All Chapters of Si Buta Dari Hutan Mblesek (LDN seri 2): Chapter 1 - Chapter 10

55 Chapters

1. Malam yang menegangkan

Di tengah malam yang sunyi, dingin, dan gelap dengan kegelapan yang pekat. Di mana orang-orang telah terlelap dan terbuai oleh mimpi-mimpi mereka.Li Lin, tiba-tiba terbelalak karena merasakan suatu firasat buruk. Saat itu, kultivasinya telah menembus tingkat pendekar tahap pertama. Anak itu berhasil membentuk roh hewan spiritual seekor kucing, dan memberinya nama Miao Cing. Sejak melatih Miao Cing, pendengaran Li Lin semakin tajam dan semakin peka terhadap suara.Sejenak, Li Lin menatap sebuah pedang kayu yang ia gantung di dinding kamarnya, sembari mengingat kejadian beberapa waktu yang lalu. Yaitu saat melawan seekor monster kampret di hutan rungkud bersama sahabatnya, Ampy Ang dan Renggin Ang. Anak itu merasa pedang yang ada di hadapannya saat ini bukanlah pedang biasa. Terakhir kali ia mengingat, suatu gumpalan roh yang memiliki aura gelap, menenggelamkan jiwanya ke dalam kabut hitam yang pekat. Sementara roh tersebut, mengambil alih tubuhnya. [Baca bab 9 seri 1]"Apa yang terjad
Read more

2. Asal usul roh pedang kayu

"Kembali! Atau aku akan menyiksamu lebih kejam!" ucap Mu Bai."Tidak. Aku tidak akan kembali!" gumam Li Lin memejamkan matanya menahan rasa sakit. Tinggal beberapa langkah lagi, Li Lin bisa keluar dari Kediaman Lin yang saat ini seperti neraka. Akan tetapi, dia telah kehilangan penglihatannya. Hal ini sangat menghambat segala pergerakan anak itu."Ugh!" rintihnya masih terasa denyutan perih pada matanya hingga mengganggu organ syaraf lainnya. Kepalanya mulai berputar, pusing yang tak tertahankan. Akankah aku berakhir menyedihkan seperti ayahku? Pikirnya.Tiba-tiba, pedang kayu yang masih berada dalam genggamannya bergetar. Pedang itu mengeluarkan suara."Mari buat perjanjian! Biarkan aku bersemayam di dalam tubuhmu. Maka, aku akan membantu semua masalahmu!""Ka-kau! Bisa bi-ca-ra?" ujar Li Lin tersentak."Iya atau tidak, sebelum kau benar-benar mati di tangannya!" balasnya kembali menawarkan diri."Iya!"Tidak peduli dengan apa yang akan terjadi kedepannya. Yang Li Lin pikirkan, saat
Read more

3. Pasar perbudakkan

"Suluh, bisakah kau membantuku membebaskan mereka?" ucap Li Lin kepada roh pedang kayu."Itu hal yang mudah. Tapi, apa kau ingin melepaskan mereka di tempat gersang seperti ini?""Gersang? Sudah di Benua Ji rupanya. Kita harus menunggu sampai tiba di Benua Ku."Benua Ku terbagi menjadi tujuh daerah. Yaitu Daerah Qizhi, Hong, Baise, Zai, Zuo, Wu, dan Liu. Daerah Qizhi terbagi menjadi empat wilayah kekuasaan. Yaitu wilayah kekuasaan Keluarga Zhi, Huo, Xiao, dan Wei. Pasar perbudakkan terletak di Daerah Qizhi tepatnya di wilayah kekuasaan Keluarga Zhi.Sesampainya di perbatasan wilayah kekuasaan Keluarga Zhi, mereka dihadang oleh tiga penjaga perbatasan."Berhenti! Apa yang kau bawa?!" ucap salah satu penjaga kepada si kusir botak."Aku membawa empat budak di muatan pertama dan beberapa makanan di muatan kedua."Saat para penjaga perbatasan mencegat si kusir, Li Lin berkata kepada tiga anak yang bersamanya."Kalian, pergilah! Aku akan berusaha menghadang mereka untuk tidak mengejar kalia
Read more

4. Perguruan Fu

"Lalu, apa yang harus kulakukan?" tanya Li Lin kepada roh pedang kayu."Panggil Miao Cing untuk mengambil kunci sangkar ini dari si botak itu! Setelah dia mendapatkan kuncinya, aku akan membantumu keluar dari sini."Ketika Li Lin hendak memanggil Miao Cing, ia dikagetkan oleh teriakan seorang gadis di depannya."Ayah! Aku menginginkan Kakak tampan ini." Gadis itu menunjuk Li Lin."Apa kau yakin ingin memilih anak buta ini, Yu Jin?" timpal seorang pria bertubuh tegap, perawakan ideal, wajah tampan, dan memiliki sikap yang berwibawa. Dia adalah Fu Jin, sang penguasa Daerah Hong.Sepuluh tahun yang lalu, Daerah Hong terbagi menjadi tiga wilayah kekuasaan. Namun, karena terjadi peperangan dan hanya ada satu pemimpin yang masih berdiri kokoh di atas pemimpin yang lain. Yaitu Pemimpin Keluarga Jin yang saat itu dipimpin oleh Fu Jin, seorang pemuda gagah nan perkasa.Fu Jin sendiri sebenarnya adalah anak angkat dari Keluarga Jin, karena satu-satunya sisa generasi Keluarga Jin yang terakhir a
Read more

5. Diremehkan karena buta

"Seorang gadis seumuranmu bersama kelompoknya, menutup jalan menghadang kalian. Keadaan ini membuat Yu Jin kesal. Kau bisa meminjam mataku untuk melihat dengan menyatukan ragamu dan rohku. Akan tetapi, setelah kita bersatu, kau harus segera mencari suatu benda sebagai pengikat yang bisa kau pakai setiap saat di bagian matamu. Dan benda itu harus terbuat dari batu spiritual. Jika tidak, kau hanya bisa meminjam mataku ketika aku mengendalikanmu," kata Suluh dari alam bawah sadar Li Lin.Benda pengikat? Hmm. Benda apa yang bisa diletakan pada bagian mata setiap saat? Pikir Li Lin.Sementara itu, gadis yang menghadang Yu Jin pun berkata, "Aku merasa heran denganmu, Nona Jin. Kau menolak untuk berteman denganku dan lebih memilih anak buta ini?" Gadis itu menunjuk Li Lin. Gadis itu adalah Hua Wei, anak ketiga Pemimpin Keluarga Wei. Di belakangnya ada tiga anak laki-laki dan satu anak perempuan yang selalu mengiringinya. Keempat anak yang selalu mengikutinya itu, sangat membuat Yu Jin muak
Read more

6. Melawan Feng Ji

"Awas!" ucap Li Lin mengulurkan tangannya di depan Yu Jin.Dia bergerak menyamping dan sedikit mendorong Yu Jin untuk menghindari serangan itu. Insting dan pendengaran Li Lin yang peka terhadap suara, sangat mempermudah anak itu untuk mengetahui posisi Yu Jin.Aliran angin pada lesatan tinju tersebut, membuat Li Lin menyadari bahwa tangan Feng Ji saat ini sedang berada di depan wajahnya. Anak itu pun bergerak cepat mencengkeram tangan Feng Ji, lalu menarik dan membantingnya dengan sekuat tenaga.Buagh!Aksi Li Lin mulai membuat orang-orang di sekelilingnya menjadi heboh. Mereka saling berbisik satu sama lain."Wah! Aku tidak menyangka bahwa anak buta itu ternyata memiliki kemampuan.""Lumayan. Tapi, apakah dia bisa mengalahkan Senior Feng?""Kekuatan Senior Feng tidak bisa diremehkan. Aku pikir, dia hanya lengah dan kurang waspada.""Benar. Bahkan kekuatannya telah mendapat pengakuan dari pemimpin. Mana mungkin Senior Feng dapat dikalahkan dengan mudah."Feng Ji tidak pernah menduga b
Read more

7. Dirasuki roh pedang kayu

Kraaank!Satu tebasan pedang kayu, berhasil mematahkan pedang besi milik Feng Ji. Feng Ji sangat tercengang dengan situasi saat ini.Ba-bagaimana bisa? Bukankah tadi anak buta ini masih tertunduk merintih kesakitan? Pikirnya.Feng Ji tiba-tiba melihat Li Lin berdiri tegak tanpa goyah. Dia bahkan dengan percaya diri menebas pedang besinya menggunakan pedang kayu itu. Feng Ji akhirnya menyadari sesuatu yang aneh terjadi dalam diri Li Lin. Mata anak itu memancarkan sinar berwarna biru di lubang matanya yang menghitam.Apakah ini adalah aura roh pedang miliknya? Aura ini sangat menekan sampai membuat badanku merinding. Feng Ji sedikit bergidik sembari melangkah mundur dengan memegangi pedang besinya yang patah. Pemuda itu bahkan tak lagi merasakan kehadiran roh pedang miliknya."Tanpa pedang, apakah seseorang ahli seni pedang masih bisa bertarung?" ucap Li Lin dengan tatapan kosong.Bruuuk!Feng Ji menjatuhkan lututnya ke tanah dan berkata sembari menudukkan kepalanya, "Aku mengaku kalah!
Read more

8. Ujian di pagi buta

Peringatan? Sepertinya tidak mungkin. Baik Mu Bai ataupun pria bertopeng itu, tidak ada yang mengetahui keberadaanku. Batin Li Lin. Mungkinkah Tuan Jin sedang mengujiku? Di pagi buta begini? Bahkan suara jangkrik masih terdengar saling bersahutan.Sreeek!Suara injakan dedaunan kering, membuat Li Lin sadar, bahwa ada seseorang berada di halaman penginapan."Kau bisa keluar untuk mengeceknya. Aku akan melihat siapa orang itu," kata roh pedang kayu.Li Lin pun berjalan menuju pintu kamar dengan membawa pedang kayunya. Ketika dia membuka pintu tersebut, anak itu merasakan suara lesatan angin yang cukup kencang di hadapannya."Ada banyak pedang menyambutmu," ujar Suluh mengabarkan bahwa di hadapan Li Lin saat ini banyak lesatan pedang menuju ke arahnya.Whuuuuuus!Syuuut syuuut syuuut!Secara reflek, Li Lin mengayunkan pedangnya sembari melangkah maju untuk menangkis lesatan pedang-pedang tersebut. Setelah dia berhasil menaklukan semua pedang itu, datang lagi sebuah pedang meluncur ke ara
Read more

9. Si buta yang berbakat

"Ka-kau! Roh dari pedang kayu yang tampak lapuk itu?" tanya roh pedang perak bergidik."Kalau bukan, siapa lagi yang bisa membatu anak kecil yang buta ini?" jawab Suluh. "Jadi, kau mau mati di tanganku, atau lenyap di tangan tuanmu?""Apa! Grrrr .... Kau pikir, kau bisa mengalahkanku dengan mudah!"Mereka pun, bertarung di alam bawah sadar Li Lin. Suluh membelenggu jiwa Li Lin untuk melindunginya dari serangan apapun, sekaligus agar Suluh sendiri bisa mengendalikan tubuh anak itu lebih leluasa. Hingga akhirnya, roh pedang kayu itu berhasil menendang keluar gumpalan roh pedang perak dari alam bawah sadar Li Lin kembali ke asalnya, yaitu pedang perak bermata hitam.Bruuuuk!Pedang perak itu terjatuh ke tanah. Kemudian, Suluh melepas jiwa Li Lin dan menyadarkannya kembali.Anak ini, memiliki bakat yang luar biasa. Dia mampu menutupi kekurangannya dengan kelebihannya. Batin Fu Jin menatap Li Lin dengan serius."Tak disangka, aku menemukan harta karun di pasar perbudakkan. Mulai saat ini, k
Read more

10. Melawan Xiao Long Zi

Suara gong berbunyi menandakan dimulainya pertandingan."Aku sangat penasaran. Bagaimana bisa Guru Fu mengangkatmu menjadi muridnya? Meskipun kau buta, aku rasa, kau pasti bukan orang yang mudah dihadapi," ucap Xiao Long Zi."Anda terlalu melebihkanku, Senior. Aku hanya beruntung karena dekat dengan Yu Jin.""Yah ... itu memang suatu keberuntungan. Tapi, Guru Fu sangat jeli dalam memilih seorang murid. Ayahku bahkan pernah mengajukanku untuk menjadi muridnya, tapi aku gagal saat diuji olehnya. Jadi, aku sangat ingin tahu, bagaimana kau bisa melewati ujian yang sulit itu. Di pertarungan ini, aku tidak akan berbelas kasih kepadamu! Rasakan ini! Formasi pedang matahari!"Xiao Long Zi merentangkan kedua tangannya. Pedang merah milik pemuda itu melayang di belakang kepala. Kemudian, pedang itu mengeluarkan cahaya membentuk lingkaran seperti matahari di belakang Xiao Long Zi."Lesatan seribu pedang matahari!"Xiao Long Zi menggerakkan tangannya ke atas, lalu menyatukan keduanya di depan dad
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status