"Ma, N-Naya minta uang belanja lagi ya?". Pinta mbak Naya takut-takut.Aku mengernyit. Bukankah baru tadi pagi mama memberikan mbak Naya uang belanja? Masa uang tiga juta dalam kurun setengah hari sudah habis? Sebenarnya kemana perginya uang itu?Prank.Mama membanting sendok dengan keras. Mama memandang mbak Naya sengit. "Uang? Uang apa hah? Bukannya baru tadi pagi mama kasih? Mau korupsi kamu?". Tanya mama penuh emosi."Hei, kamu itu jangan boros jadi istri. Sudah mandul, tidak pintar ngatur uang suami lagi. Bisanya jadi benalu". Ucap mama sinis."Ma". Mas Dion menginterupsi.Aku memandang iba mbak Naya. Mbak Naya menunduk takut, mbak pakai buat apa uang itu, mbak?, batinku bertanya-tanya. "Apa? Kamu mau membela istri mandulmu itu? Harusnya kamu ceraikan saja dia, Dion. Dasar benalu". "Ma, cukup. Bisa nggak sih ma, satu hari saja nggak ribut sama istri Dion? Naya itu mantu mama, istri aku ma".Mas Dion mengambil napas lelah. Mas Dion memijat keningnya, sepertinya dia lelah mende
Read more