Home / Romansa / TEMAN TAPI MESRA / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of TEMAN TAPI MESRA: Chapter 41 - Chapter 50

137 Chapters

Kejutan

Gendis dan Rian memutuskan untuk menginap di villa menemani Sasha. Sudah lama rasanya sejak terakhir kali Sasha bisa tertawa selepas ini. Dulu sebelum Raga memiliki rasa yang berbeda kepadanya, Raga selalu bisa membuat Sasha tertawa sampai ia lupa dengan semua masalahnya. Tapi sekarang Raga sudah berbeda, dan yang jelas ia tidak lagi mau menjadi bagian dari hidup Sasha. "Disitu aja!"Ujar Gendis sambil menunjuk ke arah teras yang menghadap kolam renang dengan dagunya, ia sedang mengarahkan Rian yang sedang menenteng karpet yang akan mereka gunakan untuk ngobrol-ngobrol di teras belakang villa. "Bawa sini amunisisnya!" Teriak Rian saat karpet sudah tergelar dengan rapih. Tak lama kemudian muncul Sasha dan Gendis dari dalam villa menenteng banyak camilan, sebotol Whiskey, sebotol Cola dan beberapa bungkus rokok. "Kuaci jadi beli kan tadi?"Tanya Sasha sambil menatap Gendis yang membawa camilan. "Amaaaaan!"Gendis menunjukkan dua bungkus besar kuaci kesukaan mereka. "Yan lo ganten
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

I Miss You

"Such a small world!"Tukas Luke satu-satunya orang di sana yang tidak mengetahui konflik antara Daniel dan Sasha. Gendis yang menangkap kecanggungan yang terjadi segera berusaha untuk mencairkan suasana. "Oh ya, Daniel, ini Rian, teman aku dan Sasha," Gendis mengenalkan Daniel pada Rian, mereka berjabat tangan, wajah Daniel tampak menatap Rian menyelidik. Rian yang merasa di tatap dengan penuh curiga langsung berkata, "Apa yang kamu lihat tadi antara saya dan Sasha bukan apa-apa, swear! saya bener-bener teman baik Sasha sejak jaman sekolah. Bahkan Sasha juga cerita kok tentang kaliii,"Belum sempat Rian menyelesaikan kalimatnya, Gendis keburu menginjak kakinya. "Gak usah bawel itu mulut," Bisik Gendis pelan ditelinga Rian. Membuat Rian langsung menutup mulutnya. Luke mempersilahkan Daniel untuk duduk, sementara Sasha memilih menjauh. Ia menyibukkan diri dengan daging yang harus dipanggangnya. Bahkan ia mengusir Rian ataupun Gendis yang ingin membantunya. Sasha perlu waktu unt
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Gianna Oh Gianna

Makan malam yang paling menyenangkan yang pernah Sasha rasakan telah selesai. Gendis dan Luke berpamitan untuk pulang, sementara Rian yang malas menjadi nyamuk antara Sasha dan Daniel memilih untuk menemui temannya yang tinggal di Canggu. Tinggallah Sasha dan Daniel berdua, mereka menutup pintu depan tepat setelah semua orang pergi, termasuk Pak Hamdi yang tadi membantu membereskan semua kekacauan sisa makan malam. Sasha berdiri bersandar pada pintu, Daniel melangkah maju mendekati Sasha, sampai jarak mereka sangat dekat. Dengan satu gerakan cepat Daniel menarik pinggang Sasha, lalu mencium bibir Sasha dengan gairah yang tak tertahankan. Dengan rasa yang sama Sasha balas mencium Daniel, ia melepas kancing baju Daniel satu persatu dan mulai menggerayangi tubuh kekar Daniel, membuat Daniel balas membuka crop top yang Sasha kenakan. "Let's Get it done!" Bisik Daniel lalu menggendong Sasha masuk ke dalam kamar dan menidurkan Sasha di atas tempat tidur. Selanjutnya semua terjadi begit
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Cemburu & Curiga

Sasha yang mengharapkan makan siang yang menyenangkan dengan sahabat Daniel, cukup kecewa karena sikap Gianna yang menurut Sasha agak urakan dan tidak bisa menempatkan diri. Ia curiga antara Daniel dan Gianna dimasa lalu bukan hanya sekedar hubungan sahabat. Karena Gianna terlalu tau Daniel, sampai ke dalam-dalamnya! Sepulang dari meeting dengan Gianna untuk membicarakan klien besar pertama yang akan bergabung dengan LPC, Daniel dan Sasha mampir ke Beach Club untuk duduk-duduk dan melihat sunset. "Sorry ya Sha, Gianna memang seperti itu. Dia gak pernah bisa jaga mulutnya,"tukas Daniel, saat itu mereka sedang berdiri menghadap ke pantai. Sasha berusaha menyembunyikan kekesalannya, "It's okay, lama-lama juga nanti aku terbiasa,"Sahut Sasha dengan suara yang ia buat sesantai mungkin. Dengan lembut Daniel menarik pinggang Sasha agar mendekat padanya, lalu ia memeluk Sasha sambil mata keduanya tetap menatap ke arah pemandangan pantai yang indah, sunset sebentar lagi akan turun. "T
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Starting Up

Setelah hampir satu minggu menghabiskan waktu di Bali, Sasha kembali ke Jakarta. Ia dan Daniel baru saja sampai di depan rumah Sasha saat tiba-tiba seseorang tampak baru saja keluar dari rumah Sasha dengan wajah putus asa. Sasha membuka pintu mobil dengan wajah pias, ada rasa bersalah di hatinya, tapi juga ada rasa kecewa. "Sha?" Raga berdiri di depan Sasha dengan wajah tak terbaca. Lalu ia melihat Daniel yang turun dari mobil dan berdiri di sebelah Sasha. Tangannya mengepal."Semua orang bingung nyari lo Sha! Oma, Mama, Jasmine, Katia! Lo cuma pamit mau keluar kota tapi gak bilang mau kemana! Ternyata lo malah pergi sama orang ini?!" suara Raga terdengar bergetar. Sasha terdiam, bibirnya mulai bergetar, ingin menangis. Daniel memilih diam, enggan turut campur, takut memperkeruh suasana. "Sha, mungkin sebaiknya aku pergi dulu, biar kamu bisa selesaikan semua dengan Raga," bisik Daniel pada Sasha, lalu beranjak pergi setelah Sasha mengangguk mengiyakan. Daniel percaya dengan Raga,
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Dua Wanita Yang Mengerikan

Masih di dalam ruangan kantor. Daniel menatap Sasha, mempelajari ekspresi wajah Sasha yang berubah. Lalu ia memeluk Sasha dari belakang. "Sha, aku tau kamu kurang nyaman dengan Gianna, tapi untuk saat ini, we need her so bad! Do it for LPC, do it for me, please?" tukas Daniel di telinga Sasha, sangat dekat sampai Sasha bisa mencium aroma aftershave milik Daniel. "Well, i have no choice then," sahut Sasha lalu memegang tangan Daniel dan mengusapnya pelan. "Gosh, you turn me on everytime Sha," Daniel mencium leher Sasha, membuat hasrat Sasha mulai tergelitik. Dengan satu gerakan cepat Daniel memutar tubuh Sasha menghadapnya, lalu menyentuh bibir Sasha pelan dan menciumnya dengan lembut. Sasha balas mencium Daniel, tangannya mulai menjelajah pinggang Daniel, mereka mulai sama-sama tak dapat menahan hasrat satu sama lain, namun tiba-tiba. "Whoa Whoa!!! Apakah aku masuk ke ruangan yang salah?!" Gianna berdiri di sana dengan senyum menyebalkan yang membuat Sasha langsung menjauh dari
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Mantan Teman Tidur

"Babe, get some rest, kepala kamu pusing kan?" tukas Daniel, tangannya sedang sibuk mencuci ayam di sink cuci piring. Sasha bangkit dari duduknya, berdiri memeluk Daniel dari belakang. "Aku udah enakan kok, aku bantuin masak boleh?" Daniel menoleh mencium kening Sasha, setelah selesai mencuci ayam dan mencuci tangannya, Daniel berbalik badan. "Sha," Daniel memeluk Sasha sambil menciumi rambut Sasha. "Move in with me! Penthouse ini terlalu besar untuk aku sendiri," tukas Daniel, suaranya terdengar sungguh-sungguh. Sasha terdiam, apakah tidak terlalu cepat untuk mereka tinggal bersama? Mereka baru saja benar-benar memutuskan untuk menjalin hubungan kurang dari dua minggu yang lalu. Tapi Sasha sudah sangat nyaman dengan Daniel, ia seperti selalu merasa terlindungi. "Are you sure about this?" tanya Sasha, ia melepaskan pelukan Daniel dan menatap mata Daniel dalam. Daniel memegang kedua tangan Sasha,"I've never been this sure!" suara Daniel terdengar sangat meyakinkan. Membuat Sas
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Tinggal Bersama

Daniel mengemudi kencang, matanya fokus ke depan, ia sama sekali tak berkata apa-apa. Begitu juga Sasha, yang memilih diam dan berpaling melihat ke jendela mobil. Dalam hati Sasha menggerutu, mereka baru saja menjalin hubungan selama kurang dari dua minggu dan sudah ribut seperti ini. Bagaimana bisa ia mengharapkan hubungan yang langgeng dengan Daniel. Gianna Gianna Gianna! Rasanya Sasha ingin menjambak wanita itu, apa hak dia memperlakukan Sasha seperti itu. Dan mengapa pula Daniel harus membela Gianna! Jangan-jangan ini bukan sekedar tentang LPC, tapi tentang Daniel yang mungkin juga tidak bisa kehilangan Gianna, seperti Sasha tidak ingin kehilangan Raga. Mungkinkah memang seperti itu? Sasha terus berpikir dan berdebat dengan dirinya sendiri, sebentar ia menyalahkan dirinya sendiri namun segera berbalik menyalahkan Daniel. Begitu terus sampai akhirnya ia tertidur kelelahan di tengah kemacetan Jakarta. "I know it's not easy for us Sha, tapi perasaan aku ke kamu itu nyata, rasany
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Jealousy Incernate

Daniel menunggu Sasha membuka mulutnya, namun Sasha masih terdiam sambil menatap Daniel, seolah sedang menimbang-nimbang. "Why?" tanya Daniel setengah kecewa karena Sasha tidak terlalu terlihat excited. Sasha menghela nafas,"Pernikahan gak semudah itu Dan, apa gak terlalu cepat buat kita melangkah sejauh itu," tukas Sasha hati-hati. Daniel menyandarkan tubuhnya ke dipan,"Why should we wait kalau kita sudah yakin satu sama lain?" sahut Daniel. "Marriage is not only about us, ini melibatkan keluarga kita juga, especially my family, I can't just leave them like that," ujar Sasha pelan. Daniel menatap Sasha penuh tanda tanya, "leave them? What do you mean? Kita hanya akan menikah Sha bukan pergi kamana-mana, we are not going to leave your family," tukas Daniel meyakinkan Sasha. Sasha memegang tangan Daniel, "Take it slow please, step by step. I just, I'm not ready for the marriage thing," pikiran Sasha terbang berputar mengingat Jasmine dan Katia yang masih harus ia besarkan. Haru
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Ups & Downs

"Babe, did you see my phone?" tanya Daniel saat Sasha terbangun. Jam digital menunjukkan pukul 7.00 pagi. Sasha mengernyit silau karena Daniel sudah membuka tirai lebar-lebar. "No, where did you put it?" sahut Sasha parau, ia mengikat rambutnya lalu beranjak menuju kamar mandi. Daniel menggumam tidak jelas. Sampai Sasha selesai mandi Daniel masih mencari-cari ponselnya, "Gak ketemu?" tanya Sasha sambil ikut mencari. Daniel menerawang, mengingat-ingat dimana ia terakhir meletakkan ponselnya. Lalu ia menepuk dahinya, "Astaga! I think I left it in the car!" tukas Daniel tiba-tiba. Sasha hanya menarik nafas, tak habis pikir. "Babe, can you call Gianna, maybe she kept my phone," Daniel menghampiri Sasha yang sedang mengeringkan rambut. "How can I? I don't even have her number," sahut Sasha singkat. Daniel mengernyitkan dahi, "You guys are office mate, kamu harusnya punya nomor dia Sha, just for office matter you know," tukas Daniel datar, tak bermaksud menyinggung Sasha. Sasha me
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more
PREV
1
...
34567
...
14
DMCA.com Protection Status