Home / Rumah Tangga / Nafkah Sepuluh Juta Perbulan / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Nafkah Sepuluh Juta Perbulan: Chapter 41 - Chapter 50

57 Chapters

Empat Puluh Satu

"Silvi ..., sedang apa kamu di sini?" tanya Pak Abi setelah berhasil menyebrangi jalan. Lelaki itu tampak tampan dengan memakai jaket jeans dan celana jeans yang senada."Aku sedang menunggu angkot, mau pergi ke pasar malam, Pak!" terangku. "Bapak ada perlu apa, ya?" tanyaku balik karena merasa aneh yang mau repot-repot menyusulku."Oh, tidak. Ta-tadi aku hanya kebetulan melihatmu saja!" ucapnya sambil menggaruk tengkuknya seperti salah tingkah."Mau ku antar?" tanyanya tiba-tiba."Tidak usah, Pak! Kami mau naik angkot saja." jawabku segan."Angkotnya dari tadi gak datang-datang tapi!" timpal Dita tiba-tiba sambil merenggut kesal. Membuatku merasa malu karena ucapannya yang seenaknya itu."Sudah berapa lama kamu tunggu di sini, Dita?" tanya Pak Abi pada Dita seraya menyunggingkan senyuman manis dan menunduk untuk mensejajarinya. "Dari tadi Om, udah lama banget aku sampai bosan!" rungutnya sambil kembali memonyongkan bibirnya."Om antar, ya! Mau?""Tidak usah, Pak. Nanti malah merepo
last updateLast Updated : 2022-06-18
Read more

Empat Puluh Dua

"Tak mungkin kalau hanya karena searah, silvi. Mereka masih muda, untuk apa mau berlama-lama menunggu kita yang mengendari motor dengan lelet ini?" jelas Bapak sambil mulai sedikit mempercepat laju motornya kini.Benar juga yang Bapak katakan. Normalnya orang-orang akan menyalip kami karena mengendarai motor dengan sangat perlahan. Tapi mereka sedari tadi tetap berada di belakang kami dengan jarak dan kecepatan yang sama."Pegangan Silvi! Semoga saja motor ini bisa maju dengan lebih cepat, dan kita bisa segera sampai ke rumah!" ucap Bapak seraya mulai menambah kecepatan lagi. Jantungku seketika berdebar kencang seiring laju motor yang juga makin cepat. Tapi, walau sudah berusaha, tetap saja motor ini tak bisa melaju secepat motor biasanya.Sesekali aku mencoba melihat kebelakang, mencari tahu apa motor tersebut masih mengikuti atau tidak. Dan ternyata benar, motor itu masih mengikuti kami, bahkan kini jarak mereka lebih dekat lagi dengan kami.Suasana terasa makin mencekam kini. Aku
last updateLast Updated : 2022-06-19
Read more

Empat Puluh Tiga

Sakit. Aku merasakan sakit di seluruh tubuhku sakit tak terkira. Ya ..., karena kecelakaan beberapa hari lalu itu seluruh tubuhku kini masih demam, juga lecet-lecet. Kondisiku pun kini harus berjalan dibantu dengan tongkat karena kakiku kiriku patah dan harus memakai gips untuk waktu yang cukup lama.Tapi itu semua tak seberapa dibanding sakitnya hatiku saat harus mengetahui bahwa orang yang paling aku cintai pergi meninggalkanku.Ya, Bapak tak tertolong. Pendarahan di organ dalamnya ketika kecelakaan dan lambatnya mendapat pertolongan membuat Bapak menghembuskan nafas terakhir saat perjalanan ke rumah sakit. Hatiku hancur untuk kesekian kalinya. Entah kenapa nasib buruk menimpaku terus-menerus. Dibohongi dan dikhianati suami. Perpisahan yang tak mudah kujalani. Juga kini kehilangan orang yang paling berarti. Semuanya terjadi dalam waktu yang berdekatan. Sehingga rasanya tak sanggup lagi menahan semuanya Aku pun kini harus terpisah dari Dita. Ia masih harus mendapatkan perawatan
last updateLast Updated : 2022-06-20
Read more

Empat Puluh Empat

"Kamu kira kami akan membiarkan Dita dirawat olehmu dengan kondisi seperti itu? Lihat dirimu, berjalan saja tidak bisa. Yang ada nanti Dita yang merawatmu," ucap Kak Desi menatapku sinis."Ma-maksud kak Desi?""Masa begitu saja tidak mengerti? Susah memang bicara dengan orang bodoh!" Ia membuang mukanya, tak mau menatapku sambil mendekati Dita."Mulai sekarang Dita akan tinggal bersama kami! Kami akan membawa Dita pulang ke rumah yang sudah selesai renovasi. Jadi dia tidak perlu lagi tinggal di rumah sempitmu. Di sana juga sudah kami sediakan kamar khusus untuk Dita!" terangnya menggebu, penuh bangga. Sombong sekali memang."Apa-apaan ini? Aku ibunya! Tidak ada yang bisa mengambil Dita dariku! Dita akan ikut denganku!" murkaku dengan keras. Seenaknya saja mereka membawa Dita, padahal selama ini tak pernah mereka peduli sedikit pun padanya."Mas Dio, katakan pada mereka kalau Dita ikut denganku! Kamu tahu kan kalau Dita tak akan bisa tinggal tanpa aku. Aku ibunya, yang melahirkannya. A
last updateLast Updated : 2022-06-20
Read more

Empat Puluh Lima

Pov Arni"Laporan keuangan kita bulan ini semakin menurun saja! Tren pemasukan dari berbagai cabang juga sudah merosot tajam. Kita tidak akan bisa bertahan lebih lama lagi jika seperti ini! Harus segera mengamputasi mereka-mereka yang bermasalah!"Rapat darurat dari jajaran direksi kali ini berlangsung alot. Sudah tiga bulan tidak ada pemasukan yang berarti karena biaya operasional terus saja membengkak, sedangkan pemasukan makin menurun.Sebenarnya kepalaku sudah terasa sakit sekali, sedari pagi memikirkan semua ini. Rasanya masalah tak kunjung henti. Satu persatu cabang melaporkan kerugian. Hanya sebagian kecilnya saja yang masih bisa bertahan, tapi tentu saja itu tidak cukup."Aku juga tak habis pikir, bisa-bisanya kamu membuang uang untuk pabrik sepatu yang sudah tak ada harapan hidup itu? Lihat apa yang terjadi sekarang? Uang sebesar 30M lebih terbuang percuma. Bodoh kamu!" Maki Pak Roni, salah satu BoD di Granita Group."Coba jika uang itu masih ada, kita bisa menyelamatkan hidu
last updateLast Updated : 2022-06-21
Read more

Empat Puluh Enam

Selepas kepergian Dio aku menjatuhkan diri keatas sofa. Rasanya tak sanggup lagi berdiri di atas kakiku sendiri. Sakit kepala yang tak kunjung hilang kini bertambah dengan badanku yang tak memiliki tenaga. Segera kuambil ponsel dan menghubungi Gina sekretarisku."Gina ... bisa tolong ke ruang Pak Dio?" pintaku, sepertinya aku membutuhkan bantuan untuk kembali keruanganku.Tak butuh waktu lama Gina pun datang. Ia seketika panik melihat kondisiku."Bu, pucat sekali. Ibu sakit?" tanya khawatir."Sepertinya aku butuh sedikit istirahat. Bisa tolong antar aku ke ruanganku!""Baik, Bu!" Gina segera membantu mengangkat tubuhku, lalu memapahku untuk berjalan ke ruanganku yang berjarak beberapa meter darj ruangan Dio."Apa tidak sebaiknya ibu ke dokter?" usul Gina saat kami sudah sampai di ruanganku. Ia memintaku untuk meminum teh manis hangat agar aku memiliki sedikit tenaga."Ya ... mungkin nanti, sekarang masih banyak yang haru
last updateLast Updated : 2022-06-22
Read more

Empat Puluh Tujuh

POV DIOGeram. Kesal. Itulah yang aku rasakan setelah kejadian tadi pagi di kantor Granita Group yang berujung pemecatan. Aku merasa semakin tak berarti kini. Harga diriku tercabik-cabik karena dipermalukan dalam sebuah rapat besar berisi orang-orang penting. Mereka menertawakan aku seakan aku adalah seorang sampah.Memang seharusnya aku tak pernah mengikuti ide gila dari Arni untuk memainkan semua kebohongan ini. Untuk apa sih berpura-pura sanggup menjadi seorang direktur? Padahal aku hanya lulusan SMA, hanya seorang tukang ojeg. Bagaimana mungkin bisa memimpin sebuah perusahaan besar?Alih-alih mendapat keberuntungan, aku malah dihinakan tadi. Maka aku memutuskan untuk kembali pulang ke kampung saja untuk sekedar menenangkan diri. Biarkanlah Arni menyelesaikan masalahnya sendiri di sana. Toh, aku juga tak bisa membantu banyak.Maka di sini lah aku, berada di rumah orang tuaku yang sudah selesai di renovasi yang semuanya dibiayai oleh Arni. Menemani Dita anakku bermain."Ayah.. Dita
last updateLast Updated : 2022-06-23
Read more

Empat Puluh Delapan

Kenapa rasanya hidupku tak pernah tenang sejak bersama Arni? Padahal semua kemewahan Arni berikan padaku. Sedang saat bersama Silvi, aku selalu merasa bahagia, meski dalam keterbatasan.Bersama Silvi aku bisa menjadi diriku sendiri, ia menerima aku apa adanya. Menerima semua kekuranganku, juga ia selalu mengingatkan untuk menjadi orang yang lebih baik.Sedang bersama Arni ..., aku hanya merasa menjadi bonekanya saja yang selalu ia setir menjadi apa pun yang ia mau.****Sudah tiga hari aku tinggal di rumah ibu dan mengabaikan Arni. Sama sekali aku tak pernah menjawab panggilan atau pun memberinya kabar. Lebih memilih menghabiskan waktu bermain bersama Dita atau memainkan game.Sesekali juga aku mencari informasi pekerjaan. Ya, kurasa setelah ini semua aku harus mulai bekerja lagi, setidaknya aku tidak menganggur dan bergantung pada Arni terus.Saat sedang asyik mengajari Dita di kamarnya, tiba-tiba Kak Desi ikut masuk ke kamar."Dio, kamu ada masalah apa sih sama Arni? Cobalah tolong
last updateLast Updated : 2022-06-23
Read more

Empat Puluh Sembilan

POV SilviAku menatap langit-langit kamar, meresapi semua yang telah terjadi selama empat bulan ini. Bagaimana pahit getirnya jalan perjuanganku untuk mendapatkan Dita kembali ke pelukan.Semua terbayar sudah, aku kembali bisa bernafas lega kini. Hak asuh Dita sudah resmi ada padaku. Kini aku bisa puas memeluk dan memandangi wajah mungil Dita yang tengah terlelap di samping.Menurut Pak Abi jika aku ingin mendapatkan Dita kembali aku harus dapat segera berjalan dan memiliki penghasilan. Karena kondisi itulah yang akan menjadikan alasan Dio untuk merebut hak asuh Dita.Maka dari itu Pak Abi dan Kak Gema, mengajak aku untuk mengelola sebuah toko sepatu dan tas yang berbasis online milik mereka. Tidak hanya aku, mereka juga melibatkan beberapa karyawan dari pabrik sebelumnya. Ternyata Pak Abi dan Kak Gema memang sudah menyiapkan semua ini jauh hari sebelumnya. Setelah pabrik yang tutup mereka ingin dapat kembali merangkul orang-orang dengan potensi tinggi di sebuah bisnis baru. Tak disa
last updateLast Updated : 2022-06-24
Read more

Lima Puluh

Setelah pertemuan itu, memang sesekali Pak Roni menghubungiku. Sempat ia mengonfirmasi juga hubungan Arni dan Dio padaku, sepertinya ia mencari tahu sendiri soal itu."Jika kamu tak memberitahukan kebohongan Dio, aku tak akan tahu kebobrokan-kebobrokan lain yang Arni lakukan. Terima kasih, karena kamu perusahaan masih bisa aku selamatkan!" ujarnya suatu hari.Dari berita yang kudengar, Dio dan juga Arni kini sudah tidak bekerja lagi di Granita Group. Dio kembali menjadi tukang ojeg saat ini sedang Arni membantu ibu menjual kue-kue jajanan pasar.Hal itu juga lah yang membuatku mudah mendapatkan hak asuh Dita saat persidangan cerai kemarin. Awalnya kukira Dio akan menjadikan kekayaannya sebagai senjata. Tapi ... kenyataan berkata lain, karena sebelum sidang berlangsung, mereka sudah dinyatakan bangkrut.*****"Nadya, ini ada agen baru dari kota Palu, dia memesan sebesar 20 juta, tolong kau follow up, ya!" ucapku pada Nadya, bagian admin kantor.Ya, Setelah menitipkan Dita di rumah Bu
last updateLast Updated : 2022-06-24
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status