Home / Rumah Tangga / Aku Bukan Pembantu Kalian / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Aku Bukan Pembantu Kalian: Chapter 11 - Chapter 20

56 Chapters

Terlanjur Enak

Terlanjur EnakBenar apa yang sudah ku duga, saat sampai di rumah pasangan suami istri itu masih tertidur, namun si Bayi Desta dan kakak kembarnya sudah bangun. Devi dan Dewi nonton tivi sambil minum susu dari dotnya masing-masing, karena memang duo kembar itu belum bisa lepas dari dot. Sementara si bugsu Desta sedang bermain-main dengan popok bekas pakai yang tercecer di depan kamar Mbak Sarah, saat aku melihatnya, si Desta menggigit popok bekas itu, hingga gel-gel kotorannya itu menghambur keluar semua."Huwekkk huwekkk!" Seketika langsung mual perutku melihat pemandangan itu."Kamu kenapa Dek?!" Mas Johan lari menghampiriku yang sedang menutup mulut menahan muntah.Ku jawab pertanyaan suamiku itu dengan menunjuk ke arah Desta yang sedang berpesta dengan popok bekas itu, kemudian aku langsung lari ke kamar mandi belakang. Semangkuk soto tadi akhirnya berpindah ke sini.Aku kaget saat kembali masuk ke dalam, saat Mas Johan berani membangunkan kakaknya yang sedang tidur itu, padahal
last updateLast Updated : 2022-06-23
Read more

Tak Ada Yang Gratis

**************** **************Hari ini akan menjadi hari yang cukup melelahkan di toko, karena akan banyak barang yang datang dari gudang, seperti tepung terigu, gula pasir dan barang yang lainnya yang datang dalam ukuran besar atau karungan, dan biasanya barang ini akan datang dua minggu sekali, eh nggak pasti pula sih, tergantung kapan aku ordernya.Biasanya saat barang itu datang, aku akan mempekerjakan tiga atau empat orang untuk mengemasnya dalam kemasan kecil yaitu satu kilogram dan setengah kilogram. Setelah mengemas mereka langsung akan menaruhnya di rak-rak yang telah kusediakan. Pagi ini sebelum berangkat ke toko, aku akan menelepon Mila, temanku yang juga berjualan di pasar, siapa tahu di kampungnya ada yang sedang mencari pekerjaan."Assalamualaikim Mil. Aku mau ngrepotin kamu dikit neh," ucapku membuka percakapan melalui sambungan telepon."Waalaikumsalam. Boleh kok Rin, asal jangan banyak-banyak ya," balasnya sambil tertawa."Cariin karyawan dong Mil, dua orang gitu.
last updateLast Updated : 2022-06-23
Read more

Muka Tembok

**************** **************Meski kesal dengan sikap orang tuanya, namun tetap aku membelikan kebutuhan susu dan pampers untuk anak-anak Mbak Sarah, karena pada dasarnya mereka tidak bersalah sama sekali.Dua puluh menit sudah perjalananku bolak-balik rumah ke minimarket membeli susu keponakanku tersebut. Sengaja kuparkirkan motorku di pinggir jalan, agar suara motorku itu tak terdengar oleh Mbak Sarah. Lalu diam-diam ku intip apa yang mereka lakukan dari depan pintu. Tampak Mbak Sarah menggendong Desta sambil menyapu dan kakinya menyeret kain pel basah. Sedangkan duo keponakan kembarku sedang memunguti sampah yang berceceran, kemudian memasukkanya ke dalam tempat sampah."Ayo cepetan, keburu Tante kalian yang bawel itu datang!. Kalau semua ini nggak beres, nggak akan ada uang jajan seharian. Nggak usah bersih-bersih banget sih, yang penting kelihatan rapi," ucap Mbak Sarah pada kedua putrinya.Mendengar kata-kata Mbak Sarah tersebut, aku pun langsung nyelonong masuk ke ruang tamu
last updateLast Updated : 2022-06-23
Read more

Bab 14

[Kamu tadi sudah makan 'kan Dek diluar? Ya sudah biarkan saja semua tetap begitu adanya, jangan ada yang di bersihkan..kamu langsung masuk kamar saja]Kuikuti saja apa yang di perintahkan oleh suamiku barusan, lagian aku juga capek sih kalau harus beresin semua ini. Mending aku rebahan dan nonton tivi di kamar.Saat aku selesai menunaikan salat isya, terdengar suara lantang Mas Johan. Aku pun segera keluar dari kamar untuk melihat apa yang akan di lakukan suamiku kali ini."Astaghfirullahaladzim Mbak Sarah, apa-apaan ini?"Mas Johan marah karena melihat keadaan rumahnya yang mirip kapal pecah, sedangkan terlihat Mbak Sarah sedang asyik menyatap mie di meja makan yang kotor itu."Eh kamu sudah pulang Jo. Papa juga sudah pulang ya. Pasti capek sekali kan Pa? Yuk kubuatin teh," ucap Mbak Sarah sambil menghampiri Mas Rusli.Demi melihat perkataanya tadi tak dihiraukan, malah kini akan membuatkan teh untuk Mas Rusli, suamiku itu meninggikan suaranya."Mbak aku ini lagi ngomong sama kamu, k
last updateLast Updated : 2022-06-24
Read more

Part 15

Pukul setengah sebelas malam, kami sampai di rumah. Nampak pintu masih terbuka, semoga bukan kejutan lagi yang akan kami dapatkan malam ini."Ish teledor banget sih, sudah malam kok nggak di tutup juga masih nggak di tutup, keterlaluan sekali mereka itu." Mas Johan mulai mengomel.Entah mengapa sejak mendengar kabar kehamilanku tadi pagi, suamiku itu terlihat geram sekali pada mereka, bahkan melebihi aku."'Kan tadi kamu sendiri Mas yang meminta mereka agar tak menutup pintu sebelum tamunya datang. Berarti mereka itu menuruti apa yang kamu mau Mas."Kami pun melangkah masuk, terlihat sepi pasti jam segini para bocah itu sudah terlelap. Mas Johan pun kemudian menutup pintunya. Lalu kami menuju ruang keluarga dan mematikan tivi. Mungkin sejak tadi Mas Rusli menunggu tamu fiktif itu di sini sampai ketiduran."Jangan di bangunin Mas, kasihan, biar saja," kataku. Kemudian kami pun kembali masuk ke kamar."Dek, gimana kalau besok kita piknik ke pantai. Refreshing lah, lama juga kan kita ng
last updateLast Updated : 2022-06-24
Read more

Part 16

"Ya ampun Mbak banyak banget sih. Ya udah nggak apa-apa, tapi nggak usah bawa koper, ganti tas saja! Kita itu mau piknik bukan mau minggat!"Mau tidak mau akhirnya Mbak Sarah mengangkat kembali koper itu masuk dibantu oleh Mas Rusli. Sementara ketiga anaknya sudah masuk di dalam mobil. Sampai sepuluh menit berlalu, mereka berdua tak juga menampakkan batang hidungnya, terlihat Mas Johan sudah mulai geram."Bentar ya Mas, biar ku susul mereka di dalam dulu," ucapku dan di jawab anggukan oleh suamiku itu.Saat aku masuk ke dalam, ternyata pintu kamar Mbak Sarah tertutup. Niat hati ingin mengetuk pintu itu, namun aku malah mendengar suara sakit yang tertahan (ah pokoknya suara ituloh, author bingung mau nulis suara apa, takut dibilang pornoliterasi,He-he).Kurang ajar sekali kakak iparku ini, kami diluar disuruh menunggu bersama anak-anaknya, eh mereka di dalam kamar malah main kuda lumping!Brak brak brakKugedor pintu kamar itu keras-keras."Mbak Sarah! Mas Rusli! Cepet keluar ada keba
last updateLast Updated : 2022-06-26
Read more

Part 17

"Eits tapi jangan senang dulu. Jika kali ini kalian tak mau juga bekerja, padahal semuanya telah kami siapkan. Maka setelah ini segera kemasi barang kalian, aku nggak mau melihat wajah kalian di rumahku! Aku sudah lelah selama tujuh bulan ini mengayomi benalu seperti kalian!" ucap Mas Johan tegas."Jangan begitu dong Jo, kami mau tinggal di mana jika kamu mengusir kami?" rengek Mbak Sarah."Yah itu urusan kalian! Kalian berdua itu bukan lagi anak kecil, yang belum bisa berpikir dan mengambil keputusan sendiri!" Mas Johan tetap pada pendiriannya.Sungguh tak pernah ku sangka jika suamiku bisa menjadi seperti saat ini, perubahan yang sangat drastis sekali. Bukannya kurang ajar pada saudara yang lebih tua, tapi mengajarkan pada mereka untuk bisa mandiri dan bangkit kembali dari keterpurukan. Tak bisa kubayangkan sampai kapan mereka akan menjadi benalu terus di rumah kami."Tolong lah Jo, aku berjanji akan bekerja dengan baik di kantor mulai besok. Beri aku kesempatan sekali lagi. Jangan
last updateLast Updated : 2022-06-26
Read more

Rencana Jahat Para Benalu

"Mas kenapa kok kamu sepertinya bersedih begitu?" tanyaku sesaat setelah kami salat dzuhur berjamaah."Aku bingung Dek," jawab Mas johan singkat."Memangnya ada apa Mas?""Sesungguhnya aku ini juga tak tega berkata seperti itu pada Mbak Sarah, karena dia itu satu-satunya keluargaku, dan Ibuku pun dulu berwasiat agar aku selalu menjaganya. Namun jika aku tetap diam, sampai kapan dia akan menjadi benalu kita? Dan mereka pasti juga tak akan pernah berubah selalu saja memanfaatkan kebaikan kita," ucapnya sambil menunduk."Iya Mas aku tahu, sesungguhnya kamu sangat sayang pada Mbak Sarah. Kamu telah memilij jalan yang benar kok Mas, karena jika kamu tetap memanjakannya maka samapi kapanpun dia dan suaminya tak akan maju dan hanya akan berpangku tangan saja pada kita. Kurasa almarhumah ibu di sana juga mengerti kok, kalau semua yang kita lakukan ini semata-mata untuk kebaikan mereka nantinya. Jangan pernah kendor Mas, agar mereka tak merendahkanmu terus. Meski kita lebih muda, tak sepatutn
last updateLast Updated : 2022-06-26
Read more

Masih Haid Tapi Kok ...

"Beneran kok Rin. Aku dan Mas Rusli sudah sepakat kok. Nanti kamu juga jadi daftarin Dewi dan Devi sekolah 'kan?""Ya jadilah Mbak. Pokoknya setelah warung mie ayamnya buka, aku akan langsung mendaftarkan mereka." "Oke, kalau begitu aku istirahat dulu ya Rin, sambil ngelonin Desta," ujar Mbak Sarah yang akan pergi, namun dengan sigap ku tangkap tanganya."Eitss tunggu dulu Mbak. Masih ingat kan kalau tadi punya hutang sama aku," kataku sambil masih memegang tanganya."Hutang apaan sih Rin? Ngantuk dan capek banget nih aku," ucapnya sambil berusaha melepaskan tanganya."Hutang tragedi koper tadi pagi loh Mbak, masak sudah lupa?!""Ih masih ingat saja kamu Rin. Terus kamu mau aku ngapain?""Tuh perabot dapur dan bekas piknik tadi 'kan belum di bersihkan, gih bersihkan sekarang Mbak. Sekalian masak Mbak, nanti biasanya bangun tidur pada lapar 'kan, terus satu lagi jangan lupa bersihkan kamar mandi belakang sampai kinclong ya, ampun deh kotornya kayak toilet umum saja Mbak.""Haa sebanya
last updateLast Updated : 2022-06-26
Read more

Keterlaluan

Aku akan segera melangkah menuju ke kamar, ketika kemudian Mbak Sarah menghampiriku dan memeluk tubuhku erat dari belakang."Apa-apaan sih nih Mbak?!" ucapku kesal."Maafin ucapan Mas Rusli tadi ya, bercanda dia Rin, keceplosan. Hua hua tolong Rin jangan ngadu ke Johan," ucap Mbak Sarah sambil menagis tersedu-sedu."Enak sekali bilang bercanda dan keceplosan! Nggak Mbak kali ini suamimu itu sudah keterlaluan! Minggir Mbak, jangan halangi jalanku! Memang seharusnya sudah dari dulu benalu seperti kalian di tendang dari rumah ini!"Sebenarnya aku tak begitu marah dengan perkataan Mas Rusli tadi, cuman aku ini kan lagi akting saja, hehehe. Rasanya kok terlalu mudah menyingkirakan mereka dari sini kapan saja kumau, namun hal itu tak akan kulakukan sebelum mereka jera dan bisa memetik pelajarannya.Kulengkapi sandiwaraku ini dengan pura-pura mengangkat kakiku dari rangkulan Mbak Sarah."Ya sudahlah kalau begitubń aku panggil Mas Johan dari sini saja deh!" ucapku."Tolong jangan Rin! Maaf ak
last updateLast Updated : 2022-06-26
Read more
PREV
123456
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status