Gawat, pelakor ngapain juga sok cari perhatian bawa kopi segala. Mana Naswa sedang minta tanda tangan lagi. Tidak tidak tidak! Aku harus bertindak. 'Ayo Sarah, cari akal,' bathinku mensugesti diri. "I-iya, Tante. Ini hanya dari kampus," jawab Naswa gugup. Aku tahu ia merasa khawatir jika Tuti mendekat hingga surat itu terbaca. "Nas, di sini atau di sini?" tanya mas Feri menujuk dua sisi di lembaran bagian bawah kertas. Mukanya tetap mengernyit karena sedang sakit kepala. Dari raut wajahnya, aku yakin ia tak membaca isi surat tersebut. "Di sini, Pa, yang ada nama Papa," jawab Naswa menujuk lagi ke kertas. Jantungku disco melihat Tuti semakin mendekati mas Feri. Dengan senyum manis seolah ini rumahnya yang sedang menyajikan kopi untuk suaminya.  
Last Updated : 2022-04-14 Read more