Dari kejauhan kami sudah bisa melihat Ibu dan semua orang di rumah berdiri di depan pintu.Pasti menantikan kepulangan Mas Ilyas.Tak lama mobil berhenti tepat di halaman rumah. Langsung aku dan Mas Ilyas turun. Laludisusul oleh Sarah. Ibu menyipitkan mata, heran melihat Sarah duduk sendiri di kursi kemudi. "Ibu," panggil Mas Ilyas dan langsung memeluk dan mencium Ibu."Apa kabar, Yas?" Ibu menerima pelukan Mas Ilyas."Baik, Bu. Ibu sehatkan?""Sehat lah. Ayo, masuk. Mandi lalu makan," ajak Ibu sembari merangkul Mas Ilyas, "Mang, bawa masuk semua barang Ilyas ya," lanjut Ibu. Mas Ilyas menyodorkan tas yang ia selempangkan ditubuhnya tadi padaku. Baru saja ingin mengambilnya, Sarah sudah lebih dahulu menyambar. "Biar saya yang bawakan, Mas," ucapnya."Nggak usah, Rah. Nisa saja," larang Mas Ilyas."Nggak apa-apa, Mas. Biar Sarah bawakan ke kamar ya.""Nisa saja
Read more