Rin Leung berdiri tegap, di bawah pohon palem besar di pinggir pantai. Di belakangnya, berdiri selusin mafia yang sedang berbaris menunggu perintah darinya. Dengan nafas terengah-engah dan tubuh berlumuran darah, wajah Rin yang tegas dan tampan, terlihat semakin garang dan menakutkan. Cipratan darah, yang ada di wajah dan pakaiannya, menambah kesan angker yang dimilikinya. Di samping Rin, tergeletak, seorang pria berbadan kekar, yang mati terkapar, dengan luka tusuk di dadanya. "Weilu!!" teriak Rin memanggil salah satu anak buahnya. Seorang pria muda memakai kemeja warna cream, maju kedepan lalu berjalan mendekati sang mafia. "Ya, bos!" sahut pria muda itu. "Apakah semua sudah terkendali?" tanya Rin. Dengan bibir gemetar ketakutan, Weilu menjawab, "Sudah bos! Begitu tuan besar mengirimkan bala bantuan ke sini, kondisi langsung terkendali." Rin mengangguk-anggukkan kepala sembari menyeka, darah di sudut bibirnya menggunakan telapak tangannya. "Lalu, bagaimana kondisi di
Read more