Aku tidak tahu apa salah hingga masih belum mendapat jodoh di usiaku yang lebih dari seperempat abad. Randi bukanlah cowok pertama yang mengisi hatiku. Ada Beni saat SMA, Ramon saat awal kuliah dan terakhir Randi. Mereka semua memutuskan sepihak hubungan kami tanpa alasan yang jelas."Kamu sih, Sa! Cowok mana yang tahan pacaran lama tapi nggak dapet apa-apa," cecar Dina, sahabatku sejak SMA.Aku mengalihkan pandangan dari novel ke wajah cuek Dina. Masih mencoba mencerna kata-katanya, akhirnya aku bertanya, "Maksud kamu?""Masa nggak ngerti, sih! Kamu inget-inget, deh. Beni, Ramon, dan Randi punya alasan yang sama waktu mereka mutusin kamu. Nggak cocok! Padahal karena kamu menghindari kontak fisik dalam bentuk apa pun. Boro-boro cium, gandengan tangan aja kamu nolak." Aku tercengang mendengar kata-kata Dina yang tak masuk akal. Meski dalam hati, aku mengiyakan asumsinya itu."Apa pacaran itu harus begitu? Pacaran buatku tujuannya cuma satu, menikah. Toh nanti saa
Read more