Home / Romansa / Membawa Kembali Masa Lalu / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Membawa Kembali Masa Lalu: Chapter 11 - Chapter 20

36 Chapters

Bab 11 - Hanya Dirimu

"Greeeyyy ...." Calvin mengetuk pintu kosan yang terkunci. Dia dan Lidya baru saja pulang dari jalan-jalan. "Apa Grey pergi keluar?""Mungkin saja dia mencari makanan di luar," kata Lidya. "Kau memiliki kunci cadangan, kan?""Ya, aku memilikinya." Calvin mengambil kunci tersebut di saku celana kemudian membuka pintu."Aku ke kamar dulu." Ucapan Lidya langsung diberi anggukkan oleh Calvin.Sebenarnya ada perasaan khawatir yang bersarang di hati Calvin. Sepanjang perjalanan pulang tadi, dia terus memikirkan Greta. Dia takut jika perempuan itu terjadi sesuatu."Viiiiinnn ...," teriak Lidya dari dalam kamar hingga lamunan Calvin buyar.Calvin langsung berlari. "Ada apa, Lid?""Pakaian dan semua barang-barang Greta tidak ada. Sepertinya dia pergi dari sini."Calvin panik. Dia mengecek isi lemari dan sudut-sudut tempat biasa Greta menempatkan barang-barangnya, semuanya tidak ada. Buru-b
last updateLast Updated : 2022-04-06
Read more

Bab 12 - Menolak

"Yasmin, apa yang kau lakukan pada Greta?" Mega geram karena rekan kerjanya itu tiba-tiba menampar Greta."Itu karena salahnya! Kenapa dia datang bersama Pak Jerico?" Kedua mata Yasmin melebar dan tangannya mengepal."Kenapa kau marah pada Greta? Suka-suka Pak Jerico ingin datang bersama siapa ke kantor." Amarah Mega ikut tersulut.Keributan yang terjadi di meja sekretaris, mengundang banyak pasang mata untuk menontonnya. Beberapa dari mereka mengetahui jika Yasmin menyukai Jerico sejak lelaki itu dinobatkan menjadi CEO perusahaan Louise Group."Karena aku menyukai Pak Jerico," ucap Yasmin dengan jujur."Sudah, hentikan! Yasmin, sebaiknya kau kembali ke tempat kerjamu." Greta angkat bicara."Kau tidak berhak memerintahkanku, memangnya kau siapa?""Terserah kau saja. Aku hanya mengingatkan sebelum Pak Jerico datang menegurmu." Greta malas sekali meladeninya.Pintu ruangan Jerico te
last updateLast Updated : 2022-04-13
Read more

Bab 13 - Bahaya Mengintai

"Kenapa kau pulang lebih dulu?" Jerico protes ketika langsung masuk apartemen dan menemukan Greta sedang asyik menonton film. "Tak bisakah kau menungguku?""Bukankah kau masih meeting? Lagi pula aku tidak ingin menjadi sorotan karyawan lainnya lagi." Greta berkata tanpa mengalihkan pandangannya pada layar di depannya."Kau tidak senang? Kalau begitu besok aku akan mengumumkan hubungan kita di depan mereka. Supaya kau bisa leluasa dan tidak risih lagi." Jerico melenggang pergi ke kamar usai mengucapkan kalimatmya."Bukan itu maksudku, Kokooooo," teriak Greta. Dia mematikan televisi dan mengekori Jerico di belakang. "Aku tidak ingin mereka tahu, itu saja.""Bukankah kau tidak peduli dengan hubungan ini? Bahkan kau tidak menganggapku sebagai kekasihmu." Jerico melepas jasnya kemudian menggulung kemejanya sampai siku."I-iya. Tapi kau terus mendesakku dan membuatku was-was jika di kantor." Greta mengeluhkan sikap Jerico ya
last updateLast Updated : 2022-04-14
Read more

Bab 14 - Dilecehkan

"Siapa itu?" Greta takut ketika terdengar suara langkah kaki seseorang masuk ke dalam ruangan. "Siapa kau?" tanyanya sekali lagi. Merasa dirinya dalam bahaya, Greta mengambil ponselnya di tas dan menghubungi Jerico. Sementara Jerico tak berniat pergi dari kantor, perasaannya mendadak tidak enak. Dia justru khawatir dengan Greta di dalam sana. "Hallo, Ko." Greta berbicara dengan nada bergetar. Dia sangat takut sekarang. "Tolong aku." Ponsel Greta terlempar ke lantai saat seseorang yang tidak tahu batang hidungnya itu mendekatinya. Greta bisa memastikan jika seseorang itu adalah seorang lelaki. Greta pun berlari menjauh ke manapun dia bisa. "Siapapun tolong aku," teriak Greta. Percuma saja, keadaan kantor sudah sepi. Harapan satu-satunya adalah Jerico dapat membantunya. Lelaki itu tertawa. "Tidak ada yang bisa menolongmu, Ta." Suara itu, Greta mengenalnya. Itu suara Nino. "Nino? Apa yang kau lakukan?"
last updateLast Updated : 2022-04-15
Read more

Bab 15 - Lidya Minta Putus

Silaunya mentari menembus jendela menyilaukan kedua mata Greta. Dia terbangun dan menyadari bahwa kepalanya seperti ada yang mengganjal. Perlahan dia menghadapkan tubuhnya ke kanan, mendapati Jerico tertidur lelap tanpa mengenakan baju.Greta panik. Dia langsung mengecek lalu bernapas lega, pakaiannya masih utuh. "Aku takut sekali," gumamnya.Greta menghadap kembali ke kanan lantas memperhatikan satu per satu bagian wajah Jerico. Kalau diperhatikan dari dekat, Jerico bisa dibilang tipe-tipe idaman para perempuan di luar sana.Jerico lelaki yang tampan, tubuhnya perfect terlihat dia rajin berolahraga, tinggi, dan pewaris dari Louise Group. Siapa yang tidak tergila-gila dan jatuh cinta padanya? Semalam Greta telah menyatakan perasaannya dengan jujur pada lelaki itu. Dia tak menyangka reaksi Jerico sesenang itu."Kenapa kau melihatku seperti itu?" Suara Jerico terdengar berat. Hal itu memicu keterkejutan Greta.Greta salah ting
last updateLast Updated : 2022-04-17
Read more

Bab 16 - Semakin Retak

Seperti biasa pagi ini Greta harus kembali bekerja. Tak peduli seberapa bengkak pipinya sekarang sebab dia tak bisa membayangkan lagi pekerjaannya akan menumpuk setinggi apa."Kau pergi bekerja?" tegur Jerico saat lelaki itu baru saja keluar dari kamar dengan kaos dan celana pendek."Ya, aku tak enak dengan yang lain bila tidak masuk lagi hari ini. Mereka membutuhkanku." Greta telah selesai memasang sepatunya lantas berdiri dari sofa."Pipimu masih bengkak. Kau yakin baik-baik saja?" Jerico sangat khawatir jika di kantor nanti menjadi lebih parah."Tak apa. Aku pergi dulu, ya." Langkah Greta berhenti ketika lelaki itu menahannya."Kau tidak sarapan dulu?""Flo sudah menyiapkan bekal untukku." Greta tersenyum seraya menyematkan kecupan hangat di pipi Jerico. "Aku pergi duluan, daaah." Kali ini lelaki itu membiarkan Greta pergi.Apa yang dilakukan Greta justru membuat Jerico diam mematung di tempat. Aliran darahnya berdesir hebat tak karuan. Bahkan rona merah di pipi Jerico tak bisa dih
last updateLast Updated : 2022-05-01
Read more

Bab 17 - Perjodohan

Greta berjalan di sepanjang jalan dengan malas. Tak menengok kanan dan kiri, justru dia membungkukkan kepala. Tiba-tiba seseorang menarik lengannya hingga menubruk tubuh orang itu."Heyy, kau!" Baru saja Greta ingin memarahinya, dia kemudian menghela napas lalu memukul dada orang itu. "Kenapa kau mengagetkanku, Ko.""Kau tidak sadar ingin tertabrak sepeda? Dasar ceroboh." Jerico mengacak-acak rambut Greta. "Ada apa? Wajahmu tidak enak sekali dipandang.""Aku baru saja bertemu dengan Calvin. Dia menceritakan banyak hal sampai-sampai aku dibuat emosi olehnya," adu Greta. "Omong-omong, kenapa kau bisa ada di sini? Bukankah kau sibuk meeting?""Meetingku sudah selesai dan berniat mengajakmu makan siang bersama. Tapi aku melihatmu keluar dari kantor dengan terburu-buru. Jadi aku memutuskan mengikutimu," ujar Jerico panjang lebar."Berarti kau mendengar semua pembicaraanku dengan Calvin?" cetus Greta.Jerico mengangguk lantas tersenyum. "Aku senang kau membelaku sebegitunya di depan sahabat
last updateLast Updated : 2022-05-02
Read more

Bab 18 - Kecelakaan

"Bagaimana bisa terjadi?" Greta langsung mencecar Marko dengan pertanyaan ketika baru tiba. "Di mana dia sekarang?""Entah, aku juga tidak tahu. Aku tidak bersamanya saat kejadian." Marko menyesal karena menuruti perintah Jerico untuk menyetir mobil sendiri. "Tenanglah, dokter sedang menanganinya.""Bagaimana bisa aku tenang," Greta semakin panik karena dokter belum juga keluar dari ruangan.Tak lama kemudian dokter keluar dari ruangan dengan jas putihnya. Greta dan Marko mendekatinya."Keadaan pasien baik-baik saja. Hanya luka sedikit di bagian kepalanya saja," kata dokter. "Kalian bisa langaung menjenguk pasien."Tanpa basa-basi lagi, Greta langsung masuk ke dalam ruangan. Begitu melihat Jerico terbaring di ranjang, Greta memeluk lelaki itu dengan erat."Aku mencemaskanmu karena belum pulang." Greta memarahi Jerico karena lelaki itu sukses membuatnya sekhawatir itu.Jerico memberi kode pada Marko untuk memberi ruang pada mereka berdua. Mengerti hal itu, Marko meninggalkan ruangan da
last updateLast Updated : 2022-05-03
Read more

Bab 19 - Gosip di Kantor

"Ini buatmu," Jerico menyodorkan air putih di hadapan Greta."Terima kasih." Greta meminumnya. "Jadi, bagaimana ceritanya? Jangan bilang kau ingin menghindar dan tak ingin bercerita?" Dia mengalihkan perhatiannya dari isi pesan di ponsel Jerico tadi."Bukan begitu, kau tidak sabar sekali." Jerico mencubit pipi Greta karena gemas. "Sekarang aku akan bercerita. Jadi, waktu papa datang ke kantor dia ingin aku segera menikah.""Lalu kau menjawab apa?" Greta berpikir sejenak kemudian tak membiarkan Jerico menjawabnya lebih dulu. "Aku tahu pasti kau menjawabnya, maaf Pa aku belum memikirkan soal pernikahan. Aku ingin fokus dengan perusahaan dulu." Greta menirukan gaya seperti Jerico.Jerico tertawa lepas. "Kau benar sekali.""Setelah itu, papamu mengatakan apa lagi?" Greta bertanya lagi sambil mengunyah mie di mulutnya.Jerico menatap Greta lekat. Dia khawatir jika menceritakan perjodohannya hubungannya dengan Greta akan merenggang."Ko? Kenapa melamun?" Greta melayangkan sebelah tangannya
last updateLast Updated : 2022-05-04
Read more

Bab 20 - Pasrah

Tiba di lobi mansion milik kedua orang tuanya, Jerico bergegas masuk ke dalam. Dia tidak peduli dengan para pelayan yang menyambutnya. Yang dia inginkan segera menyelesaikan keperluannya dan pergi dari sana."Langsung saja, apa yang ingin Papa katakan?" tanya Jerico langsung. Saat itu kedua orang tuanya sedang sarapan di meja makan."Kau ini, datang-datang bukannya basa-basi tanya kabar Papa bagaimana tapi justru sebaliknya." Pak David meletakan rotinya di piring kala Jerico datang dengan sikap tidak sopan."Aku harus ke kantor. Tidak ada waktu untuk berbasa-basi," ujar Jerico dingin.Semenjak Papanya menginginkan perjodohan itu sikap Jerico langsung berubah drastis pada orang tuanya."Kau tidak sarapan dulu, Nak? Ayo, duduk dulu." Mama Helena adalah ibu sambung Jerico. Sementara ibu kandung Jerico telah tiada sejak melahirkannya."Tante tidak usah sok peduli denganku," ucap Jerico dengan ketus.Hubungan Jerico dengan Mama Helena memang tidak baik. Jerico berpikir papanya tidak akan p
last updateLast Updated : 2022-05-07
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status