Bab26"Ah, Kakakku!" seru Erina memecah kecanggungan. Aku terdiam, malu mendadak yang sudah sangat terlambat.Kulihat sekilas, Ibu Delima mengepalkan tinju dengan tatapan mematikan ke arahku.Erina langsung memeluk Ayah dan membawa lelaki itu mengobrol banyak. Sedangkan aku, kuputuskan untuk bersama Ibu Helena memasuki tempat acara."Bu, makan dulu, biar Delima temani," kata Ibu Delima, menyusul langkah kami."Ibu sudah punya teman, nih." Langkah Ibu Delima terhenti. "Menantu Ibu itu aku, bukan dia," lirih wanita itu, tidak berani mengeraskan suaranya."Oh." Hanya itu sahutan Ibu Helena, aku menutup mulut, mengejek Ibu Delima.Wanita itu mendengkus dan kembali ke depan, untuk menyambut tamu undangan lainnya."Awas saja dia macam-macam, aku tidak segan-segan mempermalukannya," celetuk Ibu Helena."Sabar, kita kan kesini untuk memenuhi undangan saja," kataku pelan. "Iya, tapi raut wajahnya yang songong begitu, rasanya bikin Ibu emosi, El." Aku hanya tersenyum menanggapinya."Wah, ada
Last Updated : 2022-07-30 Read more