“Ah. Gue bisa gila sendiri kelamaan ngomong sama lu!” “Jangan gila sendirian dong, Mei. Gue temani gilanya, biar kita tergila-gila satu sama lain,” sahut Juna sambil mengerlingkan sebelah mata. Lalu terkekeh saat Mei meninju lengannya. “Btw, lu mau nonton film apa, Mei?” tanya Juna sambil membuka ponselnya. “Apa aja yang penting seru, jangan yang cengeng-cengengan.” “Horor mau?” “Siapa takut?” “Yakin ...? Nggak bakal sembunyi di ketek gue ntar?” “Dih. Malah ngomongin ketek, bayangin aja udah eneg gue ..., jijik ah!” “Eh, ketek gue wangi tau,” sahut Juna sambil mengendus ketiaknya sendiri. Membuat Mei meringis geli. “Armani nih. Parfum mahal gila, original!” “Napa lu jadi pamer, sih! Dasar norak.” “Apanya yang pamer sih, for your info doang kok.” Juna menyahut santai sambil mengetik sesuatu di ponsel mahalnya. Mei geleng-geleng kepala. Bukan Juna kalau nggak pamer atau malah narsis. “Btw, kita makan dulu ya, Mei. Gue udah reservasi tempat kok. Gue juga udah dapet tiket nonto
Baca selengkapnya