Home / Pendekar / Legenda Naga Langit / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Legenda Naga Langit: Chapter 21 - Chapter 30

235 Chapters

21. Sayembara Pendekar Muda II

Stadium sudah terisi penuh, sorak soraya menggema memenuhi seluruh stadium. Penonton datang dari berbagai kalangan, entah kalangan pendekar, pedagang/Saudagar, Bangsawan, dan rakyat biasa. Mereka semua tentu datang dengan tujuan yang sama, yaitu untuk menyaksikan bibit unggul aliran putih dan netral unjuk kebolehan dan kekuatan.Dewangga berjalan ke depan dan berdiri dengan tegap di depan semua penonton. Kharisma dan wibawa terpencar jelas dalam diri Dewangga.Dewangga tersenyum lebar saat saat menyaksikan banyak pendekar berbakat yang berasal dari aliran putih dan aliran netral."Dia akan Dewangga, Giok Angin itu .... Dia sungguh memiliki kharismatik luar biasa.""Ternyata kekuatan yang di miliki oleh senior Dewangga bukanlah bualan semata ... Aku dapat merasakan luapan kekuatan dari dalam tubuhnya itu." Semua yang berada di dalam stadium mulai memuji kehebatan dan kekuatan yang terpancarkan dari dalam tubuh Dewangga, seakan menghipnotis setiap penonton untuk beberapa saat.Sepint
last updateLast Updated : 2022-07-12
Read more

22. Sayembara Pendekar Muda III

Seluruh Stadium langsung bergemuruh, mereka jelas menyambut baik pertandingan pembuka yang menyajikan salah satu kandidat juara Sayembara Pendekar Muda.Dua orang pemuda langsung melompat masuk ke dalam arena Sayembara. Kara dengan pedang di punggungnya dan memancarkan aura ksatria, hingga membuat banyak mata terhipnotis untuk beberapa saat.Sementara lawannya, Danusa adalah seorang pendekar yang berasal dari sekte kecil yang memiliki kepiawaian menggunakan senjata jenis pedang, sama halnya dengan Kara. Pertarungan sesama pengguna pedang biasanya akan menyajikan pertarungan yang menarik."Pertandingan sesama pengguna pedang, ini akan sangat menarik... " Abinawa bergumam pelan. Dia yang sudah melihat bagaimana cara bertarung dan permainan pedang Kara, tentu mengunggulkan Kara menjadi pemenangnya, akan tetapi Abinawa tentu tidak menganggap kemampuan Danusa rendah.Sementara itu, di arena pertandingan. Dua orang itu sudah bersiap dengan kuda-kudanya.Wisnu Aji kembali menjelaskan sedikit
last updateLast Updated : 2022-07-13
Read more

23. Abinawa Ve Anbi

Seorang pemuda langsung melompat ke atas arena Sayembara Pendekar Muda. Aura khas pendekar langsung terpancar dari dalam tubuhnya, serta senyum percaya diri tampak menghiasi bibirnya."Aku Abinawa, siap untuk bertanding dan menjadi Jawara ... " Sementara itu, sosok pria muda yang berusia tidak jauh berbeda dari Abinawa memasuki arena dengan santai dan senyum arogan."Aku Anbi dari Sekte Bangau Putih, sekte menengah yang akan menjadi sekte besar dalam beberapa tahun ke depan ... " Pria bernama Anbi itu memperkenalkan dirinya dengan arogan.Abinawa yang mendengar hal itu, tentu hanya tersenyum tipis. Dia sekarang menyadari jika banyak generasi muda memiliki sifat arogan dan sombong, serta haus akan pujian.Senyum simpul terlukis di wajah Abinawa, dia tentu tidak ingin terlalu banyak berbincang. Abinawa langsung bersiap dengan kuda-kuda tarungnya, serta pedang di genggaman tangan kanannya.Tepat setelah pertandingan di nyatakan di mulai, sosok pria bernama Anbi itu langsung melesat cepa
last updateLast Updated : 2022-07-14
Read more

24. Aksi Batari Ambar

Stadium langsung bergemuruh saat Anbi terlempar keluar dari arena Sayembara. Semua penonton tentu tidak pernah sekalipun menebak dan menduga jika Anbi harus tersingkir dari Sayembara Pendekar Muda dengan cara seperti ini. Selain itu, tidak sedikit yang memuji kecerdikan dari Abinawa untuk memenangkan pertandingan.Sementara itu, Abinawa yang sudah di nyatakan pemenang dalam pertandingan pertamanya langsung bergegas menuju meja taruhan. Dia tentu ingin segera mendapatkan uangnya kembali, serta koin emas tambahan hasil taruhannya."Sekali tiga uang, sekali dayung dua tiga pulau terlampaui ... " Abinawa tertawa renyah saat mendapatkan hasil taruhannya.Dia dengan cepat langsung menyimpan semua uangnya di balik jubahnya, agar tidak terlihat banyak orang yant akan menimbulkan keributan dan kekecauan.Setelah itu, Abinawa dengan cepat kembali ke bangku penonton. Dia kembali memilih menyaksikan pertandingan kembali, menemani Tuk Hawi yang terlihat sumringah dan sangat bersemangat."Luar bia
last updateLast Updated : 2022-07-15
Read more

25. Aksi Batari Ambar II

Abinawa yang melihat Batari Ambar melompat ke atas panggung, tentu langsung bersemangat. Biarpun baru bertemu satu kali, baginya Batari Ambar sudah di anggap sahabatnya.Sepanjang berlangsungnya pertandingan, Abinawa terlihat begitu serius mengamati jalannya pertandingan. Dalam beberapa menit saja, Abinawa sudah mampu membaca arah dari pertandingan itu."Ambar hanya perlu mendapatkan kepercayaan dirinya, jika kekuatan dia jauh lebih unggul dari pria berambut merah itu. Jika yang aku lihat, Ambar akan mampu keluar sebagai pemenang.Namun, dia akan menjalani pertandingan yang sulit di babak selanjutnya jika dia masih belum mendapatkan kepercayaan diri sepenuhnya.***"Apa yang ingin kau buktikan? Kau tidak akan pernah mampu mengalahkan diriku, bahkan jika dunia hancur lebur sekalipun." Pria berambut merah itu berucap dengan sesumbar. Batari Ambar hanya tersenyum, dia tentu sadar sulit untuk menjelaskan kepada seekor monyet jika apel lebih nikmat dari pada pisang, begitu pula saat ini,
last updateLast Updated : 2022-07-16
Read more

26. Memberi Pelajaran Kepada Keloni Arga

Abinawa langsung membalikan tubuhnya saat seseorang memanggil dirinya, serta suara itu terasa sangat familiar di telinga."Kau rupanya, beban Sekte Api dan Angin." Kata Abinawa dengan pelan.Pemuda yang menyebut Abinawa dengan panggilan sampah tidak lain adalah Arga, jenius dari Sekte Api dan Angin."Ah rupanya kau, Arga. Ku lihat perkembangan ilmu kanuraganmu sedikit melambat? Apa itu karena keangkuhanmu, sehingga membuat potensimu tertutup?" Arga yang mendengar hal itu, tentu membuat emosinya naik signifikan, kepalanya terasa mendidih."Gandrik!!! Berani sekali kau sekarang sampah, apa kau tidak ingat bagaimana kau ku buat terluka parah kala itu." Abinawa tertawa mendengar ancaman dari Arga, dia merasa Arga terlalu bodoh untuk di sebut jenius dari salah satu sekte tersohor di negeri ini."Apa kau tidak pernah menggunakan otakmu itu, sehingga sekarang ketika hendak kau gunakan, otak itu sudah menjadi usang dan rusak? Ayolah berpikir logis, aku sekarang sudah memiliki kekuatan dan k
last updateLast Updated : 2022-07-17
Read more

27. Kau Harus Berhati-hati

Mendapatkan jatah istirahat tiga hari, tentu di manfaatkan dengan baik oleh Abinawa. Saat sinar matahari pertama kali menampakkan diri, sosok Lanting Damar sudah berlatih di tengah hutan itu.Tubuhnya sudah di penuhi dengan keringat dan basah kuyub yang menandakan jika dia sudah berlatih dalam waktu yang cukup lama."Huuhhhh ... Aku harus meningkatkan kekuatan lebih jauh jika ingin memenangkan Sayembara Pendekar Muda ini." Abinawa bergumam dan bertekad kuat.Sudah sejak 5 jam yang lalu, Abinawa memang memilih berlatih di tengah gelapnya malam sampai tiba waktu pagi. Hal itu tentu di lakukan oleh Abinawa agar latihan yang dia lakukan tidak menarik perhatian banyak orang.Abinawa melatih kembali beberapa jurus dan teknik yang sudah di kuasainya, selain itu juga Abinawa juga melatih kembali fisiknya agar tetap bugar dan prima."Dewa Bermain Pedang"Abinawa langsung menggunakan salah satu jurus yang paling sering dia gunakan. Perpaduan kecepatan dan kegesitan berhasil menciptakan pola se
last updateLast Updated : 2022-07-18
Read more

28. Memberi Pelajaran Berharga

Setelah dari hilir sungai dan berpisah jalan dengan Batari Ambar, Abinawa memilih untuk mencari tempat mengisi perutnya. Kedai cepat saji di dekat hilir sungai menjadi pilihannya. Namun, baru saja Abinawa hendak menikmati makanannya, matanya menemukan tiga orang berbadan besar sedang bergegas cepat menghampiri Abinawa. "Di sini kau rupanya." Salah satu dari mereka berusaha untuk mencengkram batang leher Abinawa, beruntung Abinawa dengan tepat waktu menangkisnya. "Tunggu dulu ... Ada apa ini? Aku tidak pernah memiliki masalah dengan kalian sebelumnya, bahkan kita tidak saling mengenal." Kata Abinawa saat tiga orang itu datang dengan maksud yang tidak baik. "Haha, kau mungkin tidak kenal dengan mereka, tapi aku tahu diriku bukan." Seorang pemuda muncul dari belakang tiga orang berbadan besar itu. Dalam sekali lihat saja, Abinawa sudah langsung mengenali sosok pemuda itu. Dia tidak lain adalah Anbi, pendekar muda yang berasal dari Sekte Bangau Putih. "Kau rupanya, apa maksudmu dari
last updateLast Updated : 2022-07-19
Read more

29. Babak Utama

Tiga hari berlalu dengan sangat cepat. Hari ini, stadium sudah kembali terisi penuh. Semua seakan tidak sabar ingin segera menyaksikan berlangsungnya babak utama.Dharma Wangsa berdiri dengan gagah dan memancarkan sinar kepahlawanan dari dalam tubuhnya, hingga membuat banyak penonton terkesima. Kali ini, Dharma Wangsa yang mendapat amanah membuka babak utama, serta menjelaskan tentang aturan main di babak utama."Aku ucapkan selamat kepada kalian yang berhasil mencapai babak utama, aku akan menjelaskan beberapa peraturan penting di babak utama yang sedikit berbeda dengan babak penyisihan ... " Dharma Wangsa langsung menjelaskan jika di babak utama ini setiap peserta akan di bagi beberapa kelompok secara acak. Masing-masing kelompok akan saling bertarung, memperebutkan tiket menuju babak final nantinya. Dharma Wangsa juga menjelaskan jika masing-masing kelompok terdiri atas lima orang. Setiap kelompok akan di adu tandingkan, hanya ada dua kelompok saja yang berhak malaju sampai ke bab
last updateLast Updated : 2022-07-20
Read more

30. Babak Utama II

Renggana yang menyadari jika Candra sudah serius dan bersiap untuk mengakhiri pertandingan dengan cepat, langsung membuatnya memusatkan tenaga dalamnya, sebelum melepaskannya, hingga menjadi selubung pelindung berwarna emas. Alhasil, tusukan pedang dari Candra hanya membentur selubung emas itu dan melemparkan Candra jauh ke belakang. "Akhhh ... Luar biasa, jadi inikah selubung emas itu." Candra melemparkan pujiannya, sembari mengatur nafas dan menetralkan rasa sakit di dadanya. Bukan hanya Candra yang memuji selubung emas milik Renggana, akan tetapi semua penonton yang menyaksikan jalannya pertandingan, turut melemparkan pujiannya. "Aku merasa sangat beruntung bisa menyaksikan bagaimana hebatnya kemampuan perlindungan dari Selubung Emas itu ... " "Luar biasa, ini momentum yang sangat langkah." Sementara itu, di atas arena Renggana tersenyum tipis. Dia tentu merasa beruntung, karena memiliki selubung emas sebagai pertahanan tubuhnya. "Hampir saja, jika sedikit saja aku terlambat
last updateLast Updated : 2022-07-21
Read more
PREV
123456
...
24
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status