Natya dan Beno sudah duduk di salah satu warteg di dekat kantor mereka saat jam makan siang berlangsung. Namun setelah 5 menit mereka menghabiskan makanan, Beno belum juga mengatakan apa yang ingin dikatakannya. “Lo mau ngomong apa, Ben?” “Ehm … sebenernya ya, Nat, gue itu—” Tring! Satu notifikasi masuk di ponsel Natya menginterupsi kalimat Beno. “Sorry, lanjut aja, Ben.” Lelaki itu mengangguk, berdeham sekali lagi sebelum memulai kalimatnya. “Gue sebenernya mau bilang kalau gue itu—” “Natya.” Kali ini bukan notifikasi yang menginterupsi kalimat Beno, tetapi munculnya seorang pria dengan kemeja biru laut yang sudah digulung hingga siku, dan celana bahan warna hitam. Dia adalah Daksa Shaka. Kemunculannya bukan hanya menginterupsi kalimat Beno, tetapi juga detak jantung Natya yang serasa hampir melompat. Natya menatap ke arah Daksa dengan pandangan penuh tanya. “Daksa?” Beno melihat ke arah Daksa dan Natya bergantian. “Eh sorry, Ben, gue belum ngenalin lo ke dia ya? Lo inget
Last Updated : 2022-05-23 Read more