Aku menatap mata itu. Berusaha menelisik hatinya, mencari cinta yang besar seperti dulu untukku. Hasil nya nihil. Tak ada.Lelaki itu tampak sehat dan semakin tampan. Lelaki yang selalu bermain dipikiran dan imajinasiku. Setelah berpisah darinya, banyak lelaki jatuh kepelukan. Dan semuanya brengsek. Tak ada yang seperti dia. Tulus dan apa adanya. Setelah berusaha mati-matian melupakan dan tak bisa. Seorang lelaki lain yang mengantarku pulang dahulu, datang mengulurkan tangan, menawarkan sebuah pertemanan.Aku tahu, bukan hanya sebuah pertemanan tapi juga sebuah rasa.Kutolak dengan halus. Lelaki itu bukan typeku. Dia terlalu dingin. Hanya tertawa dan tak pernah memuji fisik dan kecantikanku. Aku suka lelaki liar, liar berkata-kata dan liar tangannya bekerja.Lelaki itu mundur. Tak ada usaha. Melempem bak kerupuk tersiram air. Payah! Sama sekali bukan typeku. Setelah berteman begitu saja. Via chat sesekali telepon, suatu hari lelaki it
Read more