“Maafkan oma, ahhh, oma juga jadi sedikit baper karena ingat anak oma yang udah lama pergi.” Pratiwi juga ikut merasa bersalah karena sudah merusak suasana meja makan. Jari tangannya menepis air yang sudah menumpuk di sudut matanya yang keriput.“Nggak apa-apa, Oma. Maafkan saya yang sudah membahas hal-hal sensitif seperti tadi.” Mila memanjangkan tangannya untuk mengusap punggung tangan Pratiwi. Perempuan itu memang begitu peka dan sensitif. Dia tidak ingin orang lain merasa bersalah kepadanya.“Hm. Seharusnya saya tidak membahas kasus-kasus nggak penting itu. Sudah, lupakan. Yang pasti, saran saya, kalau bisa Ibu Kemilau harus lanjut kuliah. Sayang sekali, dia anak yang cerdas. Mungkin kelak dia bisa menjadi pengacara yang sukses dalam menangani banyak kasus.” Radinka mengangguk-angguk. Entah kenapa dia sepakat dengan Amar. Eh? Pikiran apa itu? Apakah dia juga mengakui bahwa Kemilau adalah anak yang cerdas?***Tak terasa, sudah tiga jam lamanya Radinka dan Kemilau berada di vila
Terakhir Diperbarui : 2022-09-05 Baca selengkapnya