Home / Rumah Tangga / IBUKU PELAKOR / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of IBUKU PELAKOR: Chapter 81 - Chapter 90

98 Chapters

Ternyata benar

#Ternyata benar"Bulek!" Aku sangat terkejut melihat Bulek Ratmi ada di sini juga. Dia juga kelihatan salah tingkah, mungkin tak menyangka kalau aku ada di sini. Dengan adanya Bulek Ratmi di sini, aku semakin yakin, kalau yang saat ini sedang berbaring lemah di ranjang rumah sakit adalah ibu kandungku. "Divya," kata Bulek Ratmi. Sama seperti aku, dia juga kehabisan kata-kata. Tak mungkin dia bisa mengelak lagi. Apalagi yang mau dijadikan alasan. Tak mungkin hanya kebetulan dia mengenal Bunda. Aku berbalik, melihat sosok yang masih memunggungiku itu. Airmataku mengalir deras tanpa dikomando. Akhirnya aku bertemu dengan Ibu kandungku. Tanpa mempedulikan Bulek Ratmi aku kembali mendekati Bunda. Dengan langkah gontai karena kakiku yang tiba-tiba lemas aku duduk di tempat tidurnya dan memeluknya dari belakang. Aku tak peduli, kalau dia akan terbangun dan marah padaku. Memeluknya adalah salah satu impian terbesarku saat ini.Dia menggeliat, lalu berbalik melihatku. "Kamu!" katanya terke
last updateLast Updated : 2022-11-09
Read more

Penyakit mematikan

#Penyakit mematikan"Bundamu menderita leukimia. Sekarang sudah stadium empat. Dia saat ini membutuhkan donor sumsum tulang belakang. Dokter sudah berusaha mencari pendonor, tapi belum ada yang cocok. Dokter bilang, sebaiknya pendonor adalah keluarga sendiri. Rambutnya rontok karena efek kemoterapi. Dia juga harus rutin cuci darah," jelas Bulek.Rasanya aku seperti dihempaskan, sesak sekali. Aku pernah punya teman yang menderita penyakit ini saat aku sekolah menengah atas dulu. Hanya sebentar, sejak diketahui dia menderita penyakit ini dia bisa bertahan. Tubuhnya yang gemuk mengalami penurunan bobot yang drastis. Kalau aku tak salah ingat, tak sampai sebulan, setelah di diagnosa menderita penyakit ini, dia pergi untuk selamanya. Bunda, sesingkat inikah pertemuan kita? Tak ada kesan yang berarti. Haruskah aku mengenangmu yang hanya terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit? Bahkan kamu belum mendengar semua ceritaku. "Bulek. Divya mau mendonorkan sumsum Divya. Pasti cocok sama Bund
last updateLast Updated : 2022-11-12
Read more

POV Malikah – Marah dalam diam

POV Malikah – Marah dalam diamSuntuknya aku terkurung di sini. Gara-gara si Bima, aku jadi ikut-ikutan menjarah hasil kebun Mas Chandra. Sial! Padahal sudah beruntung aku mendapat bagian rumah yang cukup besar. Kalau sudah begini, takutnya malah zonk! Menyesal? Entah. Terus terang aku masih marah sama Mas Chandra. Gara-gara dia, aku kehilangan masa mudaku. Baru lagi tamat sekolah, almarhum Bapak sudah memaksaku menikah dengannya, dengan alasan untuk membalas budi atas kebaikan Bapak mertuaku. Bapak Rajasa, si Tuan Tanah yang juga sahabat Bapak sejak kecil. Padahal usiaku dengan Maa Chandra, terpaut sangat jauh.Kata Bapak, kehidupan keluarga kakekku sangat miskin dulu. Bapak Rajasa yang banyak membantu kehidupan mereka, sampai biaya sekolah Bapak, juga dibiayai sama keluarga Rajasa. Bahkan Bapak dulu juga bekerja di kebun milik keluarga Rajasa. Saat Bapak menjodohkanku dengannya. Aku mau saja. Walaupun aku harus mau menganggap keponakannya menjadi anakku sendiri. Karena adiknya sud
last updateLast Updated : 2022-11-14
Read more

POV Malikah – Gara-gara nafsu

POV Malikah – Gara-gara nafsuSemakin lama aku jenuh juga. Apalagi sejak dia diangkat menjadi kepala desa terpilih. Aku dan dia harus terus memakai topeng kemesraan di hadapan warga. Mulai dari pagi hingga malam hari. Pokoknya kalau kami berdua di satu tempat, aku dan dia harus menjadi pasangan serasi yang diteladani semua warga. Aku bingung, menyalurkan hasratku. Kecanduanku pada film panas juga semakin menjadi, sehingga membuatku sering kehilangan kontrol atas diriku sendiri. Sering aku merayu Mas Chandra, tapi tak berhasil. Sampai akhirnya, aku berhasil membujuknya untuk periksa ke dokter spesialis. Barangkali dia ada gangguan dengan kejantanannya, hingga dia tak bisa melakukan kewajiban. Yah, sebagai seorang perempuan dan seorang istri, aku masih berharap bisa memperbaiki keadaan rumah tangga kami. Aku dan dia hanya tak pernah melakukan ritual yang satu itu saja. Aku yakin, kalau dia bisa, maka rumah tangga kami akan bisa benar-benar harmonis tanpa harus berpura-pura. Dia pasti
last updateLast Updated : 2022-11-15
Read more

POV Bima

POV BimaAh sial! Kenapa apes sekali nasibku? Bodoh! Bodoh! Laki-laki bodoh! Sudah mendapat berlian, malah disia-siakan. Susah payah mendapatkan perempuan baik seperti Divya, sekarang malah kacau, gara-gara terlalu serakah! Huft, lelah rasanya merutuki diri. Gara-gara salah sendiri. Apakah Ibu sudah tau, kalau aku sekarang dipenjara? Pasti hatinya sangat hancur kalau tau semuanya. Susah payah aku dulu bisa diterima bekerja di kebun Pak Chandra, Bapak mertuaku. Dia mencari orang yang bisa benar-benar dipercaya karena dia jarang ada di kebun. Dan aku datang di saat yang tepat, kebetulan aku seorang sarjana akuntansi. Maka Pak Chandra mempercayakan aku untuk mengurus keuangan kebun. Artinya, pemasukan dan pengeluaran aku yang catat semua. Ya meski pada awalnya, aku juga harus bekerja layaknya pekerja kebun lain. Aku sejak dulu, memang suka gonta ganti pasangan. Kata teman-temanku aku ini playboy. Sampai saat aku berkunjung kerumah Pak Chandra untuk pertama kalinya, aku bertemu Divya d
last updateLast Updated : 2022-11-16
Read more

Mengantar surat cerai

#Mengantar surat ceraiAku segera mendorong tubuh Mas Bima. Dia tiba-tiba memelukku dengan sangat erat. Aku dan dia bukan suami istri lagi. Lagipula aku terlanjur jijik dengan dia. Kalau bukan karena ingin mengantar langsung surat cerai ini ke tangannya, aku tak akan mau bertemu dengan laki-laki maniak yang culas ini. Aku sengaja mengantar surat ini langsung padanya. Biar dia tak lagi datang menggangguku. Bisa saja kan, dia mengaku tak pernah menerima surat cerai. Laki-laki seperti dia, bisa melakukan apa saja untuk mendapatkan apa yang dia inginkan.Dia terhuyung ke belakang, tangan kanannya berusaha menggapai pinggiran meja. Namun terlambat, dia akhirnya jatuh terjengkang. Dia masih sulit menjaga keseimbangan, karena betisnya yang sebelah kiri masih sakit akibat tembakan dari polisi, karena dia hendak melarikan diri malam itu. Hatiku sudah mati rasa terhadapnya. Tak ada rasa kasihan melihatnya seperti itu. Dia yang sudah membunuh rasa itu. Jadi jangan menyalahkan aku, kalau aku ta
last updateLast Updated : 2022-11-16
Read more

Membawa Bunda ke kampung

Membawa Bunda ke kampungMasih lagi aku mau buka mulut, hapeku berdering. Segera kulihat dulu, siapa tau penting. Ternyata dari Bulek Ratmi. Barangkali mereka sudah kelamaan menunggu. Hingga Bulek merasa jenuh."Halo, assalamualaikum Bulek," salamku."Waalaikum salam. Kenapa lama sekali?" tanya Bulek."Sebentar Bulek. Divya otw ya," jawabku. Segera kuputuskan panggilan. Agar tak makan waktu lebih lama lagi."Om, Divya harus segera ke rumah sakit sekarang," kataku pada Om Anton seraya memasukkan hapeku ke dalam tas. "Tunggu dulu. Apa yang kamu maksud, Rafika?" tanya Om Anton. Ternyata Om Anton juga mengenal Bunda."Iya Om. Om kenal sama Bunda?" tanyaku."Kenal. Kenal sekali malah. Dia dulu bekerja di warung sebelah, waktu masih gadis. Dia bisa kenal dengan Hendra, karena Om mengajak Hendra makan di warung itu," ungkap Om Anton. Aku jadi tertarik mendengarnya. Barangkali dari sini, aku bisa cari keluarga Bunda. Yang tentunya keluargaku juga. "Om tau, kalau Divya anak kandung Bapak Hen
last updateLast Updated : 2022-11-17
Read more

Bunda enggan diobati oleh Ustad Mahmud

#Bunda enggan diobati oleh Ustad MahmudNamun aku diam saja. Terkesan tidak sopan kalau aku mengungkapkan di depan Ustad Mahmud, kalau aku tak setuju dia turut mengobati Bunda. Ustad Mahmud yang tadinya duduk di sofa, bangkit mendekati Umi. Dia duduk tepat di hadapan Bunda, memandang dengan seksama wajah Bunda yang layu. "Ibu. Ikhlas," kata Ustad Mahmud lembut pada Bunda. Entah apa maksudnya? Bunda menangis. Air mata tampak jelas merembes dari sudut matanya yang sayu. Aku agak terkesiap. Kenapa hanya mendengar satu kata saja membuat Bunda jadi seperti itu? Tangisannya bikin iba siapa yang melihat meski dia tak meraung. Bunda terlihat seperti menyimpan beban luka yang sangat perih. "Saya tau, nggak mudah. Tapi hanya akan menyiksa batin Ibu sendiri. Ikhlaskan semua. Ini sudah ketentuan Allah," nasehat Ustad Mahmud. Bahu Bunda justru semakin kuat berguncang. Entah kenapa? Lagi. Aku ikut mengeluarkan air mata. Aku seolah bisa merasakan keperihan hati Bunda. Bunda menggeleng lemah. A
last updateLast Updated : 2022-11-18
Read more

Arsen demam

#Arsen demamAku sangat lega setelah mendapat pencerahan dari Ustad Mahmud. "Terima kasih penjelasannya Ustad. Semoga Bunda mau diobati dengan terapi ruqyah Ustad." "Sama-sama. Terus motivasi Ibu Rafika. Setiap penyakit pasti ada obatnya. Termasuk yang dialami Bu Rafika. Jadi jangan putus asa. Saya juga hanya bisa membantu semampu saya. Bagaimana hasilnya nanti, biar Allah yang menentukan," kata Ustad Mahmud. Begitu merendahnya beliau."Ya Ustad. Saya mengerti," sahutku. "Kapan saja kalau perlu bantuan saya, hubungi saja. Nomor istri saya ada sama Bu Rajasa. Jam berapapun, walau tengah malam sekalipun. Insha Allah, saya datang. Kalau bisa, bila Bu Rafika sudah mau diterapi. Sebaiknya beliau dirawat di rumah saya. Biar bisa terus saya pantau," saran Ustad Mahmud.Sarannya ada benarnya juga. Sakit Bunda sudah semakin parah, bisa saja sewaktu-waktu dia drop. Siapa tau, melalui Ustad Mahmud, Allah menyembuhkan Bunda. Kalaupun Allah berkehendak lain. Aku ikhlas. Hanya saja … hatiku tetap
last updateLast Updated : 2022-11-19
Read more

POV Rafikah

POV RafikahMaafkan Bunda Divya. Sesungguhnya, Bunda sangat ingin memeluk erat Divya. Mencium Divya, seperti saat Divya kecil. Bunda sengaja bersikap jutek, agar saat Bunda pergi lagi nanti, Divya tak akan merasa kehilangan. Divya tak tau kan, selama ini Bunda selalu memantau Divya, lewat Ratmi? Bunda tau semua cerita tentang Divya dari Ratmi. Setiap kerinduan Bunda pada Divya, Bunda tuliskan lewat sebuah tulisan. Kalau dulu, Bunda hanya menuliskan semua di sebuah buku saja. Tapi sekarang, Bunda menuliskannya menjadi sebuah karya. Ada yang Bunda jadikan novel untuk menyambung hidup, ada juga yang Bunda jadikan koleksi pribadi Bunda saja. Dulu, saat akhirnya Bunda terpaksa meninggalkan Divya atas permintaan si Tuan Tanah kejam! Hati Bunda hancur, Nak. Bukan hanya tentang kehilangan Divya, tapi juga suami Bunda. Meninggalnya Bapak kandung Divya, berhasil membuat dunia Bunda terasa jungkir balik. Hingga akhirnya Bapak Chandra berhasil membangkitkan semangat Bunda lagi. Dia menawarkan
last updateLast Updated : 2022-11-20
Read more
PREV
1
...
5678910
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status