Marah!Sebuah area yang tampak sedikit kacau di dalam alam kecil, seorang pemuda tegap tengah terkejut dengan hebat saat melihat ke satu arah.Sosok itu begitu terpaku menatap ke arah mayat tanpa kepala yang terbaring lemas tepat di hadapannya.Merasa tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, sosok pemuda tegap itu mulai mengucek-ngucek matanya dengan begitu kuat.Setelah sosok itu selesai mengucek matanya, dia pun mulai membuka matanya dengan perlahan berharap bahwa apa yang telah dia lihat sebelumnya merupakan kesalahan.Perlahan tapi pasti, mata sosok itu terbuka namun masih saja mengarahkan pandangan ke arah yang sama.Setelah mata sosok pemuda tegap itu benar-benar terbuka, tampilan pemuda itu kembali terkejut seperti sebelumnya.“Arghhh ini nyata!” seru pemuda itu saat sadar bahwa dia tidak sedang berhalusinasi.Karena masih begitu penasaran, sosok pemuda tegap itu mulai membungkukkan badannya ke arah mayat itu sebelum akhirnya berjongkok agar menjadi lebih dekat untuk melihat
“Ahhhh apa ini sebenarnya!”Sebuah teriakan histeris mulai terdengar di salah satu area yang ada di alam kecil.Pemuda yang baru saja berteriak histeris itu tampak tengah melihat ke sesuatu hal yang ada di telapak tangannya.Dia begitu fokus dan juga khawatir secara bersamaan saat menyipitkan matanya untuk melihat dengan jelas, namun juga mengarahkan batu kecil itu sedikit lebih jauh darinya.Jelas bahwa pemuda itu begitu berhati-hati sekarang, hal ini karena tak ada siapa pun yang tahu se menakutkan apa barang-barang miliki pendekar di dunia persilatan.Pemuda itu sendiri pernah melihat hal kecil yang jelas-jelas bisa menghancurkan seluruh kota hanya karena ledakannya.Saat mengingat hal ini ,pemuda tegap itu hanya bisa bersyukur sambil berterima kasih pada sosok yang telah menyelamatkan nyawanya dan juga orang-orang seisi kota.“Terima kasih tetua keluarga Oombak.” Kata Surya pelan.Setelah hal itu, pemuda tegap itu melanjutkan untuk melihat kerikil kecil itu dengan begitu seksama.
Di sebuah gua yang gelap, ada sekelompok orang tengah terduduk ngeri saat melihat ke satu arah.Kelompok orang yang sedang terduduk itu adalah orang-orang yang telah Abar tuntun untuk ikut dengannya sejak sebelumnya. Mereka dijanjikan untuk dibawa ke tempat dimana sosok pembantu Abar berada.Kelompok itu kurang percaya pada awalnya, dan kini ketika kelompok orang-orang itu melihat selusin mata kuning tengah menatap ke arah mereka, kelompok itu hanya bisa menyesal telah mengikuti Abar pergi ke tempat ini sekarang.Udara area gua itu begitu tak karuan. Selain dingin, tempat itu juga begitu lembab. membuat sekelompok orang tertahan untuk bernafas.Saat kelompok orang masih terduduk takut, tiba-tiba saja suara Langkah kaki pelan mulai terdengar dari arah mata-mata kuning itu berada.Perlahan tapi pasti, seseorang dengan tampilan hebat pun mulai muncul dari kegelapan.“Ahhhh tuan mudo Abar apa yang kau lakukan di sini?” tanya sosok yang datang dari kegelapan saat bisa mengenali sosok pemud
Di sebuah tempat yang rimbun dengan berbagai pepohonan, terlihat sekelompok orang tengah merunduk waspada layaknya sedang bersembunyi dari sesuatu.Kelompok itu merupakan murid-murid dari perguruan belati bengkok yang telah masuk alam kecil sejak sebelumnya.beberapa waktu yang lalu mereka telah dikejar begitu buruk oleh seekor burung coklat yang memiliki seribu mata di dalam bulu-bulunya.Toni yang sedari tadi tampak bingung akhirya menjadi sadar kembali saat mengingat tentang identitas burung coklat itu.Toni ingat bahwa sebelum dirinya memasuki alam kecil ini, dia sudah banyak bertanya pada orang-orang yang dikenalnya.Bahkan sosok pemuda bodoh itu sak segan-segan bertanya kepada orang lewat yang sama sekali tidak dikenalnya hanya untuk memuaskan rasa penasarannya terhadap alam kecil.Dengan ini dia mendapatkan informasi yang menarik itu, bahwa ada semacam burung coklat yang sering sekali berkeliaran di dalam hutan rimbun yang ada di hampir setiap alam kecil.Tidak ada yang tahu me
Di sebuah area rawa yang luas, sosok pemuda tegap tengah berjalan dengan kesal menuju ke satu arah.Pemuda adalah Surya, dia baru saja melihat hal yang paling dibencinya beberapa saat yang lalu.Karena tak ingin terus berlarut-larut memikirkan hal ini, Surya pun mulai bergerak dengan begitu tak puas hati menuju ke satu arah.Pemuda itu terus saja berjalan hingga dia sampai tak bisa ingat kapan langit berubah menjadi gelap.“Ahhhh sudah berapa lama aku berjalan? mengapa ini masih saja di area rawa yang tak berujung?” keluhan Surya dengan sedikit lelah.Saat Surya ingin mengistirahatkan badannya, tiba-tiba saja pemuda tegap itu bisa mendengar semacam suara berisik di area yang tak begitu jauh darinya.Dengan ini Surya mua tak mau melihat arah itu karena begitu penasaran.Setelah beberapa saat berjalan, Surya akhirnya bisa sampai di tempat yang entah bagaimana begitu berbeda dengan tempat sebelumnya.Tempat ini tidak lagi penuh dengan air, melainkan memiliki tumbuhan hijau rimbun yang me
Di sebuah area gelap yang ramai dengan orang, tampak seorang pemuda tega melihat ke arah telapak tangannya dengan tampilan yang tak mengenakan. Hal ini begitu kontras saat kelompok orang di sekitar begitu terpaku saat melihat ke satu arah. “Argh ada apa dengan kantong ini? apakah ini rusak?” tanya Surya tidak jelas. Pemuda tegap yang sedang melihat ke arah benda yang ada di telapak tangannya itu jelas merupakan orang yang buta akan informasi dunia. Sehingga dengan ini, dia akan menjadi bingung terlalu banyak meski hanya karena masalah kecil yang menimpanya. Saat Surya tengah dalam kondisi yang cemas, kantung itu terus saja bergetar dengan begitu hebatnya. Kantung itu sama sekali tidak menghibur Surya saat mulai meloncat-loncat cukup tinggi di tangannya. Benda yang mati itu terlihat menjadi hidup sekarang. Dengan ini Surya hanya bisa menjadi sedikit tak enak hati dibuatnya. Sementara Surya tengah begitu sibuk dengan kantung semesta miliknya, sekelompok orang di sekitar terus sa
Malam hari di sebuah area yang kacau, tampak seorang pemuda tengah menatap ke satu arah dengan rahang yang terbuka lebar.Tampilan pemuda itu begitu tak percaya saat melihat ke arah dimana kerumunan sedang saling membunuh satu sama lain.Meskipun kejadian pembunuhan itu begitu mencolok, namun hal yang dilihat pemuda itu bukan lah kerumunan yang sedang bertarung, melinkan melihat sebuah benda panjang gelap yang samar-samar dapat di lihat di gelapnya malam.“Sial pedang itu berulah lagi!” teriak Surya saat melihat pedang itu terus melesat menjauh darinya.Pemuda tegap itu begitu tak tahu harus bersikap seperti apa sekarang, pedang itu terus saja menyusahkannya dengan hal-hal yang tidak jelas.Pralaya selalu saja bergerak terhadap hal-hal aneh yang berada di luar nalar. Surya sebelumnya hanya bisa takut saat dia melangkah kemanapun dia pergi saat dia berpikir bahwa pedang pengacau itu akan selalu minta “makan” terhadap hal-hal aneh yang dijumpainya.Akhir-akhir ini pedang itu tenang seo
Malam hari di sebuah area gelap yang ada di dalam alam kecil, tampak sekelompok orang yang terluka menatap ke satu arah yang sama.Kelompok itu menatap begitu fokus dan juga ragu di saat yang bersamaan.Mereka semua baru saja melihat hal yang aneh terjadi tepat di depan mata kepala mereka sendiri.Kelompok itu tengah menatap ke arah pedang panjang yang melesat menuju ke satu arah. mereka semua diam terpaku pada awlanya, namun setelah melihat sosok yang berdiri dengan tegap di ujung lintasan pedang, mereka hanya bisa bergetar hebat karenanya.Jelas mereka memikirkan sesuatu sekarang.Pada awalnya mereka berpikir bahwa fenomena aneh yang mereka lihat sebelumnya adalah nyata terjadi akibat ulang benda lonjong hitam yang keluar dari bunga merah sebelumnya. Namun sekarang, mereka hanya bisa mengutuk dalam hati.Mereka semua mulai bersiap saat menunjukan wajah bermusuhan yang kental tak terbendung seolah berkata.“Sial beraninya kau mencuri tepat di depan mata kami!”Seolah mengerti dengan
“Argh!!!”Seorang pemuda berbadan tegap kini tengah meringkuk buruk di tanah. Sosok itu terus saja bergetar dengan hebat seolah tak terima atas rasa sakit yang dirasakannya.Badan tubuh sosok pemuda tegap itu menegang dengan warna merah merona seperti kepiting rebus yang telah dimasak dalam waktu yang lama.Urat-urat tubuhnya yang sudah menonjol sejak awal kini mulai menggeliat seperti cacing yang menginvasi daging di bawah kulitnya.Semakin lama Surya meringkuk dengan gelisah di tanah, semakin pula rasa sakit yang aneh itu menyiksa tubuhnya.Samar-samar Surya menebak bahwa hal yang telah muncul di punggung tangannya adalah sebuah masalah yang dihasilkan setelah dia bersentuhan dengan mayat milik Abar sebelumnya.Hanya pemuda itulah yang terkait dengan beruang, dengan ini, tato beruang yang muncul di punggung tangan Surya jelas berasal darinya.Dengan ini Surya sedikit merasa pahit di mulutnya, dia menyesal karena telah terlalu serakah menjarah mayat pihak lain sebelumnya.Namun meski
Surya yang telah begitu susah payah melawan kelompok organisasi kejam sebelumnya sama sekali tak ingin merugi.Pemuda yang memiliki badan kokoh itu langsung saja bergerak maju ke arah badan mayat kelompok orang yang telah dibunuhnya sebelumnya.Hal itu terus saja berlanjut hingga akhirnya Surya sampai di tubuh Abar yang tanpa kepala.Dengan pergerakan ringan, Surya langsung saja menggeledah tubuh pihak lain tanpa sedikitpun sopan santun.Pada awalnya Surya bisa mencari dengan begitu mudahnya seolah tengah melakukan hal yang remeh, namun beberapa saat kemudian, ada sebuah gejolak aneh yang muncul dari tubuh tanpa kepala milik Abar.Surya yang begitu dekat dengan tubuh pihak lain merasakan Krisis yang aneh.Pemuda itu sama sekali tak percaya bahwa mayat tanpa kepala itu bisa mengancam Surya, namun seiring berjalannya waktu, perasaan mencekam dan krisis itu teru saja menebal membuat Surya tak enak hati.Surya akhirnya menjauh karena dia ingat bahwa instingnya begitu jarang memiliki kesal
“Badum… badum… badum…” Suara detak jantung yang begitu keras terdengar di dada seorang pemuda kacau. Sosok pemuda itu tak lain adalah Abar yang tengah melihat ke arah seorang pria yang memiliki usia yang hampir sama dengannya. Abar melihat pihak lain dengan begitu takut seolah pihak lain telah menanamkan trauma mendalam kepadanya. Tubuh abar begitu layu, ingin sekali meleleh dan jatuh ke tanah meskipun dia sudah terduduk dengan kacau sekarang. “Tuk tak tuk…” Suara langkah kaki yang pelan dan ringan terdengar seperti teriakan monster di telinga Abar, pemuda kacau itu terus saja menyusut saat suara langkah kaki yang ringan itu semakin jelas di telinganya. Abar bisa melihat dengan jelas senyum hangat dari pemuda tegap yang tengah berjalan ke arahnya. Meskipun terlihat begitu bersahabat, entah mengapa Abar begitu enggan melihat senyum cerah yang ditampilkan oleh pihak lain. Hal ini terus saja membuat Abar frustasi, karena putus asa, pemuda kacau itu mulai membuka mulut untuk bersua
“Swoosh~” “Dum… dum… dum…” Suara ricuh terus saja bermunculan saat dua telapak tangan yang mirip saling berbenturan. Kedua telapak tangan dari dua belah pihak itu tampak mirip namun berbeda. Hal ini seolah telapak tangan itu milik dua orang yang bersaudara. “Bahkan kekuatannya sama!” teriak Kakhi berseru kaget. Kakhi pada awalnya berpikir bahwa dia sedang berhalusinasi. Bagaimana bisa musuh yang belum pernah ditemui bisa menggunakan serangan yang mirip bahkan hampir sama dengan serangan yang telah didapat kelompoknya. Namun sekarang, setelah kakhi melihat dengan jelas aura dan juga dampak serangan, sosok itu hanya bisa bertanya dalam hati. “Apa maksud conqu suci? Apakah kita sedang dipermainkan?” katanya kesal menatap kedepan. Kedua raksasa besar itu terus saja beradu, mereka begitu sengit karena memiliki kekuatan yang hampir sama, namun meskipun begitu tetap saja ada celah kecil antara kekuatan keduanya. Di saat seperti ini, perbedaan yang sangat kecil sekalipun bisa berdampak
Serangan demi serangan mulai bergerak dengan indah dan kacau menuju ke satu arah, bersamamaan dengan kilau-kilau yang memukau itu, sejumlah besar suara ricuh mulai mengacaukan are sekitar. Seolah sebuah badai akan terjadi, debu-debu dan pepohonan di sekitar mulai terangkat akibat momentum yang diciptakan. Sekelompok orang yang tampak menyerang dengan sembarangan itu kini membentuk sebuah pola yang rumit namun beraturan. Kelompok itu kini melakukan serangan formasi yang telah mereka latih sebelumnya, kini bahkan momentum yang ditunjukkan kelompok orang itu benar-benar seperti monster kuno yang menakutkan. Surya yang melihat hal ini dari kejauhan jelas takjub dan juga terkejut, dia tak pernah membayangkan akan melihat hal yang begitu hebat menyerang ke arahnya. Samar-samar ada gambaran seorang laki-laki putih bersih dengan sepasang sayap indah yang mulai menerjang ke arah Surya. Hal itu terlihat sangat kuat! Namun meskipun begitu, Surya sama sekali tak mengendur. Pemuda berbadan t
“Swosh!”Suara deru angin mulai terdengar saat seorang pemuda melesat dengan kencang menuju ke satu arah.Setelah beberapa saat melesat, sebuah suara benda jatuh mulai terdengar di telinga sekelompok orang di sekitar.“Pluk.”Suara itu tidak begitu besar dan juga sangat terendam, namun meskipun begitu, suara jatuhan itu bisa didengar dengan jelas oleh setiap orang.Kelompok yang sudah lama terpaku melihat ke arah belakang mereka hanya bisa menajamkan mata seolah tak percaya.Sosok yang membawa Abar di tempat ini telah benar-benar kehilangan kepala, di sebelah Abar hanya menyisakan seorang sosok tanpa kepala.“Pluk!”Seolah batu kecil yang bisa membuat seluruh gunung es menjadi longsor, suara kecil jatuhan yang baru saja terdengar itu membuat hati setiap orang yang ada di area sekitar menjadi runtuh.Suara terjatuh itu jelas berasal dari tubuh tanpa kepala sebelumnya.Abar yang juga tersadar akan hal ini hanya bisa melihat ke arah mayat tanpa kepala yang ada di dekatnya dengan tatapn t
Abar dan sosok lain yang ada di sebelahnya tampak mematung saat melihat sekelompok orang yang tengah berlari tidak jauh dari dirinya.Abar pada awalnya berpikir bahwa teriakan sebelumnya adalah kode atau semacam teriakan serangan khusus, namun setelah melihat sekelompok orang yang berlari menjauh dan tak berniat untuk menyerang, hanya membuat Abar menjadi terpana.“Apa situasinya?” Abar tanpa sadar bergumam sendiri.Sosok yang sedari tadi berada di sebelah Abar juga tampak bingung, dia juga ingin bertanya hal yang sama dengan apa yang baru saja di gumamkan Abar sebelumnya. Namun hal itu terhenti karena sebuah batu yang ada di tangannya mulai bergetar.Sosok yang memegang batu itu mulai melihat isi pesan dari batu itu dengan wajah yang aneh, seolah ada hal yang mengganggu pikirannya.Setelah beberapa saat melihat isi pesan dari batu komunikasi miliknya, sosok yang tampil dengan wajah aneh itu tiba-tiba saja merubah raut wajahnya.Sosok itu langsung saja berlari dengan gila-gilaan saat
Di sebuah area hutan yang lebat, sekelompok orang tengah berlari dengan gila-gilaan menuju ke satu arah. “Sial! Apa yang membuat orang itu sampai-sampai mengirim pesan darurat seperti ini?” tanya Kakhi saat berlari sambil melihat sebuah batu yang ada di tangannya. Beberapa saat lalu, kakhi jelas telah sepakat untuk membantu Abar berurusan dengan musuhnya, dengan ini Kakhi yang merupakan salah satu orang yang di percayai tuannya salah satu si bengis menyuruh beberapa orang untuk ikut dengan Abar. Dia berharap beberapa lusin orang itu bisa dengan mudah menjatuhkan lawannya. Namun selang beberapa saat yang singkat, sosok itu malah mendapat pesan di batu komunikasi dengan notifikasi cahaya. Biasanya batu hanya akan bergetar saat salah seorang mengirim pesan. Hal ini merupakan notifikasi umum. Dan ini sangat jelas bagi para anggota dari kelompok itu. Namun hal yang dilihatnya kali ini membuatnya sedikit panik, cahaya hanya akan keluar jika hal yang dikirimkan dalam batu komunikasi bena
Serangan yang kuat dan sejumlah orang melaju dengan cepat ke arah seorang pemuda. Kelompok orang itu begitu besemangat seolah telah di suntik oleh narkoba. Sementara itu, pemuda yang telah menjadi arah serangan itu terkejut sebentar sebelum akhirnya Kembali tenang dan tenang. Sosok Abar yang melihat ini dari kejauhan hanya bisa mencibir. “Cihhh, tidak ada gunanya berlagak keren sekarang!” Sosok Abar berkata penuh dengan kebencian pada awalnya, namun setelah beberapa saat, Surya yang awalnya mematung seolah ketakutan itu tiba-tiba saja bergerak. Dengan seuara tebasan pedang yang jelas tajam, sejumlah kepala munusia terbang kemudian jatuh dengan buruk ketanah. Setelah itu, sejumlah tubuh kaku yang jelas-jelas merupakan tubuh kelompok yang sebelumnya menyerang mulai jatuh dengan layu satu persatu. Abar yang melihat ini langsung saja menjadi negri. “Ahhh apakah dia sekuat ini? tidak mungkin! tidak mungkin” Pemuda itu dengan panik berterika. “Tidak-tidak kalian semua serang, janga