“Kalau semua itu ada pada suamimu, pertahankan dia. Takutnya kamu tidak akan menemukan sosok sepertinya lagi,” ucap Zahiya sembari mengusap pelan tubuhku.“Terima kasih ya, karena kamu, sekarang aku merasa jauh lebih baik.”“Sama-sama, jangan sungkan untuk cerita. Masalah itu seperti kotoran, Prily. Tidak baik jika selamanya dipendam sendirian. Aku harus pulang, lain waktu kita bertemu lagi.”“Zahi tunggu, apa suamimu baik?”“Suamiku, hmm baik,” katanya ragu, padahal dulu Zahi adalah orang yang sangat terbuka.“Rumahku hanya berjarak 4 rumah darimu, Prily. Kalau ada masalah kamu bisa datang padaku.” Aku mengangguk lalu kami saling melambai untuk terakhir kali. Namun, saat aku akaj kembali menutup pintu gerbang justrudikejutkan dengan seseorang yang tiba-tiba mencekal lenganku. Aku refleks berteriak. Untung saja Zahi masih belum melangkah jauh. Ia segera berlari.“Tolong! Tolong!” Keringat dingin langsung keluar di sahi juga area telapak tanganku yang langsung terasa basah.“Prily, ak
Last Updated : 2022-07-31 Read more