POV LunaIa menatapku lebih dulu dari ujung kepala sampai kaki kemudian tidak menoleh lagi padaku. Ia hanya pergi berlalu membiarkanku berdiri sendiri di depan pintu. Aku pikir dia akan memberitahu Pak William, wakil direktur tentang keberadaanku di sini sebelum dia pergi, tapi ternyata tidak.Aku mencoba mengetuk pintu sendiri. Suara dari dalam mempersilakan aku untuk masuk."Silakan duduk, Nona!""Terima kasih, Pak." "Nona Luna?""Iya, Pak."Sosok Pak William ternyata masih muda, mungkin seumuran dengan Arga. Aku pikir seorang wakil direktur ialah orang tua, yang usianya berkisar 50-an, tapi ternyata tidak.Kulitnya sangat putih. Tatapannya tajam. Wajahnya tampan, tidak jauh berbeda dengan Arga. Akan tetapi ia tampan versi imut, sedangkan Arga, tampan dengan didominasi maskulinitas.Auranya sangat terasa saat dia berbicara. Sangat wajar bahwa dia sosok yang disegani. Saat menyapa, ia terlihat tenang, tetapi serius dan juga tajam. "Baik. Berdasarkan resume yang anda kirimkan, kami
Read more