"Ada apa to, kok teriak. Kayak di hutan aja.” Sahut Ibuku yang masih menyapu lantai. “Arya barusan telepon, Bu. Katanya dia mau menikah denganku! Sebentar lagi kita akan jadi orang kaya, Bu!” Aku dan Ibu bergandengan tangan dan melompat seperti anak kecil karena terlalu senang. “Jangan melompat, Nak. Kamu sedang hamil.” Suara Ayah menghentikan kegiatanku dan Ibu. “Jadi kapan dia mau datang, biar Ibu pesan makanan enak untuk menyambutnya. Eh, dia sendirian atau bersama orang tuanya?” Ibu sungguh tak sabar, melebihi aku yang akan menikah. “Belum tahu, Bu. Tapi mungkin sendirian dulu,” jawabku tak kalah semangat. “Anggita, inget! Kamu harus cerai dulu dengan Dani, baru bisa menikah. Wanita tidak boleh mempunyai dua suami.” Seketika aku cemberut. Tak perlu diingatkan pun aku sudah tahu kalau aku masih memiliki Mas Dani sebagai suamiku. Aku yakin Mas Dani juga akan senang kalau kita bercerai, dia pasti akan mengejar Rara lagi. Biarlah, toh aku juga akan menikah. “Iya, aku tahu, Ayah
Terakhir Diperbarui : 2022-10-10 Baca selengkapnya