11. BUNUH SAJA DIA!
"Sebenarnya, Vi itu adalah aku, Mahes. Bukan Vanilla!"Seketika wajah datar Mahessa menegang meski hanya sepersekian detik, hingga setelahnya, sebuah senyuman melebar di wajah tampannya. Memperlihatkan deretan gigi-gigi putihnya yang rapi dan bersih, tawa Mahessa yang semula pelan menjadi terdengar lebih keras.Lelaki itu tertawa seolah-olah Vanessa baru saja mengucapkan kalimat yang sangat lucu.Dan hal itu jelas membuat Vanessa bingung.Perilaku Mahessa memang aneh.Terkadang bengis, terkadang dingin, terkadang lembut, sungguh lelaki yang sulit ditebak."Mahessa, aku serius! Aku tidak berbohong kali ini. Vi itu aku, aku lah bocah perempuan yang sudah menolong Yasa di lapas! Aku lah orang yang seringkali membantu Pak Dirham di kantin lapas, bersama Yasa. Dan akulah, bocah perempuan yang sering menemani Yasa bermain kelereng di lapas. Menikmati waktu senja di pekarangan taman lapas dan...""Dan apa? Lanjutkan?" Ucap Mahessa sinis ketika tawanya sudah surut sejak tadi."Dan aku yang su
Read more