Home / Romansa / MEMBALAS HINAAN SUAMI DAN MERTUA / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of MEMBALAS HINAAN SUAMI DAN MERTUA : Chapter 71 - Chapter 80

83 Chapters

Bab 71

Meninggalkan kantor badan kepegawaian daerah, aku meminta Aris untuk langsung mengantarku ke kantor pengadilan agama.Tak lama kami pun sampai dan dengan tanpa sedikit pun keragu-raguan lagi, kumasukkan berkas gugatan cerai pada Mas Donny ke sana.Selesai sudah semua kisahku bersama Mas Donny. Tak akan ada lagi maaf atau pun kesempatan kedua. Tidak.Petugas memintaku bersabar menunggu panggilan sidang yang biasanya akan diproses dan diantarkan ke alamat pihak yang berperkara dalam waktu empat belas hari kerja. Dan selama itu aku diminta untuk sabar menunggu. Aku pun hanya mengiyakan dengan patuh saja. Tak apa kalau memang sudah prosedurnya begitu. Aku akan sabar menunggu dan melalui setiap proses yang sudah ditetapkan asalkan gugatan perceraian ini bisa dikabulkan."Gimana, Mbak? Diterima?" tanya Aris saat aku masuk kembali ke dalam mobil.Aku menganggukkan kepala."Alhamdulillah, Ris. Tapi mbak disuruh nunggu selama empat belas hari kerja. Nanti panggilan sidang akan disampaikan ke
Read more

Bab 72

POV DONNYUsai mengabadikan momen makan bersama Nisa dan Pak Ferdy, serta mengawasi mereka hingga ketiga sosok itu keluar dari rumah makan dan berpisah di parkiran, aku pun kembali menuju motor dan melanjutkan perjalanan mencari warung ampera di pinggir jalan.Kupesan makanan lalu duduk membuka-buka gawaiku. Kuamati lagi foto-foto Nisa dan Pak Ferdy saat mereka tengah makan siang bersama tadi.Tak salah lagi perkiraanku. Memang di antara kedua manusia berlainan jenis ini terlihat tengah menjalin hubungan yang lebih dari sekedar teman atau pun kenalan. Tampak sekali jika Nisa dan Pak Ferdy saling suka. Pak Ferdy kerap kali diam-diam mencuri pandang pada wanita yang masih berstatus sebagai istriku itu. Sementara Nisa pun diam-diam tertunduk malu saat ditatap seperti itu.Menyebalkan!Kalau tidak ingat saat itu aku sedang memata-matai gerak-gerik mereka, ingin rasanya aku mendekat dan menggebrak meja mereka agar mereka tahu ada aku di antara hubungan mereka berdua.Aku tak akan diam saj
Read more

Bab 73

POV DONNY"Mana sih, Don foto-foto istri kamu lagi sama Pak Ferdy? Istri kamu cantik ya, kok cowok sekelas Pak Ferdy bisa jatuh hati?" tanya Ilham setengah tak percaya saat aku membuka gawai dan hendak memilih beberapa gambar yang sekiranya paling cocok kugunakan untuk menteror Pak Ferdy.Mendengar pertanyaan sahabatku itu, aku mencibirkan bibir.Cowok sekelas Pak Ferdy? Emang setinggi apa sih level laki-laki itu?Hmm, bisa jadi sekarang memang tinggi. Kepala badan kepegaw**an! Tapi lihat saja nanti, kalau aku sudah mulai beraksi, dia pasti bisa kutumbangkan!"Ini, Ham. Foto-foto yang kudapatkan waktu mereka makan bareng siang tadi. Kelihatan kan mereka saling suka? Lihat tatapan mata Pak Ferdy ke Nisa, kelihatan banget kan kalau dia suka sama istriku itu?" ucapku sambil menyodorkan ponsel dan mengomentari foto-foto Pak Ferdy dan Nisa saat sedang makan bersama.Ilham manggut-manggut. Terlihat setuju pada ucapanku."Kamu benar, Don. Pak Ferdy memang kelihatan suka sama NIsa. Tapi apa i
Read more

Bab 74

POV DONNYAku tersenyum penuh kemenangan saat melihat tanda centang dua pada pesan wa yang kukirimkan.Kutunggu beberapa menit, karena sepertinya Pak Ferdy masib belum online juga dan belum melihat pesan masuk itu di akun wa-nya.Namun, saat tak lama kemudian terlihat tanda ia mulai online, aku pun menjadi tak sabar lagi untuk menunggu.Satu detik, dua detik, tiga detik. Hingga tanpa sadar sudah berdetik-detik ia online, namun tanda centang dua itu tak juga berubah warna.Sial*n! Aku pun mengumpat kesal. Apa maksudnya ini? Apa Pak Ferdy memang tak mau membuka pesan dari orang yang tak ia kenal atau memang akun whatsapp-nya sengaja disetel supaya pesan masuk tetap terlihat tidak berubah warna meski sudah dibuka dan dibaca?Ya, bisa jadi akun wa nya disetel seperti itu. Tapi meskipun demikian, kalau memang benar pesan yang aku kirimkan itu sudah ia buka dan baca serta ia merasa bersalah dan membenarkan perkataanku, kenapa tak ada respon apa-apa darinya ya?Bukannya kalau sudah dibaca
Read more

Bab 75

POV DONNY"Pak Ferdy, ke ruangan saya sebentar bisa, Pak? Ada hal yang mau saya bicarakan," ucap laki-laki berpenampilan berwibawa di depanku sesaat setelah ia memencet tombol di layar ponselnya, kelihatannya sedang menghubungi seseorang.Siapakah yang beliau hubungi itu? Pak Ferdy? Tak apa, aku siap menghadapi laki-laki pecundang itu saat ini juga! Biar dia tahu aku juga tidak bodoh dan mau begitu saja dipecundangi olehnya!"Baik, Pak!" terdengar sahutan di seberang yang tak urung sampai juga ke telingaku.Hmm, bagus! Dengan begitu aku akan bisa menunjukkan siapa diriku sebenarnya.di hadapannya!Beberapa saat kemudian, pintu ruangan ini pun diketuk dari luar."Masuk," ucap Bapak Bu**ti dengan suara berwibawa.Ceklek!Pintu pun dibuka dan dari luar. Sesosok tubuh laki-laki yang beberapa hari ini sebenarnya telah membuatku merasa insecure saat berdiri di sampingnya muncul di sana.Pakaiannya rapi dan terlihat mahal. Jam yang melingkar di pergelangan tangannya yang kekar juga kelihata
Read more

Bab 76

POV DONNY"Jadi tidak benar kalau anda hanya makan berduaan saja dengan Bu Nisa, Pak Ferdy?" tanya Pak Bu**ti sambil menatap wajah Pak Ferdy.Pak Ferdy menggelengkan kepalanya lalu kembali membuka mulutnya."Rekaman CCTV rumah makan itu buktinya, Pak. Selain itu saya juga masih menyimpan bukti chat pertama kali saya dengan Bu Nisa. Bapak bisa baca ini, tanggalnya tidak lama kemarin" ujar Pak Ferdy lagi sambil menyodorkan ponselnya ke hadapan pimpinan kami itu.Pak Bu**ti membaca pesan whatsapp lelaki itu dengan istriku lalu tiba-tiba mengernyit heran."Tapi di sini Bapak memang mengajak makan siang Bu Nisa. Maksudnya apa?" Beliau bertanya kaget.Aku pun ikut kaget. Benarkah Pak Ferdy memang mengajak makan siang Nisa? Kalau begitu, berarti tak salah dugaanku, Pak Ferdy memang ada hati dengan istriku itu. Dan ini tidak bisa dibiarkan begitu saja!"Saya mengajak makan siang Bu Nisa sebagai ucapan terima kasih, Pak. Tidak ada maksud lain. Saya memang merasa berterima kasih pada Bu Nisa ka
Read more

Bab 77

POV DONNY"Gimana, Don? Sukses usahanya?" tanya Ilham saat aku mampir ke rumah sohibku itu sepulang dari kantor Bu**ti.Aku menggelengkan kepala dengan wajah masam."Gagal, Ham. Pak Bu**ti malah marah-marah. Aku diusir dari ruangan dan malah Pak Ferdy disuruh naikkan berkas pemecatanku secepatnya, supaya bisa diteken segera," sahutku perih sambil menjatuhkan tubuh ke sofa dengan gerakan lunglai.Mendengar jawabanku, Ilham tampak terkejut dan tak percaya."Ya, Tuhan. Kok bisa sih, Don? Gimana ceritanya?" Ilham menatapku prihatin."Entahlah, Ham. Aku juga nggak nyangka. Pak Ferdy ternyata punya rekaman CCTV rumah makan waktu mereka makan bertiga kemarin, jadi gagallah usahaku untuk mempengaruhi Bu**ti supaya memecat Pak Ferdy dari jabatannya. Bukannya dipecat, malah aku yang disuruh secepatnya diberhentikan dari pekerjaan. Nasib!" keluhku penuh penyesalan."Hmm, ya sudahlah, Don. Mau gimana lagi, semua sudah terjadi. Sekarang lebih baik kamu fokus memikirkan masa depan kamu selanjutnya
Read more

Bab 78

POV DONNY"Bu, maaf apa lowongan pekerjaan ini masih ada, Bu?" tanyaku pada ibu pemilik warung yang baru saja mengantarkan teh dingin yang kupesan.Ibu tersebut menganggukkan kepalanya."Masih. Siapa yang butuh pekerjaan? Tapi gajinya kecil ya, cuma lima ratus ribu sebulan. Kerjanya cuci piring sama ngantarin makanan ke meja tamu," sahut sang ibu dengan wajah datar."Lima ratus ribu, Bu? Kecil sekali ya," ucapku tanpa sadar. Membuat sang ibu pemilik warung makan mencebikkan bibirnya tak suka. Hari gini mencari pekerjaan memang susah. Sejak pandemi Corona melanda, hampir semua sektor usaha terdampak. Apalagi rumah makan yang notabene jam operasinya dibatasi sebab pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat."Gajinya kecil? Namanya juga kerja di rumah makan, Mas. Kalau mau gaji besar, situ ngelamar aja jadi menteri apa presiden sekalian. Ya, sudah. Nanti es tehnya nggak usah dibayar! Hitung-hitung saya sedekah sama sampean. Pengangguran aja sok minta digaji besar. Belum tentu juga saya
Read more

Bab 79

POV DONNY"Bu, memangnya Nina mau ke mana sih? Hari sudah sore, apa nanti nggak kemalaman di jalan?" tanyaku pada ibu mertua saat Nina sudah keluar dari rumah, menggunakan ojek online yang dipesan oleh istriku itu untuk pergi. Entah ke mana."Nina ke mana nggak perlu kamu tanyakan lagi, Don. Biar aja dia pergi. Doakan saja istrimu itu selamat! Yang penting nanti pulang bawa uang. Kamu nggak bisa ngasih istri dan anakmu makan lagi, jadi nggak usah banyak tanya deh!" jawab ibu mertua dengan ketus sambil berlalu ke belakang."Kok ibu ngomong gitu? Sebelum SK pemecatan Donny keluar, Donny kan masih bisa dapat gaji, Bu. Lagi pula gajian kemarin semua uangnya sudah Donny kasih ke Nina, kok dibilang Donny udah nggak bisa ngasih makan Nina dan Naura lagi sih, Bu!" protesku sedikit keras pada beliau sambil membuntuti langkah ibu mertua ke belakang. Namun, beliau mengibaskan tangannya."Iya, bulan ini mungkin masih bisa makan. Tapi itu juga pas-pasan, karena sembako sekarang naik semua. Minyak
Read more

Bab 80

POV DONNY"Nina, apa ini? Keterlaluan kamu! Kamu selingkuh ya! Atau ... jangan-jangan kamu ju*al diri! Kamu gila! Baru saja selesai nifas, sudah berbuat seperti ini! Bukan sama suami, tapi sama orang lain! Dasar perempuan jal*ng!" bentakku kalap saat melihat keadaan Nina yang demikian.Kurenggut kimono yang dikenakan perempuan itu hingga sobek di beberapa bagian.Nina berusaha mempertahankan dan menutup bagian atas tubuhnya yang terbuka dengan telapak tangan, tapi percuma sebab tangan itu pun kurenggut paksa."Percuma kamu tutupi! Aku sudah melihat semuanya, Nina! Kamu selingkuh, kan! Iya, kan!" bentakku lagi dengan kalap.Nina hanya mampu menatapku nanar."Apa kata kamu! Hentikan, Mas! Apa-apaan kamu!" dengkusnya keras."Kamu yang apa-apaan! Kenapa badan kamu merah-merah begini! Kamu habis ngapain! Jelaskan!" bentakku untuk ke sekian kalinya dengan nada penuh curiga dan emosi.Nina hendak membuka mulutnya, tapi urung saat Naura tiba-tiba tersentak bangun dari tidurnya lalu memekik ke
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status