Jenazah SuamikuBab 42 : EksekusiSetelah mobil Restu menghilang, aku langsung masuk kamar Winka. Perasaan jadi tak menentu, kayaknya mendadak demam deh. Kutarik selimut dan memejamkan mata, kepala juga mendadak pusing ini."Wulan, kamu sakit, Nak? Ayo, makan siang dulu!" Terdengar samar-samar suara Bu Hera--mertuaku.Aku menurunkan selimut dari wajah, lalu tampaklah mertuaku di dekat ranjang."Kamu demam, Wulan?" Bu Hera memegang dahiku."Eh, nggak kok, Ma, Wulan cuma ngantuk saja," jawabku sambil bangun."Kamu benaran nggak apa-apa, Wulan? Apa kepalanya pusing, mual muntah juga?" tanyanya dengan bibir yang mengukir senyuman.Aku menelan ludah, ini sih mertuaku menyebutkan gejala kehamilan. Cepat-cepat aku menggeleng, karena tak ingin dia terlalu berharap dengan sesuatu yang mustahil."Nggak kok, Ma, Wulan baik-baik saja. Ayo, makan siangnya! Oma dan Tante Rani mana?" Aku berusaha mengalihkan pembicaraan dan membuat dir
Last Updated : 2022-03-16 Read more