Hari ini Aeris kembali bekerja setelah libur selama dua hari. Leon sebenarnya tidak tega membiarkan Aeris bekerja karena kondisinya baru saja pulih. Namun, Aeris terus saja memaksa. Akhirnya dia pun terpaksa mengizinkan."Kalau kamu mengeluh pusing atau kurang enak badan, segera telepon aku," pesan Leon sebelum Aeris turun dari mobil.Aeris memutar bola mata malas. "Astaga, iya, Leon. Kamu sudah mengatakan hal itu sebanyak dua puluh kali. Aku pasti mengingatnya."Leon malah terkekeh. "Aku kan, khawatir sama kamu, Sayang."Makasih atas perhatiannya, tapi kamu terlalu berlebihan, Leon. Aku ke butik dulu, ya?" Aeris ingin membuka pintu mobil, tapi Leon malah menahan pergerakan tangannya.Aeris mendesah panjang. "Apa lagi sih, Leon?" tanyanya berusaha sabar."Kamu lupa ini," ucap Leon dengan menunjuk bibir sendiri.Wajah Aeris sontak bersemu merah. Apa Leon minta cium?"Ayo cepat, Sayang ...," rengek Leon tidak sabar.Aeris menghela napas panjang lantas mengecup bibir Leon singkat. "Sudah?
Read more