Sesampai di rumah Embah, aku berlari ke kamar. Kuhempaskan tubuh ke ranjang, menangis tersedu sedu, meluapkan segala perasaan yang aku juga tak mengerti. Baru kali ini aku merasakan."Syahdu, kamu itu kenapa? Semua permintaanmu sudah Mas Banyu turuti. Kita pulang kampung, kamu ketemu Adit, tapi masih saja kamu sedih begini." Mas Banyu mengusap kepalaku yang membelakanginya."Terima kenyataan Syahdu. Kamu ditakdirkan untukku. Dan Adit ditakdirkan untuk perempuan itu. Mulai detik ini lupakan Adit. Kita tutup lembaran lama, kita mulai rumah tangga kita dengan lembaran baru, fokus mempersiapkan segala sesuatunya untuk kelahiran buah hati kita."Lalu dia berbaring di sampingku, lengannya melingkar erat memelukku, "Mas Banyu kangen kamu yang dulu, Syahdu. Yang tatapan polosnya hanya untuk Mas Banyu. Kamu ingat, Syahdu, dikamar ini pertama kali, tubuh kita menyatu, dan akhirnya mengikat erat jiwa kita. Kamu satu satunya perempuan di hati Mas Banyu dan Mas Banyu juga yakin saat itu Mas Banyu
Terakhir Diperbarui : 2022-08-13 Baca selengkapnya