Vina menangis, ia tidak menyangka jika Evan kembali melakukan itu padanya, mungkin dulu Vina sangat menikmatinya, bahkan ia tidak peduli dengan perasaan kakaknya. Namun sekarang, Vina merasa jijik dengan hal itu, ia sudah bertekad untuk menjadi istri yang baik, tapi ternyata niatnya telah ternoda. "Terima kasih ya, Sayang. Kamu memang hebat, pantas saja Erik mau menikahimu." Evan mengusap kepala Vina, dengan kasar ia menepis tangan Evan. Ia merasa jijik dengan pria yang baru saja menjamah tubuhnya. "Uh, galak banget sih. Lain kali lagi ya." Selesai berpakaian, Evan bergegas pergi meninggalkan Vina yang masih terisak. Vina memukul-mukul tubuhnya sendiri, ia benar-benar jijik. Evan sudah menodainya, sebagai seorang istri, Vina gagal menjaga kehormatannya. Dengan deraian air mata, Vina berjalan masuk ke dalam kamar mandi, lalu berdiri di bawah shower. Ia menyalakannya, guyuran air membasahi seluruh tubuhnya. Sementara itu, Evan sudah tiba di rumah. Dengan senyum mengembang ia berjala
Baca selengkapnya