Semua Bab Taring Putih Dari Barat: Bab 321 - Bab 330
384 Bab
318. Ketahuan?
Di sebuah area hutan biasa yang ada di alam kecil, tampak ada seorang pemuda yang memiliki tampilan kokoh sedang menatap ke satu arah.Tampilan dari pemuda kokoh itu begitu dramatis saat ada noda berwarna merah membuat bercak di sejumlah bagian tubuhnya.Sosok itu entah mengapa terus saja melihat ke arah semak-semak yang sama sekali tak terlihat ada hal yang mencurigakan di dalamnya.Sementara itu, sosok Surya yang sudah lama bersembunyi di semak-semak itu merasakan perasaan yang tak berdaya.Mungkin saja dia kuat, dia jelas bisa beradu pukulan dengan pihak lain bagaimana pun caranya. Namun jika begitu, dia akan terluka dan juga membuang-buang waktu.Surya begitu banyak berpikir karena bukan bertarunglah tujuan Surya datang ke tempat alam kecil ini. hal yang harus dia lakukan adalah mencoba untuk melindungi murid-murid dari perguruan belati bengkok.Jika dia sedikit terluka saja sekarang, pemuda tegap itu jelas tidak akan bisa menjaga kelompok murid itu dengan baik di kemudian waktu.
Baca selengkapnya
319. Tanda!
Di sebuah area semak semak yang ada di salah satu sudut alam kecil, tampak ada sebuah pergerakan yang aneh di tanah area semak-semak yang subur itu.Rumput di tanah itu menjadi penyet seolah telah di injak oleh seseorang. Namun meskipun begitu, tidak ada sedikitpun tampilan seseorang di tempat itu.Masih di semak-semak yang kosong itu juga, tiba-tiba terdengar sebuah suara keluhan seorang pemuda terendam pelan di sekitarnya.“Ahhhh syukurlah aku ingat mempunyai benih itu setelah beberapa saat.” Kata sosok yang tak terlihat itu penuh syukur begitu jelas bisa terlihat dari suaranya yang begitu lega.Selang beberapa saat dari keluhan itu, tiba-tiba saja seorang pemuda tegap muncul di tempat itu entah dari mana asalnya.Pemuda tegap itu seolah telah dipanggil dari dunia lain untuk datang kedunia ini saat tiba-tiba saja muncul dari udara.“Ahhhhh, aku masih tak percaya, bahwa aku telah diselamatkan oleh benih aneh itu...” kata sosok pemuda tegap itu tak berharap.Setelah berpikir-pikir lag
Baca selengkapnya
320. Marah!
Marah!Sebuah area yang tampak sedikit kacau di dalam alam kecil, seorang pemuda tegap tengah terkejut dengan hebat saat melihat ke satu arah.Sosok itu begitu terpaku menatap ke arah mayat tanpa kepala yang terbaring lemas tepat di hadapannya.Merasa tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, sosok pemuda tegap itu mulai mengucek-ngucek matanya dengan begitu kuat.Setelah sosok itu selesai mengucek matanya, dia pun mulai membuka matanya dengan perlahan berharap bahwa apa yang telah dia lihat sebelumnya merupakan kesalahan.Perlahan tapi pasti, mata sosok itu terbuka namun masih saja mengarahkan pandangan ke arah yang sama.Setelah mata sosok pemuda tegap itu benar-benar terbuka, tampilan pemuda itu kembali terkejut seperti sebelumnya.“Arghhh ini nyata!” seru pemuda itu saat sadar bahwa dia tidak sedang berhalusinasi.Karena masih begitu penasaran, sosok pemuda tegap itu mulai membungkukkan badannya ke arah mayat itu sebelum akhirnya berjongkok agar menjadi lebih dekat untuk melihat
Baca selengkapnya
321. Komunikasi
“Ahhhh apa ini sebenarnya!”Sebuah teriakan histeris mulai terdengar di salah satu area yang ada di alam kecil.Pemuda yang baru saja berteriak histeris itu tampak tengah melihat ke sesuatu hal yang ada di telapak tangannya.Dia begitu fokus dan juga khawatir secara bersamaan saat menyipitkan matanya untuk melihat dengan jelas, namun juga mengarahkan batu kecil itu sedikit lebih jauh darinya.Jelas bahwa pemuda itu begitu berhati-hati sekarang, hal ini karena tak ada siapa pun yang tahu se menakutkan apa barang-barang miliki pendekar di dunia persilatan.Pemuda itu sendiri pernah melihat hal kecil yang jelas-jelas bisa menghancurkan seluruh kota hanya karena ledakannya.Saat mengingat hal ini ,pemuda tegap itu hanya bisa bersyukur sambil berterima kasih pada sosok yang telah menyelamatkan nyawanya dan juga orang-orang seisi kota.“Terima kasih tetua keluarga Oombak.” Kata Surya pelan.Setelah hal itu, pemuda tegap itu melanjutkan untuk melihat kerikil kecil itu dengan begitu seksama.
Baca selengkapnya
332. Permintaan Abar
Di sebuah gua yang gelap, ada sekelompok orang tengah terduduk ngeri saat melihat ke satu arah.Kelompok orang yang sedang terduduk itu adalah orang-orang yang telah Abar tuntun untuk ikut dengannya sejak sebelumnya. Mereka dijanjikan untuk dibawa ke tempat dimana sosok pembantu Abar berada.Kelompok itu kurang percaya pada awalnya, dan kini ketika kelompok orang-orang itu melihat selusin mata kuning tengah menatap ke arah mereka, kelompok itu hanya bisa menyesal telah mengikuti Abar pergi ke tempat ini sekarang.Udara area gua itu begitu tak karuan. Selain dingin, tempat itu juga begitu lembab. membuat sekelompok orang tertahan untuk bernafas.Saat kelompok orang masih terduduk takut, tiba-tiba saja suara Langkah kaki pelan mulai terdengar dari arah mata-mata kuning itu berada.Perlahan tapi pasti, seseorang dengan tampilan hebat pun mulai muncul dari kegelapan.“Ahhhh tuan mudo Abar apa yang kau lakukan di sini?” tanya sosok yang datang dari kegelapan saat bisa mengenali sosok pemud
Baca selengkapnya
323. Kuau Raja
Di sebuah tempat yang rimbun dengan berbagai pepohonan, terlihat sekelompok orang tengah merunduk waspada layaknya sedang bersembunyi dari sesuatu.Kelompok itu merupakan murid-murid dari perguruan belati bengkok yang telah masuk alam kecil sejak sebelumnya.beberapa waktu yang lalu mereka telah dikejar begitu buruk oleh seekor burung coklat yang memiliki seribu mata di dalam bulu-bulunya.Toni yang sedari tadi tampak bingung akhirya menjadi sadar kembali saat mengingat tentang identitas burung coklat itu.Toni ingat bahwa sebelum dirinya memasuki alam kecil ini, dia sudah banyak bertanya pada orang-orang yang dikenalnya.Bahkan sosok pemuda bodoh itu sak segan-segan bertanya kepada orang lewat yang sama sekali tidak dikenalnya hanya untuk memuaskan rasa penasarannya terhadap alam kecil.Dengan ini dia mendapatkan informasi yang menarik itu, bahwa ada semacam burung coklat yang sering sekali berkeliaran di dalam hutan rimbun yang ada di hampir setiap alam kecil.Tidak ada yang tahu me
Baca selengkapnya
324. Kelompok Orang Aneh
Di sebuah area rawa yang luas, sosok pemuda tegap tengah berjalan dengan kesal menuju ke satu arah.Pemuda adalah Surya, dia baru saja melihat hal yang paling dibencinya beberapa saat yang lalu.Karena tak ingin terus berlarut-larut memikirkan hal ini, Surya pun mulai bergerak dengan begitu tak puas hati menuju ke satu arah.Pemuda itu terus saja berjalan hingga dia sampai tak bisa ingat kapan langit berubah menjadi gelap.“Ahhhh sudah berapa lama aku berjalan? mengapa ini masih saja di area rawa yang tak berujung?” keluhan Surya dengan sedikit lelah.Saat Surya ingin mengistirahatkan badannya, tiba-tiba saja pemuda tegap itu bisa mendengar semacam suara berisik di area yang tak begitu jauh darinya.Dengan ini Surya mua tak mau melihat arah itu karena begitu penasaran.Setelah beberapa saat berjalan, Surya akhirnya bisa sampai di tempat yang entah bagaimana begitu berbeda dengan tempat sebelumnya.Tempat ini tidak lagi penuh dengan air, melainkan memiliki tumbuhan hijau rimbun yang me
Baca selengkapnya
325. Area Berdarah
Di sebuah area gelap yang ramai dengan orang, tampak seorang pemuda tega melihat ke arah telapak tangannya dengan tampilan yang tak mengenakan. Hal ini begitu kontras saat kelompok orang di sekitar begitu terpaku saat melihat ke satu arah. “Argh ada apa dengan kantong ini? apakah ini rusak?” tanya Surya tidak jelas. Pemuda tegap yang sedang melihat ke arah benda yang ada di telapak tangannya itu jelas merupakan orang yang buta akan informasi dunia. Sehingga dengan ini, dia akan menjadi bingung terlalu banyak meski hanya karena masalah kecil yang menimpanya. Saat Surya tengah dalam kondisi yang cemas, kantung itu terus saja bergetar dengan begitu hebatnya. Kantung itu sama sekali tidak menghibur Surya saat mulai meloncat-loncat cukup tinggi di tangannya. Benda yang mati itu terlihat menjadi hidup sekarang. Dengan ini Surya hanya bisa menjadi sedikit tak enak hati dibuatnya. Sementara Surya tengah begitu sibuk dengan kantung semesta miliknya, sekelompok orang di sekitar terus sa
Baca selengkapnya
326. Benda lonjong terbang
Malam hari di sebuah area yang kacau, tampak seorang pemuda tengah menatap ke satu arah dengan rahang yang terbuka lebar.Tampilan pemuda itu begitu tak percaya saat melihat ke arah dimana kerumunan sedang saling membunuh satu sama lain.Meskipun kejadian pembunuhan itu begitu mencolok, namun hal yang dilihat pemuda itu bukan lah kerumunan yang sedang bertarung, melinkan melihat sebuah benda panjang gelap yang samar-samar dapat di lihat di gelapnya malam.“Sial pedang itu berulah lagi!” teriak Surya saat melihat pedang itu terus melesat menjauh darinya.Pemuda tegap itu begitu tak tahu harus bersikap seperti apa sekarang, pedang itu terus saja menyusahkannya dengan hal-hal yang tidak jelas.Pralaya selalu saja bergerak terhadap hal-hal aneh yang berada di luar nalar. Surya sebelumnya hanya bisa takut saat dia melangkah kemanapun dia pergi saat dia berpikir bahwa pedang pengacau itu akan selalu minta “makan” terhadap hal-hal aneh yang dijumpainya.Akhir-akhir ini pedang itu tenang seo
Baca selengkapnya
327. Target Serangan
Malam hari di sebuah area gelap yang ada di dalam alam kecil, tampak sekelompok orang yang terluka menatap ke satu arah yang sama.Kelompok itu menatap begitu fokus dan juga ragu di saat yang bersamaan.Mereka semua baru saja melihat hal yang aneh terjadi tepat di depan mata kepala mereka sendiri.Kelompok itu tengah menatap ke arah pedang panjang yang melesat menuju ke satu arah. mereka semua diam terpaku pada awlanya, namun setelah melihat sosok yang berdiri dengan tegap di ujung lintasan pedang, mereka hanya bisa bergetar hebat karenanya.Jelas mereka memikirkan sesuatu sekarang.Pada awalnya mereka berpikir bahwa fenomena aneh yang mereka lihat sebelumnya adalah nyata terjadi akibat ulang benda lonjong hitam yang keluar dari bunga merah sebelumnya. Namun sekarang, mereka hanya bisa mengutuk dalam hati.Mereka semua mulai bersiap saat menunjukan wajah bermusuhan yang kental tak terbendung seolah berkata.“Sial beraninya kau mencuri tepat di depan mata kami!”Seolah mengerti dengan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
3132333435
...
39
DMCA.com Protection Status