko."Kenapa begitu?""Libur untuk satu hari rasanya tidak salah," kata Niko lagi.Ranti pun mengangguk mengerti.Mungkin Niko juga kelelahan dan butuh waktu untuk beristirahat.Mengingat selama ini Niko selalu saja disibukkan dengan pekerjaan yang tidak ada habisnya."Ranti, bagaikan kalau kita mengadopsi anak."Deg!Jantung Ranti rasanya keluar dari dadanya.Dia begitu shock mendengar pertanyaan Niko barusan.Tunggu dulu.Itu pertanyaan atau pernyataan?Ranti tak pernah berpikir jika Niko akan berkata demikian.Apakah Niko sudah sangat ingin memiliki anak sehingga dia mengatakan demikian."Tapi aku juga bisa hamil, kenapa harus mengadopsi anak?" tanya Ranti yang bingung.Niko pun menutup matanya dia pun segera bangkit dari atas ranjangnya berjalan

DMCA.com Protection Status