Selama di rumah Harlan, bibir Safea cemberut sepanjang waktu. Terlebih saat ibu mertua yang berwajah pasi di ruang sebelah terus mengerang tidak jelas.“Aaaa, uuuunggg …!” Suara Bu Mira makin keras membuatnya menutupi kedua telinga.Lekas beranjak, bukan mendekat tapi Safea malah mencari dua ipar yang lagi asyik cekikikan di kamar.“Hesti, Hasna! Tuh, dipanggil mamamu!”Kedua kakak beradik itu menoleh, lalu saling bertatapan.“Kak Hesti aja, Hasna lagi ada tugas.” Gegas bergerak dari kasur gadis berambut model bob itu menuju meja belajar, mengambil buku dan berpura membaca.“Kenapa nggak Mbak aja, sih?” kesal Hesti. Meski hampir seumuran dengan Safea, karena jadi kakak iparnya terpaksa ia memanggil ‘Mbak’.“Aku ini hamil, susah gerak. Masa gitu aja nggak paham,” alasan Safea sembari pergi.Komat-kamit bibir Hesti mengumpat tanpa suara, di belakang iparnya yang memegang pinggang.‘Perut masih kecil juga lagaknya kayak sudah mau beranak! Alesan!’“Apa sih, Ma? Ganggu aja!” gerutu Hesti
Read more