Semua Bab Pernikahan Yang Tak Sempurna : Bab 101 - Bab 110
113 Bab
Suasana Tidak Tepat
"Assalamualaikum." Jihan mengucapkan salam dengan sopan. Semua yang ada di meja itu menoleh ke arah Jihan, mereka kaget melihat sosok yang mengucapkan salam."Waalaikumsalam." Pak Yuda menjawab salam Jihan."Wah, rupanya sedang berkumpul disini ya? Kalau boleh tahu, ada acara apa?" tanya Jihan. Ia tersenyum melihat ke sekeliling. Adel dan Danish membalas senyuman Jihan, sedangkan Mama Laras dan Damar tak menghiraukan sapaan dan senyuman Jihan. Jihan tampak kecewa melihat Damar mengabaikan dirinya."Enggak ada acara apa-apa, cuma makan bersama saja," kata Damar dengan nada suara yang ketus."Kamu sama siapa disini?" tanya Adel, ia berusaha untuk ramah supaya Jihan tidak tersinggung. "Sama teman, Mbak. Tapi dia sudah pulang.""Oh, gitu." Adel tampak manggut-manggut."Ayo ikut bergabung." Pak Yuda berkata pada Jihan. Jihan menatap wajah Damar, ekspresi Damar hanya datar saja. Adel menjadi kasihan melihat Jihan diabaikan oleh Damar."Duduklah, bergabung bersama kami." Adel menawari Jihan
Baca selengkapnya
Bertemu Mantan
"Kamu nggak akan bisa melepaskan aku begitu saja, Mas. Aku terlalu berharga untuk kamu lepaskan," kata Jihan dalam hati dengan penuh kemenangan."Ada banyak hal yang harus kita bicarakan." Alan berkata dengan tegas."Oh, tentang rencana pernikahan kita ya?" sahut Jihan dengan tersenyum. Jihan tidak jadi keluar dari mobil. Ia pun menghadapkan wajahnya ke arah Damar. Mereka berdua saling berpandangan. Damar menghela nafas panjang."Aku ingin berbicara tentang kita. Hubungan kita, apakah akan berlanjut atau berhenti sampai disini.""Maksud Mas, kita putus? Tapi kita kan sudah bertunangan, apa kata orang kalau sampai tidak jadi menikah." Jihan sangat syok dengan ucapan Damar."Orang menikah saja bisa cerai, apalagi baru bertunangan.""Oh, jadi Mas mau rujuk dengan ibunya Arka ya? Berarti tadi ngumpul di restoran untuk membahas rujuknya kalian? Pantas saja kalau Mama tidak menyukai kehadiranku." Jihan langsung nyerocos."Sudahlah, nggak ada gunanya berbicara denganmu. Kamu tidak mau menden
Baca selengkapnya
Pelajaran Hidup
"Jujur saja, ketika pertama bertemu dengannya, aku memang baper. Karena aku adalah pihak yang tersakiti, hingga akhirnya kami berpisah. Tapi lama kelamaan, aku sudah mulai bisa menguasai perasaanku sendiri. Aku harus menjalin hubungan baik dengannya, karena ada Arka.""Apakah tidak ada keinginan untuk rujuk?" Hana sangat penasaran."Hana, Mas Damar sudah mau menikah. Dia sudah punya kehidupan yang baru. Aku hanyalah bagian dari masa lalunya.""Kalau seandainya Mas Damar nggak jadi menikah, terus mengajak Mbak Viona rujuk, apakah Mbak mau menerimanya?" tanya Hana lagi."Nggak usah berandai-andai, deh! Doakan saja yang terbaik untuk kami berdua." Viona sudah bingung mau menjawab apa, akhirnya ia menjawab secara diplomatis.Hana tersenyum mendengar jawaban Viona. Ia menduga kalau sebenarnya Viona masih menyayangi ayahnya Arka. Tapi ia tidak berani mendesaknya, biarlah sang waktu yang akan menjawab semuanya."Apakah orangtua Mas Damar sudah tah kalau Mbak Viona dan Arka ada disini?""Kaya
Baca selengkapnya
Terluka Karena Cinta
"Sebenarnya, hu…hu..huaa…huaa." Jihan malah semakin keras menangis."Ada apa, sih?" Mega menjadi kesal karena Jihan hanya menangis."Ada apa, Jihan? Cerita dulu, biar Ayah dan Ibu tahu apa masalahnya." Dedi menenangkan Jihan.Jihan menarik nafas perlahan, kemudian mulai berbicara."Mas Damar memutuskan hubungan denganku." Jihan berkata dengan pelan. Mega terkejut mendengar kata-kata Jihan, Dedi hanya biasa saja. Ia sudah menduga kalau hal ini pasti terjadi."Ayah kok biasa saja? Apa Ayah senang kalau mereka berpisah?" Mega tampak berang melihat ekspresi wajah suaminya yang datar saja."Ayah kan sudah pernah bilang, kalau Jihan tidak berubah, bisa saja Damar memutuskan hubungan mereka.""Nggak bisa seenaknya memutuskan hubungan, apa kata orang-orang nanti?" Mega langsung naik darah, ia tidak pernah memikirkan kalau Damar mau memutuskan hubungan dengan Jihan, apalagi mereka sudah bertunangan."Nggak usah pikirkan kata orang-orang." Dedi berkata dengan pelan, ia menatap Mega dan Jihan se
Baca selengkapnya
Tidak Nyaman
"Viona." Mama Laras menutup mulutnya, ia seolah tidak percaya dengan apa yang dilihatnya."Iya, Ma. Ini Viona." Viona mendekati Mama Laras kemudian mencium tangan dan memeluknya.Mama Laras meneteskan air mata karena terharu melihat siapa yang datang. "Mama jangan nangis," kata Viona ketika melepaskan pelukannya."Mama bahagia melihat kamu datang." Mama Laras segera menghapus air matanya."Arka, kasih salam sama Oma." Viona berkat pada Arka."Ini Oma, Sayang. Sudah lupa, ya?" Mama Laras menggendong Arka. Arka hanya terdiam, ia masih bingung dengan situasi ini."Arka sudah besar ya, sudah berat." Mama Laras mencium Arka."Ayo ke dalam," ajak Mama Laras pada Viona."Iya, Ma."Viona mengikuti langkah kaki Mama Laras menuju ke ruang keluarga."Opa, lihat siapa yang datang," kata Maam Laras pada suaminya yang sedang asyik menonton berita di televisi. Pak Yuda menoleh ke arah istrinya."Viona? Arka." Pak Yuda tak kalah terkejutnya dengan kehadiran Viona dan Arka. Viona segera mendekati Pak
Baca selengkapnya
Makan Siang Bersama
"Boleh saya bertemu dengan Jihan?" pinta Damar."Untuk apa?" Mega masih saja menanggapi dengan ketus. Ia belum bisa menerima kalau hubungan Jihan dan Damar selesai. Ia masih membayangkan bagaimana komentar saudara, teman dan tetangga tentang putusnya hubungan Damar dan Jihan. Mereka pasti akan mencibir dan membicarakannya, bakal jadi trending topik di komplek ini. Mega mengkea nafas panjang."Ingin berbicara sebentar, Bu.""Saya rasa nggak ada yang perlu dibicarakan lagi. Semua sudah selesai. Silahkan pulang." Mega mengusir Damar."Bu, Damar kesini sebagai tamu, tidak baik seperti itu. Apa salahnya kalau ia bertemu dengan Jihan sebentar saja." Dedi berusaha menenangkan istrinya."Tamu tapi membuat tuan rumah sakit hati. Aku nggak mau melihat Jihan bersedih lagi. Silahkan pergi sebelum saya berteriak." Mega tetap bersikeras."Sebentar saja, Bu." Damar masih memohon pada Mega."Pergi! Pergi!" Mega berteriak sambil menunjuk-nunjuk wajah Damar."Maaf, Pak. Saya permisi pulang," pamit Dama
Baca selengkapnya
Tak Semudah Itu
"Ayah nanti pulang kelja bobok sama Alka ya?" kata Arka dengan penuh harap. Suara cadelnya membuat yang mendengarkan menjadi gemas. Tak khayal, ucapan Arak membuat Damar dan Viona tampak sangat kaget. Mereka tidak menyangka jika Arka akan berkata seperti itu."Iya, sayang. Sekarang Arka sama Bunda dulu ya?" bujuk Damar. Arka mengangguk, kemudian memeluk ayahnya. "Ayo Nak, kita pulang," ajak Mama Laras. Arka pun jalan bersama bunda dan omanya. Dengan berat hati, Arka mengikuti Oma dan bundanya. Ia pun melambaikan tangan pada ayahnya.Dama tampak terharu dengan perlakuan Arka kepadanya. Ia tidak menyangka jika Arka sangat dekat dengannya. Padahal selama ini ia tidak mendampingi keseharian Arka. Mungkin inilah yang namanya ikatan batin antara anak dan ayah. Walau terpisah, tapi tetap merasa dekat."Bundamu hebat, Nak. Tidak mengajarimu untuk membenci Ayah," kata Damar dalam hati."Ayo ke kantor lagi! Suara Irfan membuyarkan lamunan Damar. Damar dan Irfan berjalan menuju ke tempat parkir
Baca selengkapnya
Nggak Rela
"Ayah!" Terdengar teriakan bahagia dari seorang anak kecil yang bernama Arka. Tampak Viona berdiri di samping Arka. Arka langsung memeluk ayahnya, kemudian menarik tangan ayahnya untuk masuk ke dalam.Damar tampak ragu, ia pun melirik ke arah Viona. Viona mengangguk kecil, menandakan kalau ia menyetujui tindakan Arka. Damar dan Arka masuk ke dalam, disusul Viona yang selesai menutup pintu. Dari saat mengetuk pintu tadi sampai sekarang, jantung Damar masih berdetak dengan kencang, ia tampak canggung berhadapan dengan Viona. "Maafkan aku, Mas. Seharusnya aku tidak merepotkan Mas pagi-pagi seperti ini," kata Viona dengan pelan ketika mereka bertiga duduk di sofa."Nggak apa-apa. Aku akan selalu melakukan apapun permintaan Arka. Ini aku bawakan sarapan untukmu." Damar menyerahkan bungkusan yang tadi ia bawa. Ia masih berusaha untuk menetralisir suasana hatinya. Entah kenapa, melihat Viona hari ini membuat Damar merasa sangat bahagia. Mungkin karena ia diizinkan mengajak Arka jalan-jalan.
Baca selengkapnya
Turunkan Egomu
Semua menjadi panik karena tidak menemukan sosok Arka. Mereka tadi asyik membahas tentang ide rujuknya Damar dan Viona. Damar beranjak dari duduknya dan berjalan ke depan, takutnya Arka keluar. Mama Laras mencari ke dapur, siapa tahu Arkq sedang bermain bersama Lina. Tapi ternyata Lina tidak ada. Mama Laras pun menuju ke ruang keluarga, tempat mereka berkumpul dan bermain bersama Arka tadi."Ketemu nggak?" tanya Damar dengan panik. Tentu saja ia sangat panik melihat Arka menghilang dari pandangan mereka berempat.Semua menggelengkan kepalanya masing-masing. "Papa, bagaimana ini? Aku nggak tahu harus ngomong apa sama Viona." Damar sangat kebingungan. "Tenang, pasti Arka ketemu." Pak Yuda berusaha menenangkan Damar."Lina, kamu melihat Arka?" tanya Damar ketika melihat Lina berjalan menuju ke arah mereka"Arka? Ada kok." Lina menjawab dengan tenang tampak santai."Dimana?" tanya Damar, wajahnya langsung ceria."Saya bawa ke kamar Mas Damar. Arka sedang tidur.""Kok bisa?" Damar masih
Baca selengkapnya
Sakit
"Arka sangat dekat dengan ayahnya, apa nggak sebaiknya kalian rujuk saja. Kalau misalnya Damar mengajakmu rujuk, apa kamu mau?" Deg! Jantung Viona berdebar-debar. Pipinya merona tersipu malu."Nggak tahu, Mbak. Lagipula nggak mungkin Mas Damar mengajakku rujuk. Dia kan sudah mau menikah?" sahut Viona, ia pun menyibukkan diri dengan kegiatan menggoreng nugget tadi. Malu kalau sampai ketahuan ia merona.Viona memang masih mencintai Damar, walaupun ia tahu kalau Damar tidak mencintainya. Susah untuk menghilangkan rasa itu, tapi untuk berharap kembali bersama, sepertinya jauh panggang dari api."Siapa bilang? Hubungan Damar dan Jihan sudah selesai.""Bukankah mereka sudah tunangan?" tanya Viona untuk meyakinkan berita itu."Iya, tapi nyatanya nggak bisa dilanjutkan lagi.""Kasihan Mas Damar, pasti sangat kecewa berpisah dengan orang yang dicintainya." Ada rasa perih di hati ketika mengucapkan itu."Kamu tahu, mereka putus gara-gara kamu." Ucapan Adel tak khayal membuat Viona tampak sanga
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status