"Papa, janais." "Apa katanya, Nur?" tanya Mama. "Papa jangan nangis katanya, Ma," jelasku. "Enggak. Papa ... papa enggak nangis, kok." Mas Aldi tersenyum, tapi air matanya masih belum bisa berhenti menetes di pipi. "Alan sayang Papa?" tanya Mama seraya mengusap kepalanya. "Cayang," jawabnya dengan riang. "Papa uwa," imbuhnya sembari mengangkat jari-jari mungilnya, lalu menatap Mas Widi yang berdiri di samping Mas Aldi. "Iya, papa Alan ada dua," kataku seraya
Baca selengkapnya