Home / Romansa / Pembalasan Istri Kumal / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Pembalasan Istri Kumal: Chapter 101 - Chapter 110

296 Chapters

part 11 (percobaan pembunuhan Lala)

"Mei, berhenti!" Suara tuan Lee tak lagi terdengar di telingga putrinya."Kejar istrimu Iyan!" Perintah tuan Lee segera setelah Sri pergi."Tapi bagaimana dengan bapak?" Satria masih ragu." Kejar istrimu dulu, bapak bisa jalan sendiri!" Ucap tuan Lee sambil melirik bebeapa pengawal di sisi belakangnya.Memastikan tuan Lee banyak yang jaga, Satria segera menyusul istrinya.Sementara Sri berlari mengikuti petugas yang masuk ke dalam lif, namun saat dia sampai di depan lif, lif telah tertutup dan naik lebih dulu, Sri yang panik mengingat ada tangga dan segera dia berlari ke tangga di tengah gedung."Sayang tenanglah!" Satria mencoba menghentikan langkah istrinya namun terlambat, Sri sudah berlari meninggalkan dirinya lagi.Mau tak mau Satria mengikuti Sri dari belakang, dia tak bisa lagi berteriak meminta berhenti, tidak di tengaj gedung rumh sakit itu.Sementara Sri berlari dengan separuh jiwa yang hancur membayangkan bila terjadi sesuatu pada putrinya, ia berlari tanpa perduli lagi si
last updateLast Updated : 2022-12-28
Read more

Part 12 (Aini dan wanita misterius)

Satria berlari memutari rumah sakit, mencari wanita yang di katakan maminya sempat masuk ke dalam kamar Lala, namun dia tidak menemukan orang itu."Bagaimana jika kita periksa cctv?" Arman memberinya saran dan Satria menyetujuinya.Segera dia masuk ke ruang keamanan dan meminta mereka memutar rekaman cctv. Pihal keamanan dengan mudab memberikan rekaman itu mengingat bahwa mereka bida saja melaporkan keteledoran rumah sakit dalam menjaga keamanan pasien pada pihak kedisiplinan, mereka bisa terkena masalah.Satria mengamati layat, melihat wanita itu masuk dari depan dan naik dengan baju biasa, setelahnya dia bergsnti sragam perawat dan.masuk ke dalam ruang perawatan Lala tak lama dia kembali keluar."Perbesar gambar itu!" Ucap Satria dan kini dia melihat jelas wajah wanita itu."Ambil gambar wanita itu dan cari hingga ketemu!" Ucap Satria lalu keluar dari ruangan dengan kesal.Siapa perempuan itu? Apa yang dia inginkan dari kami, kenapa begitu banyak orang ingin mencelakai Lala?Satroa
last updateLast Updated : 2022-12-28
Read more

Part 13 (Rencana berbahaya)

Aini terlihat berjalan kembali ke arah jalan besar, Arman berjalan mengikuti Aini lagi, namun Satria lebih tertarik melihat apa yang. ada di dalam rumah petak itu."Tuan, wanita itu pergi ke sana!" Arman menyadarkan Satria dari lamunannya."Ikuti dia man, aku akan masuk dan melihat ke dalan rumah ini." Ucapnya lalu mengintip dari balik jendela kaca."A_apa ini!" Ucap Satria dengan mata membelalak, melihat sendiri apa yang ada di hadapannya.Belasan anak duduk tanpa alas di rumah petak sempit itu, mereka nampak makan bersama hanya dengan dua bungkus nasi dan dua potong tahu goreng, yang lebih menyedihkan bocah 3 tahun ikut ada di antara mereka.Kegilaan macam apa ini?"Satria ingin membuka pintu rumah itu, namun bunyi ponselnya membuat dia mengurungkan niatnya dulu."Ada apa?" Tanyanya pada Arman, pengawal pribadi Sri itu sekarang menghubunginya."Apa tuan masih lama?""Memangnya ada apa?""Aini sudah pergi lagi dengan mobil lain.""Apa? Oke kamu ikuti dia, jangan lupa kirim lokasimu n
last updateLast Updated : 2022-12-28
Read more

Part 14

Sri ambruk ke lantai, pilihannya begitu sulit, jika dia biarkan Lala tetap di sini, kapan saja putrinya bisa mati, tapi membawa Lala dengan cara mengerikan itu, Sri takut putrinya benar-benar tak akan bisa di selamatkan"Katakan Mei, apa yang kamu pilih?" Bapak kembali berucap dengan lantang dan membuat tubuh Sri semakin gemetar."Mei!""Suntikkan dokter Mira, suntikkan!" Ucap Sri gemetar bersamaan dengan suara bapak yang memanggil namanya dengan lantang.Erica memeluk Sri dalam tangis, melihat dokter Mira menyuntikkan kembali obat yang hampir membunuh Lala tadi dan tak lama detak jantung Lala melemah, Sri gemetar menutup mulutnya, dia mendekat dan memeluk Lala yang benar-benar diam sekarang.Dengan cepat perawat melepaskan semua alat yang menempel di tubuh Lala dan gadis itu di bawa keluar dengan selambu menutupi seluruh tubuh hingga kepalanya."Mami..." Lirih Sri berucap memanggil mertuanya, dirinya begitu lemah seolah dunia ikut runtuh bersamanya."Segera ke ambulan!" Ucap tuan Lee
last updateLast Updated : 2022-12-29
Read more

Part 15

Sri berhenti menanggis, menatap ke arah bapak yang tersenyum tipis menghadap ke depan."Lala baik-baik saja sayang, aku akan membawanya ke rumah yang sudah bapak siapkan.""Kamu yakin dia baik-baik saja Tri? Maksudku kamu yakin yang bersamamu itu Lala? Bukankah aku sedang membawa pulang jasadnya sekarang?""Ya, biarkan orang menganggapnya begitu, setidaknya rencana kita berhasil.""Aku masih tidak paham, maksudnya kalian menukar tubuh Lala?""Lebih baik bapak yanh jelaskan, biarkan Satria mengurus Lala dulu Mei."Sri menatap ke arah tuan Lee dan Satria mematikan ponselnya dan kini Sri hanya bisa diam mencerna apa yang sebenarnya terjadi."Bapak, ada apa ini?" Tanyanya polos menatap tuan Lee."Seperti yang kamu dengar nduk, semua sudah bapak rencanakan."Ingatan tuan Lee melayang pada saat dia sendiri memeriksa cctv rumah sakit, setelahnya dia tau yang mereka incar bukanlah amarahnya, melainkan memang kematian Lala."Kamu sudah di jalan?"Saat itu tuan Lee menghubungi Arman, beberapa
last updateLast Updated : 2022-12-29
Read more

part 16

Sri keluar dengan pakaian hitam, wajahnya sendu menatap setip tamu yanh datang, mbak Lia menangis di sudut ruang, memeluk Sri saat wanita itu berada di dekatnya."Kenapa bisa begini Sri?" Ucap wanita itu berusaha menenangkan hati Sri.Sri hanya diam, menatap kosong ke depan, ah sebenarnya bukan menatap kosong, dia sedang melihat ke arah Aini yang duduk di antara banyak pelayat."Mana suamimu, kenapa dia tidak menemsni kamu?" Lia bertanya pada Sri dan membuat beberspa orang menatap ke arahnya. Tak banyak yang tau Sri sudah menikah, bahkan beberapa dari mereka menganggap Lia salah bicara.Sri kembali diam, Mami mertuanya memeluk erat tubuh sang menantu, sebab dia juga merasa sedih. Erica sendiri tak tau bahwa Lala masih hidup, karenanya dia benar-benar merasa terluka dan sedih."Kenapa kamu tak bisa menjaga cucuku?" Ibu Fandi datang dan langsung menemui Sri, wanita itu menatap marah ke arah mantan menantunya, menganggap Sri sudah gagal menjaga sang cucu."Katakan Sri, kenapa kamu bisa
last updateLast Updated : 2022-12-29
Read more

Part 17

Ark!Brak! Brak!"Aku benci kalian semua!" Aini memukul kesal setir mobilnya, mengingat dengan jelas wajah menyebalkan Sri saat Satria mengatakan mereka sudah menikah."Kenapa harus Sri? Wanita itu bahkan tak lebih cantik dari aku!" Ucapnya kembali dengan napas memburu, bayang wajah Sri yang seakan meledeknya tergambar begitu jelas."Aku sudah menggorbankan semua yang aku punya, harga diriku, kehormatanku, bahkan nyawaku sendiri tergadaikan hanya untuk membuat wanita itu terpuruk, tapi yang kudapat justeru kabar mengejutkan lain.""Harusnya aku membunuhmu juga Sri, bukan cuma anakmu yang kecentilan itu." Ucapnya kembali dengan wajah marah.Mobil Aini melaju membelah jalanan, hari ini langit sedikit mendung, rintik hujaan tak berhenti sejak dia keluar dari rumah tuannya. Perlahan dia menginjak rem, lampu merah menghentikan laju mobilnya. Aini melihat ke sekitar, berpikir haruskah dia mengambil jalur kanan, atau lurus untuk kembali menemui tuan Yuan.Ya, dia perlu bicara dengan tuannya
last updateLast Updated : 2022-12-30
Read more

Part 18

Dua jam perjalanan Sri tiba di perkampungan yang sunyi, tempatnya pelosok masuk le dalam hutan dan kebun jati. Untul sampai ke jalan utama, mereka harus masuk lebih dari tiga kilo meter. Mobil Satria masuk ke area pekarangan, rumah sederhana dari papan yang terlihat lapuk dengan gaya khas joglo tua. Hari mulai gelap saat mereka tiba, lampu-lampu kekuningan sudah menyala dan keadaan sekitar mulai gelap gulita."Apa Lala ada di sini Tri, di rumah ini?" Sri bertanya pada Satria, ia sedikit khawatir dengan kenyamanan Lala, mengingat rumah itu bahkan hanya dari papan dan kayu."Ya, begitu yang di katakan bapak, lagi pula bukankah yanh berjaga di jalan masuk tadi orang-orangmu?"Sri menganggukkan kepala, sebelum masuk setapak kecil mereka memang melewati gapura dengan warung kopi dan beberapa orang di sana adalah orang-orangnya yang berbaur dengan orang-orang di sini.Sri masih melihat ke sekitar, satu, dua rumah mereka temui saat masuk kemari, selebihnya hanua hutan dan kebun jati. Jalan s
last updateLast Updated : 2022-12-30
Read more

Part 19 (Hidup Baru)

Tidur di sisi Lala hingga hari menjelang pagi, rasa nyaman yang tercipta karena ketenangan membuat tidur Sri jadi lebih nyenyak, ia membuka mata saat merasakan sesuatu menyentuh wajahnya."Lala!" Sri tersentak, mengira putrinya bangun dan menyentuhnya, ternyata bukan, itu tangan Satria yang membelai wajahnya."Maaf membuatmu terkejut." Ucapnya terlihat menyesal."Tidak apa-apa, maaf aku tidur di sini semalam." Sri terdengar menyesal meninggalkan suaminy di kamar sendiri."Kenapa meminta maaf, tidurlah di manapun kamu merasa nyaman sayang, aku tak keberatan."Sri tersenyum lalu duduk di sisi ranjang, merapikan rambutnya yang berantakan dan gaun tidurnya yang sedikit tersingkap, Sri berdiri dan berjalan ke arah jendela."Kemarilah sebentar." Satria menariknya dalam pangkuan, mencium tengkuk dan leher jenjang istrinya."Ini sudah pagi Tri, jangan begitu." Ucapnya menahan gejolak yang mulai terasa karena sentuhan suaminya."Biarkah, aku masih ingin melepaskan semua rinduku." Bisik Satria
last updateLast Updated : 2022-12-31
Read more

Bab 20 (Penyamaran)

"Ikuti saja Hadi di depan, dia akan membawamu ke pasar. kamu tau Hadi kan? Supir pribadiku." Satria kembali memberikan oenjelasan pada istrinya."Aku tau!" Ucap Sri kesal, dia lalu berdiri dam berjalan keluar rumah."Apa aku naik motor ke pasar?" Sri berteriak ke dalam rumah saat melihat sebuah motor di bersihkan di luar rumahnya."Ya,dengan motor."Senyum Satria mengembang melihat istrinya turun dan mengamati motor di depannya."Ayo mi, kita ke pasar!"Erica keluar dengan sepatu dan tas mewahnya dan dengan cepat Satria mendorongnya kembalu masuk. "Pakai saja baju biasa mi, sandal japit juga ada."Sri menahan tawa, setelah dirinya mendepatkan perotes tuan dokter, kali ini mami yang menerimanya."Baiklah-baiklah!" Ucap Erica lalu kembali masuk ke kamar.Satria kembali keluar dan melihat Sri sudah duduk di atas motor."Ingat untuk membeli barang biada saja!""Iya, aku tau.""Jangan lupa belanja sayuran juga, di sini aku dengar harganya jauh lebih murah."Sri kembali menganggukkan kepal
last updateLast Updated : 2022-12-31
Read more
PREV
1
...
910111213
...
30
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status