Semua Bab Istri Kontrak Tuan Anthony: Bab 11 - Bab 20

71 Bab

His Touch

"Kau tidak bercanda kan?" Rachel bertanya dengan gugup.Nicholas mengangkat bahu, "Kau tahu aku bukan tipe orang yang suka bercanda," katanya sambil melangkah mendekatinya."Apa yang sedang kau lakukan?" Rachel bertanya dengan panik."Apa yang kau katakan? Apakah kau setuju denganku?" Nicholas berdiri hanya beberapa inci dari Rachel sehingga Rachel dapat merasakan napasnya di kulitnya."Aku...aku tidak tahu, aku pikir aku harus pergi..." saat ia bergerak menjauh, Nicholas meraih tangannya dan menariknya mendekat, "Apakah kau yakin kau ingin pergi?"Rachel menahan napas, mengingat semua sentuhan yang diberikan Nicholas padanya tadi malam. Tiba-tiba ia merasakan dorongan kuat untuk mendekatkan wajahnya ke wajah Nicholas. Kemudian semuanya terjadi begitu cepat, ia menempelkan bibirnya dan menciumnya dengan gairah yang membara. Ia bisa merasakan tangan Nicholas yang menarik handuk kimononya dan mulai menyentuh bagian belakang pinggangnya. Rachel menghela nafas lembut ketika tangan Nichola
Baca selengkapnya

Off To Nashville

"Nicholas berdeham pelan, "Ya, lanjutkan!" katanya sambil menyalakan mobil dengan tenang.Rachel menarik napas dalam-dalam dan membuangnya perlahan."Oke, kita akan menambahkan 'hubungan seksual' dengan beberapa syarat, pertama, kamu harus selalu menggunakan kondom, kedua kita bisa melakukannya jika kita berdua menginginkannya, ketiga, kita tidak boleh melibatkan perasaan lain saat melakukannya..." Sementara mengucapkan kata-kata itu pipinya menjadi sedikit merah muda.Nicholas menganggukkan kepalanya, "Oke, aku akan menambahkannya ke kontrak kita," katanya tanpa menoleh."Tunggu! Haruskah kita melibatkan Michael Ford, maksudku, apa kau tidak malu?" katanya sambil meringis.Nicholas mengangkat bahu, "Apakah kau tidak ingin membuat semuanya legal? Bukankah itu lebih aman untukmu, well untukku juga,"Rachel menelan ludah, "Yah, untuk yang itu, aku ingin itu hanya di antara kita..."Nicholas mengangguk, "Oke, nanti aku cetak secara terpisah," katanya datar."Oke, bagus. Jadi kau selalu m
Baca selengkapnya

Kabar Mengejutkan

Pesawat mendarat di bandara internasional Nashville dengan mulus. Nicholas dan Rachel berjalan berdampingan menuju lobi bandara, menyeret koper mereka dengan perasaan yang tak karuan."Kau tidak berencana untuk ke rumahku dengan taksi, kan?" katanya, menoleh ke Nicholas dengan alis berkerut curiga."Memangnya kenapa? Apakah ada yang salah dengan naik taksi?"Rachel memutar bola matanya, "Kau tidak tahu orang tuaku, mereka akan mengira kau adalah Nicholas Anthony palsu! Bahkan ayahku pernah berkata bahwa Bill Gates sudah mati dan orang lain menggantikannya, kau tahu maksudku, kan? Mereka sedikit, aku tidak tahu bagaimana harus menjelaskannya," katanya dengan tidak sabar.Nicholas menghela napas panjang, "Kita ke Coffee Shop dulu," katanya sambil menunjuk sebuah coffee shop di sudut bandara. Rachel mengikutinya dengan wajah yang cemberut. Sementara Nicholas sibuk berbicara dengan sekretarisnya, Rachel sibuk mengambil kue dari etalase dan menuju ke bar untuk memesan segelas Es Kopi favor
Baca selengkapnya

The Crazy Tom Peyton

"Kenapa? Kenapa kau kaget begitu? Hamil tanpa nikah saat ini cukup normal, kan?" kata Nicholas dengan santai.Rachel mondar-mandir dengan gelisah, menggigit satu jari."Kau tidak tahu seperti apa orang tuaku! Mereka sangat, sangat konservatif! Mereka sedikit iritasi dengan konsep kehidupan modern yang menurut mereka sangat melenceng jauh dari ajaran agama," katanya panik."Justru karena mereka konservatif! Mereka akan menikahkan kita! Bukankah begitu?" Nicholas melipat tangannya di dadanya.Rachel menepuk pipinya beberapa kali, mencoba untuk fokus."Dengar! Bukankah kita harus membatalkan semua rencana ini? Aku akan membayar hutangku padamu seedikit demi sedikit, kau bisa mencari gadis lain untuk kau nikahi, gadis yang tidak memiliki keluarga yang akan kecewa dengan pernikahan palsu itu, "ucapnya akhirnya, ia benar-benar tidak ingin terjebak dalam sesuatu yang lebih kompleks dari pada apa yang ia hadapi saat itu."Tidak! Itu sama sekali tidak ada dalam kamus rencanaku! Kau telah menan
Baca selengkapnya

Kabar Tak Terduga

"Kau tahu apa? Masuk saja, bawa orang asing ini ke dalam, dan biarkan aku bicara dengan Tom!" kata ibu Rachel sambil berjalan cepat ke mobil Tom Peyton dengan ayahnya di belakangnya. Rachel menghela nafas panjang, ia menggerakkan dagunya memberi isyarat kepada Nicholas untuk masuk ke dalam rumah."Teh? kopi?" tanyanya dengan malas."San Pellegrino, please," jawabnya santai.Rachel memutar matanya, "Apa? Kau menanyakan San Pellegrino di rumah orang tuaku?! Hey, bahkan aku tidak menyimpan minuman itu di apartemenku! Kau benar-benar...""Tenang! Aku hanya menjawab tawaranmu!" sela Shawn sebelum Rachel sempat menyelesaikan kata-katanya."Aku bilang Kopi atau teh?! Aku tidak menyebut San Pellegrino!" bentaknya dengan tidak sabar."Sssst, orang tuamu bisa mendengar kita! Okay, air saja kalau begitu, kau benar-benar galak!" kata Nicholas sambil merebahkan diri di sofa dan menyandarkan punggungnya dengan santai seolah tidak ada yang perlu dikhawatirkan.Rachel mencibir, dia menghentakkan kaki
Baca selengkapnya

Orang Terkaya Nomor Sepuluh

"Rachie! Jawab aku!" bentak ibu Rachel yang menjadi benar-benar tidak sabar.Rachel menarik napas dalam-dalam, "Aku hamil!" katanya tanpa berani menatap orang tuanya karena mereka akan tahu bahwa dia berbohong. Orang tuanya langsung terdiam, mereka saling berpandangan, kaget.Nicholas berdeham pelan, "Tuan dan Nyonya Clarke, sesuai permintaan Rachel, aku akan menikahinya sebelum kehamilannya bertambah besar," katanya memecah keheningan. Ayah Rachel menelan ludah, dia menunduk ke lantai sambil memikirkan hutang yang dia miliki kepada keluarga Peyton. "Tentang hutangmu pada keluarga Peyton akan kubayar lunas, jangan khawatir," tambah Nicholas seolah bisa membaca pikiran ayah Rachel.Orang tua Rachel langsung mendongak, wajah mereka terlihat lebih terkejut dari sebelumnya. Di sebelah Nicholas Rachel cukup menikmati situasinya, dia mungkin terdengar kejam karena dia merasa orang tuanya perlu diberi pelajaran. Dia masih tidak percaya mereka berencana menikahkannya dengan pria setengah gila
Baca selengkapnya

Satu Permintaan

"Apa yang sedang kau lakukan?" Rachel berbisik, dia memelototi Nicholas dengan bingung. Nicholas hanya mengedipkan satu matanya diam-diam. Dengan alis berkerut Rachel berbalik menghadap ayah dan ibunya yang sedang menatap layar ponsel Nicholas, wajah mereka benar-benar terkejut."Apakah ini benar-benar bayimu..." kata ibu Rachel tak percaya.Rachel menghela napas panjang, "Kenapa aku harus berbohong?" gumamnya, berusaha keras untuk tidak menatap mata orangtuanya. Tiba-tiba dia mendengar suara isak tangis yang tertahan, ketika dia mendongak dia menemukan ibunya sedang menangis. Rachel membelalakkan matanya karena terkejut, "Mom? Kenapa kau menangis?" dia bertanya, mencondongkan tubuh ke arah ibunya sambi tangannya terulur untuk mengusap-usap bahunya yang terguncang."Bagaimana aku bisa begitu rela menikahkanmu dengan Tom Peyton padahal kau sedang mengandung cucuku, ya Tuhan ibu macam apa aku?" gumamnya, menyeka hidungnya dengan lengan bajunya."Ibumu benar, maafkan aku Rachel, kami mem
Baca selengkapnya

So Fake So Real

"Apa?! Pernikahan Disney? Apa kau bercanda?!" teriak Nicholas tak percaya.Rachel mengerucutkan bibirnya, "Walaupun pernikahan kita bukanlah pernikahan yang sesungguhnya, tetap saja bagiku ini adalah pernikahan yang pertama..." ucapnya dengan sedih.Nicholas menarik napas dalam-dalam, "Kita tidak punya waktu, pernikahan tinggal beberapa hari lagi, tema klasik akan lebih mudah, kau pikir aku pesulap yang bisa menyiapkan apa saja dalam waktu yang singkat! Ayolah! Tidak bisakah kau bersikap sedikit dewasa?" ujarnya dengan wajah lelah.Raut wajah Rachel langsung berubah kecewa dalam sekejap dari sedih menjadi sangat sedih."Oke! Oke! Kita akan menggunakan tema Disney sialan itu!" Nicholas akhirnya memutuskan, dia tahu dia tidak boleh egois. Dia tidak hanya membuat seorang wanita harus menikahinya secara tiba-tiba, tetapi juga membuatnya kehilangan kesempatan untuk membangun hubungan dengan orang lain. Siapa tahu setelah menikah dengannya dan bercerai nanti Rachel tidak akan memiliki kesem
Baca selengkapnya

Kasih Sayang Seorang Ibu

"Kurasa bukan ide yang baik untuk tidur bersama seperti ini," gumam Rachel sambil menatap ke arah tempat tidur dengan tangan terlipat di depan dada. Nicholas mengangkat tangannya, melepas kaos oblong dari tubuhnya membuat Rachel memalingkan wajahnya dengan gugup, dia tidak ingin melihat tubuh berototn Nicholas yang bisa memancing hasrat bodohnya."Apa yang sedang kau lakukan?!" bentaknya, gelisah."Kenapa? Aku mau mandi, kau tidak tahan melihatku tanpa pakaian begini ya? Haruskah aku mandi dengan pakaianku saja?" goda Nicholas dengan menjengkelkan."Arghhh, kau benar-benar menyebalkan!" desis Rachel nyaris tak terdengar, dia takut orangtuanya mungkin mendengar percakapan mereka. Dia melihat sekeliling ruangan, tidak ada tempat lain untuk tidur selain tempat tidur ukuran queen yang dia miliki. Tidak punya pilihan dan merasa sudah sangat lelah akhirnya Rachel melompat ke atas tempat tidurnya dan tak lama kemudian matanya tertutup rapat.Rachel mencium aroma aftershave tepat di lubang h
Baca selengkapnya

Ketika Aku Masih Kecil...

"Whoa whoa, Peyton tenanglah! Letakkan pistolnya dengan perlahan!" kata Nicholas dengan panik sementara di depannya Tom Peyton sedang mengacungkan pistol hitamnya dengan gugup. "Ya Tuhan, haruskah aku memanggil polisi?" bisik Rachel, mencengkeram tangan ibunya erat-erat. "Tidak, tunggu," desis Nicholas, dia berjalan mendekati Tom yang tangannya gemetar hebat. Dalam satu gerakan cepat, dia merebut pistol dari Tom yang langsung melotot dan jatuh ke tanah. Tapi tiba-tiba Nicholas mengarahkan pistolnya kembali ke Tom menyebabkan Rachel dan ibunya berteriak, "Nic, berhenti! Apa yang kau lakukan!" teriaknya, sambil menarik bagian belakang crewneck biru tua yang dikenakan Nicholas, meminta Nicholas untuk berhenti menodongkan pistol.Terjadi ketegangan selama beberapa detik sebelum akhirnya Nicholas melemparkan pistol itu ke tanah, "Jangan khawatir, itu pistol mainan!" serunya, melirik Tom yang tidak mengatakan apa-apa dan hanya berdiam diri dengan wajah bodohnya. Rachel mengalihkan pandangan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
8
DMCA.com Protection Status