Home / Romansa / Terbelenggu Cinta sang Pewaris / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Terbelenggu Cinta sang Pewaris: Chapter 31 - Chapter 40

45 Chapters

Chap 31. Kita mau ke mana, Nate?

Nate hendak makan malam bersama Mia di W Bar yang berada di lantai enam. Ia dan Mia baru saja keluar dari lift saat pintu lift sebelahnya juga terbuka. Rupanya, bukan hanya Nate dan Mia yang akan menikmati makan malam sembari disuguhkan pemandangan kota Chicago dari rooftop lantai enam, melainkan beberapa pasangan lain.Mata Nate menangkap sosok seorang perempuan berada di dalam lift yang dilewati olehnya. Di saat beberapa pasangan lain sudah keluar dari lift dan mengosongkan lift tersebut, perempuan itu tertinggal sendiri di dalam lift. Tentu saja, perempuan mengenakan kemeja merah muda dan rok pendek berwarna hitam menarik perhatian Nate.“Emma?” gumam Nate dalam hati.Jantung Nate berdetak sangat kencang saat melihat lift bergerak naik, alih-alih turun. Nate dengan cepat mengantarkan Mia ke arah W Bar dan meminta Mia menunggu dirinya di sana. Sementara laki-laki itu bergegas kembali ke arah lift. Ia memantau ke lantai berapa lift tadi membawa Emma.Jantung yang telah berdetak kenca
Read more

Chap 32. Kau menginap di sini saja, Emma.

Emma sedang tak memakai pakaian yang layak, bahkan tak memakai alas kaki. Ia meninggalkan semuanya di kamar George. Lebih tepatnya, di dalam toilet kamar George. Perempuan itu terpaksa ikut dengan Nate menuju sebuah kamar suite seharga ribuan dolar per malam. Sebuah kamar suite dengan kelas tertinggi yang berada di lantai delapan belas. Ia pernah hampir datang ke sana saat laki-laki itu memberi pilihan sulit antara masuk penjara atau bertemu di hotel. Sekarang, dirinya benar-benar datang justru untuk bersembunyi. “Duduklah di sini,” pinta Nate seraya mengarahkan Emma pada sofa di ruang tamu. Emma beberapa kali mengusap air mata dengan punggung tangannya. Perempuan tangguh itu pun sesekali bisa lemah kala berhadapan dengan kejadian menakutkan. Bagaimana tak menakutkan ketika dirinya digendong ke atas ranjang oleh laki-laki yang tak mengenakan sehelai kain pun di tubuhnya. “Minum ini.” Nate memberikan sebotol air mineral yang baru diambil dari kulkas. Emma tak mengambil air mineral
Read more

Chap 33. Laki-laki yang mana, Dave?

Mia tiba di lantai delapan belas tepat ketika pintu lift di sebelah lift yang tadi membawa dirinya hampir tertutup. Lift sebelah itu membawa tunangannya bersama perempuan lain. Kedua tangannya mengepal erat karena pasangan di dalam lift bahkan tak menghiraukan dirinya. “Argh!” pekiknya saat lift mulai bergerak turun. Niat hati ingin membuat Nate benci pada sang mantan istri. Namun, justru membuat keduanya semakin tak bisa dipisahkan. “Sialan kau, Emma!” umpatnya. Mia mengambil ponsel dari dalam dompet bermerek yang dihadiahkan oleh Nate. Perempuan itu sengaja memakai semua pemberian tunangannya saat makan malam untuk membuat terkesan. Akan tetapi, justru malah ditinggalkan. “Dasar perempuan jala—” Mia tak melanjutkan kata-katanya karena Josephine mengangkat panggilan teleponnya. “Halo, Mrs Mordha.” “Mia, apa kau tahu baru jam setengah tiga pagi di sini?” protes Josephine disusul suara menguap dari balik ponsel. Mia mengubah nada suaranya menjadi tersedu-sedu. “Maafkan aku, Mrs M
Read more

Chap 34. Good morning, Baby!

Satu laki-laki yang mengetuk pintu dan satu lagi laki-laki yang membuka pintu. Keduanya saling beradu sorot mata tajam dengan wajah merah padam. Seolah-olah mereka berdua menyimpan dendam satu sama lain. Terlebih lagi, laki-laki di hadapan David. Ia menggertakan gigi sembari mengepalkan tangan karena tak percaya dengan yang dilihat olehnya. “Apa kau ada gangguan pendengaran?!” ketus laki-laki yang mengetuk pintu. “Aku tanya, apa yang kau lakukan di sini?” “Kau yang bertamu ke sini!” David mengingatkan dengan nada kasar. “Seharusnya kau yang menjawabku!” “Bertamu?” Laki-laki yang menjadi lawan bicara David bertanya-tanya dalam hati. “Apa dia … tinggal di sini?” Emma bergegas menuju pintu rumah saat mendengar keributan. Tangannya membuka daun pintu agar terbuka semakin lebar, lalu wajahnya muncul dari sebelah tubuh David. “Nate?” sebut Emma tak percaya. Perempuan itu menutup mulut dengan sebelah tangannya. “Bagaimana dia bisa tahu rumahku?” batinnya. Emma menoleh pada teman yang
Read more

Chap 35. Apa menurutmu ini ide bagus, Dave?

“Apa kau sudah menikahi Uncle Dave, Mom?” Laki-laki kecil dan mungil bertanya sembari mengejapkan mata beberapa kali. Laki-laki kecil yang pintar berucap dan sangat kritis itu memiliki nama Ethan Sean Melgren. Sang buah hati yang usianya sekarang sudah lebih dari lima tahun. Dia putra satu-satunya yang menjadi harta sekaligus kekuatan bagi Emma. Nama tengah dan belakang Ethan diambil dari nama sang kakek. Ethan memiliki tubuh sedikit lebih tinggi daripada anak seusianya. Wajah mungil dengan mata cokelat seperti mata milik sang ibu serta bulu mata melengkung ke atas. Dia sungguh laki-laki yang sangat tampan dan akan semakin tampan saat besar nanti. “Prft.” Emma lalu tertawa mendengar pertanyaan sang buah hati. “Tentu saja tidak, Baby. Kenapa kau bertanya seperti itu, hm?” “Bukankah ini tempat tinggal Uncle Dave?” tanya Ethan dengan tatapan penuh menyelisik. Pada saat menginjak usia lima tahun, Ethan beberapa kali menanyakan tentang ayahnya. Laki-laki bertubuh kecil itu diberi penge
Read more

Chap 36. Dia sudah tak sabar, Sir.

Nate duduk di ruang kerjanya dengan wajah geram. Sebelah tangannya sibuk membolak-balik kertas, sedangkan sebelah lagi menggerakkan tetikus optis. Matanya melihat layar laptop di hadapannya, tetapi hatinya masih sangat kesal. Bagaimana tak kesal jika dua minggu tak mengetahui keberadaan perempuan yang mampu menggetarkan hatinya.Nate memutuskan ingin mengambil hati Emma sembari mencari tahu yang sebenarnya terjadi enam tahun lalu. Laki-laki itu bahkan hampir mengemis agar perempuan yang dinikahi olehnya kembali padanya dan berjanji akan mengembalikan semua seperti sedia kala. Namun, permintaannya ditolak mentah-mentah.Sang CEO sekaligus pewaris tunggal dari Mordha Oil & Gas Company itu tak ingin menyerah. Iya, kata menyerah tak ada dalam kamusnya. Setelah membuat keributan di rumah Emma, Nate baru datang lagi keesokan harinya karena di hari yang sama ada pekerjaan mendesak. Sayangnya, Nate tak dapat lagi menemui pujaan hati karena rumah kecil itu sudah tak berpeng
Read more

Chap 37. Ibu tirimu memang sialan!

“Emma …,” panggil suara laki-laki dari belakangnya. Emma terdiam karena suara di belakangnya sembari mencoba menebak-nebak siapa pemilik suara berat dan dalam. Hampir mirip seperti suara Nate, tetapi sedikit berbeda. “Kau … Emma, ‘kan?” Laki-laki itu memastikan. Emma sedikit demi sedikit menoleh ke arah asal suara. Matanya lebih dulu menatap kemeja biru gelap yang menutupi tubuh tegap dan kuat. Ia mengira-ngira laki-laki itu memiliki tinggi yang sama dengan Nate jika dilihat dari tinggi bahu di hadapannya. Perempuan yang hendak masuk ke dalam restoran ayam cepat saji itu menelan air liur. “Dia bukan Nate karena aku hapal suaranya,” batinnya. “Lalu … dia siapa?” Laki-laki berambut pirang agak gelap sedikit meninggikan suara. “Melgren!” tegurnya. “Jangan pura-pura tak mengenaliku!” Emma perlahan-lahan mengangkat kepala sampai mata cokelat tua beradu tatap dengan sepasang iris mata biru pucat. Perempuan itu mengejapkan mata beberapa kali dengan mulut sedikit terbuka karena laki-laki
Read more

Chap 38. Aku suka tinggal di Chicago, Mom.

Selama satu minggu, Nate sudah beberapa kali menghancurkan barang karena kesal. Sang pewaris tampan dan kejam itu masih belum menemukan keberadaan Emma. Ia sudah memerintahkan asistennya agar menambah orang lagi yang dapat membantu orang suruhan mereka. Nate tetap melakukan pekerjaannya meski berada di Chicago. Ia sibuk mengurusi pekerjaan, mendengar rengekan tunangan, cerocosan ibu dan memantau pencarian Emma. Kepala yang ditumbuhi rambut cokelat alami miliknya serasa ingin pecah. Sebab itu, Nate memilih menghancurkan barang daripada kepala orang. “Bukankah sudah aku bilang kalau pekerjaanku di sini belum selesai?” Nate sedikit mendesis di ponsel karena rengekan sang tunangan. “Apa tak ada yang bisa kau kerjakan di London selain meneleponku setiap saat?” “Aku meninggalkan pekerjaanku untukmu, Nate!” Mia terdengar tak terima dengan kata-kata dari laki-laki yang dicintainya. “Well, apa aku memintamu?” Nate menantang perempuan yang sedang kesal di balik ponsel. “Kau boleh kembali ke
Read more

Chap 39. Jangan mempersulit dirimu, Em!

David yang memiliki nama lengkap David John Doxon memang bukan orang sembarang. Laki-laki itu putra pertama sekaligus anak laki-laki satu-satunya dari pemilik Doxon Group. Dia menjabat sebagai COO atau disebut juga sebagai tangan kedua dari CEO yang tak lain adalah ayahnya. Dan cepat atau lambat, Doxon Group juga akan menjadi miliknya. Seperti Mordha Oil & Gas Company, perusahaan milik ayah David bergerak di bidang minyak dan gas bumi. Kedua perusahaan itu sama-sama masuk ke dalam delapan perusahaan minyak dan gas terbesar di seluruh dunia. Mereka berdua sangat kompetitif sampai perusahaan lainnya menyebut mereka sebagai rival sejati. Sebagai pimpinan operasional perusahaan, dia bertanggung jawab mengawasi dan mengambil keputusan. Termasuk kantor yang baru buka beberapa bulan lalu di London, Inggris. Oleh sebab itu, David akan bertugas di sana selama beberapa bulan ke depan. Emma berkali-kali menolak saat David menawarkan pekerjaan dengan alasan tak ingin merepotkan. Namun, perempua
Read more

Chap 40. Cari perempuan ini secepatnya!

David menatap sepasang iris mata cokelat milik teman yang diam-diam disukai olehnya. “Bagaimana jika aku meminta kau menikah denganku, Em?” Emma terkesiap karena pertanyaan yang mengejutkan. Ia balik menatap laki-laki tampan berambut agak panjang yang berada di sebelahnya sembari mengejapkan mata beberapa kali. “A-Apa maksudmu, Dave?” tanyanya kebingungan. “Bukankah tadi kau bertanya cara membayar hutangmu padaku?” David mengingatkan perempuan itu. “Dan aku menjawab, bagaimana jika aku meminta kau menikah denganku? Untuk membayar hutangmu.” Laki-laki itu menyunggingkan senyuman seraya menaikkan alisnya beberapa kali. “Apa yang akan kau lakukan, Em?” Tak sedikit orang mengatakan bahwa perempuan dan laki-laki tak dapat berteman. Bukan tanpa alasan, melainkan sudah banyak kejadian. Itu juga yang terjadi pada David. Anak laki-laki dari pemilik Doxon Group sudah menyukai temannya sejak lama mereka masih remaja. Selama lima belas tahun atau dapat dikatakan setengah hidupnya, dia memend
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status