Semua Bab Kuretas Hidup Suamiku Dan Simpanannya: Bab 161 - Bab 170

185 Bab

18 wajah berani

Hantaman Banyu membuat suasana bertambah panas, mereka mengerumun hingga membuat Banyu dan Sky terjepit di antara kumpulan orang."Bagaimana ini?" Tanya Sky yang mulai tak suka dengan situasi ini.Banyu mengamati setiap wajah yang ada di sana dan dia merasa mereka semua hanyalah orang-orang yang memang di minta menghancurkan dirinya di tempat ini."Sky, kamu siap ke ruangan kita?""Ya, itu terdengar lebih baik."Banyu kembali menatap wajah mereka semua satu per satu. "Minggir!" Ucapnya memerintahLelaki yang ia pukulntadi tertawa "Kamu ingin pergi setelah apa yang kamu lakukan padaku?""Ya, jika tak ingin ada lagi darah tumpah di sini, beri aku jalan!".Ucapnya lagi tak gentar.Entah apa yang terjadi, kerumunan itu membuka jalan untuknya dan Sky, tanpa ada lagi perlawanan, tanpa ada lagi keributan."Apa yang kalian lakukan!" Teriak lelaki bertato itu dengan kesal, ia merasa harga dirinya di injak-injak karena hampir semua tahanan membukakan jalan untuk Banyu dan Sky.Nanti menatap rem
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bukan penjara biasa

"Dengar, aku bisa membuatmu malu di sini, tapi jelas itu tak akan aku lakukan dan katakan, sekarang aku ingin kami membayar juga apa yang sudah kamu lakukan padaku!"Lelaki bertato itu tersenyum jelas dia ingin menunjukkan kekuasaannya, namun Banyu masih bisa menahan diri, membuat lelaki itu jauh lebih merasa terhina dengan apa yang akan Banyu lakukan."Bagaimana jika kita bertaruh, jika kamu menang akan aku berikan kompensasi yang kamu minta, namun jika aku yang menang, aku hanya ingin satu hal selama aku di sini.""Katakan apa?""Nanti jika aku menang akan aku katakan!"Lelaki iti melipat tangan di dada, jelas dia juga ingin terlihat jago dan dengan senyum seolah meremehkan dia melihat ke arah Banyu."Jadi permainan apa yang kamu inginkan?"Banyu mengangkat kedua tangannya."Semua terserah padamu!"Kembali senyum lebar itu terlihat, seolah tak percaya Bantu bahkan memberinya ruang untuk memilih."Baiklah, aku ingin kita gulat!"Banyu mengerutkan alis, gulat bukanlah permainan yang di
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Mencari Khan

Sementara di rumah megah Banyu, Dina semakin cemas tak mendapati juga kabar dari Banyu dan Sky, berkali-kali ia cobae cari ke berada mereka namun hingga malam berganti pagi tak satupun petunjuk ia dapat."Masih belum ada kabar, mungkinkah ini.juga bagian dari rencana Kanaya?" Rose tiba-tiba saja bicara pada Dina yang masih terus berusaha mencari di mana Nanti berada.Dina melihat ke arah Rose dan berpikir sejenak, bisa jadi ini memang bagus dari rencananya."Bagaimana jika ini hanya sebuah sandiwara, apa masih ada kemungkinan jika Banyu dan Sky di sekap di suatu tempat?" Rock ikut berkomentar."Cari tau kemana aku harus menghubungi Kanaya!" Dina meminta Rock mencari tau lagi, sementara dirinya menutup laptop do atas meja dengan kesal.Saat mereka sedang sama-sama berpikir keras, tiba-tiba saja Anik membuka pintu ruang kerja milik Banyu. Semua mata menatapnya penuh tanya, Anik merasa langkahnya salah hingga dia tersenyum tak enak hati."Ada apa?" Rose bertanya setelah melihat gadis it
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

21. Penjara tengah laut

"Kenapa harus menuduh adikku?"."Karena dia memang tau semua ini!" Ucap Dina dengan wajah kesal dia menceritakan semua yang Kanaya lakukan."Sekarang dimana dia berada?" Tanya Dina lagi membuat Khan terdiam melihat ke arahnya."Aku tak tau!" Khan bersikeras melindungi adiknya.Dina meremas tangannya sendiri, tanpa rasa takut dia berjalan mendekati lelaki yang bahkan lebih tinggi darinya itu, dengan kasar ia menarik kerah baju Khan hingga wajah mereka saling berhadapan."Aku tanya sekali lagi tuan Khan yang terhormat, aku masih bersikap baik padamu bukan karena aku takut, aku hanya masih menghormati dirimu sebagi sahabat kecil suamiku."Khan terdiam, di liatnya dua manik mata Dina dan wajah datarnya berubah seketika. "Apa kamu serius soal Kanaya?" Tanyanya terdengar aneh di telinga Dina."Maksudnya aku serius apa? Sejak tadi aku bertanya padamu dan kamu anggap aku sedang bermain? Lucu sekali tuan besar ini!" Dina masih mencengkeram erat kerah baju Khan, matanya nyalang kini menunggu a
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Titik terang

Malam ini udara begitu dingin, aku masih tak mengerti kemana aku di bawa dan di mana sekarang aku berada, mereka mengurung kami pada kamar-kamar kecil dengan lebar yang nyaris tak bisa membuatku leluasa.Banyu menulis pada selembar kertas yang sejak tadi ada di atas mejanya, ruang demi ruang mulai di tutup rapat dan lampu di sisi samping nya menyala redup. Hening tak ada lagi suara, ia bahkan terpisah cukup jauh dengan Sky yang ada di ruang atasnya. Banyu masih tak melakukan apapun, ia.masih menunggu apa yang akan mereka lakukan setelahnya.Kakinya lalu melangkah mendekati pintu kamarnya yang tertutup rapat, ia tak bisa melihat apa yang ada di luar sana, semuanya nampak gelap sekarang, namun perlahan dia mendengar langkah kaki entah dari mana, seperti seseorang yang memeriksa kamar demi kamar dan Banyu segera menempati tempat tidur nya sebelum terlihat dan menimbulkan masalah baru.Tak lama langkah kaki berjalan mendekat dan berdiri tepat di sisi luar pintu kamarnya, mata Banyu terpej
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

23. Pertemuan menegangkan

Dina keluar dari rumahnya, membawa Jhon dan beberapa orang kepercayaan Banyu, ia bukan takut datang sendiri namun Dina sadar wanita ular macam apa yang sedang dia hadapi. Rose memberikan alamat Kanaya dengan baik, bahkan ketika Dina memberi kabar pada Khan, lelaki itu nampak terkejut tak tau jika adik perempuannya sedang berada di Jakarta.Membelah jalanan yang padat, Dina tak sabar bertatap muka dengan wanita yang dia anggap remeh beberapa waktu lalu. Dina berada di dalam mobil bersama Rose dan Ramdan, sementara Mala dan Anik mengurus Sean dan Dara di sekolah mereka. Ya, Dina tau anak-anak mungkin saja dalam bahaya, karena itu dia tak pernah membiarkan Sean dan Dara jauh dari pengawasannya.Mobil Dina tiba di depan gerbang bernuansa putih gading yang megah, gerbang itu begitu rapat hingga mereka tak mungkin menerobos masuk begitu saja."Tak lama mereka akan keluar!" Ucap Rose menatap layar tablet di tangannya, diam-diam dia memang sudah mengambil alih seluruh cctv rumah megah Kanaya.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Pertengkaran dan rencana

Kanaya menatap nyalang ke arah Dina, ia benci kalah, kekalahan membuat seluruh harga dirinya terinjak habis."Jika aku tak bisa mendapatkan mas Banyu, kau atau wanita manapun tak boleh berada di sisinya!" Teriaknya kehilangan kendali.Tawa Kanaya terdengat melengking, membuat Dina merasa miris, wanita ini benar-benar sudah kehilangan akal sehatnya."Wanita tak waras kamu Kanaya!""Hahahahaaa, aku memang sudah gila Dina, gila karena tak bisa bersama mas Banyu, kau tau Dina betapa sakitnya aku saat Banyu lebih memilih wanita janda sepertimu! Aku marah pada diriku sendiri, merasa kehilangan seluruh kebahagiaan yang sudah aku siapkan bersamanya!"Dina terdiam, ia tau luka hati Kanaya begitu besar, hingga dia tak bisa membedakan mana yang benar dan tidak."Aku minta maaf jika pernikahan kamu membuatmu merasa terluka, tapi cobalah belajar untuk mengikhlaskan apa yang sudah terjadi Kanaya.""Ikhlas, kau bilang ikhlas untuk semua yang terjadi? Persetan dengan ikhlas Dina, aku hanya ingin Bany
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

25. Kanaya dan Khan

"Kakak, kenapa wanita itu tega sakali padaku!" Ucap Kanaya saat Khan membantunya melepaskan ikatan, wanita itu tertunduk lesu seakan tak melakukan kesalahan apapun.Khan hanya diam melepaskan ikatan adiknya, ada banyak hal yang ingin dia tanyakan pada Kanaya, namum Khan masih berpikir dari mana dia harus memulai."Aku tak terima dengan perlakuannya padaku kak, wanita itu sudah gila, dia begitu teropsesi dengan mas Banyu." Ucapnya sembari mengusap pergelangan tangannya sendiri.Khan menatapnya sendu. "Bukankah kamu yang begitu teropsesi dengan Banyu?""Aku? Aku hanya mempertahankan cintaku kak.""Cinta? Wanita yang kamu bilang teropsesi itu adalah istri sah dari lelaki bernama Banyu yang kamu cintai itu Kanaya!"Kanaya terdiam menatap wajah kakaknya."Lalu? Dia hanya wanita yang kebetulan bersetatus istrinya, namun dalam kenyataan hanya aku yang memahami betul bagaimana mas Banyu dulu."Khan menatapmlekat wajah Kanaya, adik yang di anggapnya polos ternyata diam-diam masih memiliki hara
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

26 Kegundahan Dina

Malam terasa begitu dingin, Dina terduduk di balkon kamarnya bersama Sean dan Dara, dua anaknya itu selalu murung, merindukan ayah yang telah beberapa waktu tak juga pulang ke rumah mereka."Ayah kapan pulang bun, Dara rindu sekali." gadis kecil itu tertunduk sedih.Dina mengusap kepala Dara perlahan, menenangkan kegundahan yang sedang di rasakan anak-anaknya."Sebentar lagi ayah juga pulang." Ucapnya dengan senyum yang coba di ukir di depan mereka."Kenapa nggak bisa telpon ayah sih bun, apa ayah nggak bawa hp?" Dara kembali bertanya, biasanya ayahnya akan bisa di hubungi saat sedang tugas luar kota, tapi ini bahkan mereka tak bisa bicara.Kembali Dina tersenyum, ia terus berusaha tegar agar anak-anak pun tak merasakan kegundahannya."Kayaknya nggak bisa sayang, ayah bilang tempat tugasnya sangatlah jauh dan tak bisa menggunakan ponselnya.""Sean Lindu ayah bun." Sean ikut bicara, ia masih belum juga bisa menyebut baik kalimat dengan huruf 'r' ."Nanti kalau ayah pulang kita marahi s
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

27. Ketegangan

"Ada yang datang!" Sky berseru pelan saat langkah kaki terdengar mendekat ke arah mereka."Ayo naik!" Ucap Banyu bertopang pada dinding penyekat kamar mandi, ia berhasil naik ke lubang angin lebih dulu.Sky meraih tangan Banyu ikut melompat naik dan menutup segera lubang angin tempat mereka masuk dan keluar tepat saat seseorang masuk ke dalam kamar mandi.Lelaki dengan wajah berewokan, membawa senapan di tangannya, ia masuk ke salah satu ruang kamar mandi. Gemericik air terdengar dan guturan dalam kloset menandakan ia bari saja selesai dengan urusannya.Sky dan Banyu tak dapat bergerak, menutup hidung mereka beberapa saat sebab bagian di atas kamar mandi ini tak cukup memiliki besi yang tebal seperti tempat lainnya, sedikit gerakan saja akan membuat suara kecil yang akan dengan mudah di dengar dalam ruangan yang sunyi."Dia sudah pergi!" Bisik Sky saat lelaki itu keluar menutup pintu kamar mandi."Kita kembali ke kamar, pastikan semua tanda terpasang dengan baik, kita tak mau besok ha
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
141516171819
DMCA.com Protection Status