Tak berselang lama, bapak dan ibu datang. Mereka langsung mendekat padaku yang masih terbaring lemah. “Maafkan kami datang terlambat ya, Nak!” ujar ibu merasa bersalah. “Enggak apa-apa kok, Bu!” aku membesarkan hati ibu. “Apa sudah ada yang adan untuk bayimu?” timpal bapak. “Sudah, Pak. Tadi anaknya Bu Erna yang adan,” jawabku jujur. Bapak menganggukkan kepala lalu keluar ruangan. Mungkin dia mau berterima kasih sama Bu Erna.“Selamat ya, Re! Bayinya cantik kayak kamu,” ucap Bu Erna yang baru saja masuk.“Iya, Bu.” Aku melempar senyum pada perempuan paruh baya yang sudah mengorbankan waktunya untukku, “ Terima kasih ya ibu sudah menolongku,” “Kamu itu sudah ibu anggap sebagai anak sendiri, jadi sudah seharusnya aku ada di sini,” jawabnya. Ya. Bu Erna memang sangat baik padaku. Dia sudah seperti orang tua kedua bagiku. Saking sayangnya aku sering dikasih sesuatu sama mereka.“Alhamdulillah, saya senang dengarnya, Saya juga berterima kasih karena ibu sudah sangat baik sama Rere,
Last Updated : 2022-05-07 Read more