"Duduk saja dekatku." Rey memegang tangan Nay dan mencoba bangun. Reflek Nay membantu mengangkat bahu Rey. "Kau tidak tahu rasanya menunggu, Nay.""Jangan ajari aku rasanya. Malam saat kau operasi, sendiri di tengah malam, aku menunggu di depan pintu itu Rey. Waktu seakan tidak berjalan. Lama kau tidak keluar. Tiap sebentar aku melirik jam di tanganku hanya untuk menenangkan perasaanku sendiri." Suara Nay bergetar. "Nay ...." Rey mendekap tubuh Nay. Ia membiarkan Nay menangis di bahunya. "Menangislah, Sayang." Mata Rey pun mulai berembun, saling berpelukan, melepaskan semua kerinduan. Di sudut ruangan berdiri Gantari dan Wira. Nay tahu mereka sengaja mendengarkan pembicaraan pribadinya dengan Rey. "Kau harus terbiasa, Gan! Belajarlah padaku," kata Wira yang sengaja diperdengarkan pada Nayara. Nay tahu, mereka sedang cemburu. ***Nay memeriksa gulungan kertas yang didapatnya dari ruang bawah tanah Mahesa. Mengusap pelan dengan kain lembut pada kertas tersebut. Berdebu dan sedikit
Terakhir Diperbarui : 2022-10-05 Baca selengkapnya